Mata bintitan dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan hordeolum atau stye. Meskipun tidak berbahaya, bintitan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari Anda karena rasa nyerinya serta merusak keindahan mata Anda. Penyebab mata bintitan sering kali dikaitkan dengan hobi mengintip orang lain. Padahal, penyebab gangguan mata bintitan bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sekilas tentang mata bintitan
Mata bintitan adalah kondisi ketika timbul benjolan di ujung kelopak mata, baik kelopak mata bagian atas maupun bawah.
Benjolan ini timbul karena adanya kelenjar minyak di kelopak mata yang tersumbat.
Di kelopak mata terdapat kelenjar minyak yang bisa tersumbat oleh sel kulit mati, kotoran, dan kelebihan minyak.
Ada tiga kelenjar kelopak mata yang sering tersumbat dan terinfeksi, yaitu kelenjar zeis, moll, dan meibom.
Berdasarkan kelenjar yang terinfeksi, mata bintitan bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu hordeolum internal dan hordeolum eksternal.
- Mata bintitan internal. Ini terjadi ketika kelenjar meibom yang tersumbat. Pada jenis ini, benjolan biasanya muncul di kelopak mata atas serta mengarah ke sisi dalam, sehingga kelopak mata perlu dibuka untuk dapat melihat benjolan dengan lebih jelas.
- Mata bintitan eksternal. Ini terjadi ketika adanya sumbatan pada kelenjar zeis atau moll. Hordeolum eksternal akan muncul di pangkal bulu mata, baik pada kelopak mata atas maupun bawah. Biasanya, benjolan akan mengarah ke sisi luar.
Sementara itu, meski sama-sama benjolan di kelopak mata, bintitan dan kalazion berbeda.
Pada kalazion, benjolan umumnya tidak terasa nyeri, sedangkan rasa sakit bisa Anda rasakan saat mengalami bintitan.
Apa penyebab mata bintitan?
Mata bintitan umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menyerang kelenjar minyak di dalam mata atau kantong akar bulu mata.
Sebenarnya, bakteri tersebut secara normal hidup di kulit manusia. Namun, infeksi dapat terjadi saat kulit mengalami kerusakan atau terluka dan bakteri masuk ke dalamnya.
Infeksi ini menyebabkan kelenjar minyak tersumbat, sehingga timbul peradangan dan benjolan di kelopak mata. Benjolan biasanya hanya muncul di salah satu mata.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa menyerang kedua mata secara bersamaan. Benjolan terkadang juga dapat berjumlah lebih dari satu pada satu mata.
Kondisi ini cukup umum terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja dari semua golongan usia dan jenis kelamin.
Hanya saja, mata bintitan cenderung lebih sering dialami oleh orang dewasa dibandingkan anak-anak. Ini karena orang dewasa menghasilkan lebih banyak minyak di dalam kelenjarnya.
Hal ini membuat penyumbatan pada kelenjar minyak lebih mudah terjadi. Akibatnya, risiko terjadinya infeksi pada kelenjar minyak juga lebih besar.
Sementara itu, banyak orang menyebutkan bahwa mata bintitan bisa ditularkan hanya dengan melihat mata orang yang sedang mengalami kondisi ini.
Padahal, itu hanya mitos dan bukan fakta yang sebenarnya. Faktanya, mata bintitan umumnya bukanlah kondisi yang menular.
Namun, bakteri penyebab bintitan bisa menyebar melalui sentuhan langsung pada benjolan atau dengan tangan orang lain yang baru saja menyentuh benjolan tersebut.
Adapun selain infeksi bakteri, kondisi medis tertentu juga bisa menimbulkan reaksi inflamasi pada kelopak mata, sehingga menimbulkan bintitan.
American Academy of Opthalmology menyebut, salah satu kondisi tersebut adalah blefaritis. Ini adalah kondisi yang membuat kelopak mata bengkak dan merah.
Apa faktor risiko penyebab mata bintitan?
Anda berisiko lebih tinggi mengalami mata bintitan jika memiliki faktor-faktor berikut ini.
1. Menyentuh mata sebelum mencuci tangan
Menyentuh mata dengan tangan yang kotor berisiko menyebabkan mata terpapar oleh berbagai macam bakteri, termasuk bakteri penyebab bintitan.
Hal ini juga bisa menyebabkan penularan bintitan, baik ke bagian mata lainnya atau bahkan ke orang lain.
2. Menggunakan kontak lensa yang kotor
Menggunakan lensa kontak tanpa membersihkannya atau mencuci tangan terlebih dahulu bisa menyebabkan adanya kotoran yang masuk ke mata.
Hal ini berisiko memicu terjadinya infeksi pada mata, termasuk pada bagian kelopak mata dan menimbulkan bintitan.
3. Menggunakan kontak lensa kedaluwarsa
Sama seperti kontak lensa yang kotor, kontak lensa kedaluwarsa juga bisa menyebabkan mata bintitan.
Kontak lensa kedaluwarsa berisiko menimbulkan peradangan pada mata jika masih digunakan. Pada kondisi ini, mata lebih berisiko mengalami infeksi, termasuk akibat bakteri penyebab bintitan.
4. Tidak membersihkan makeup sebelum tidur
Tidak membersihkan makeup sebelum tidur bisa menyebabkan kelenjar minyak pada wajah tersumbat, termasuk kelenjar minyak pada kelopak mata.
Akibatnya, peradangan dapat terjadi dan menimbulkan bintitan.
5. Menggunakan makeup kedaluwarsa
Bukan hanya tidak membersihkan makeup sebelum tidur, menggunakan makeup yang telah kedaluwarsa juga berisiko menyebabkan bintitan.
Ini karena makeup kedaluwarsa mungkin telah mengalami penumpukan bakteri yang telah terkandung di dalamnya.
6. Memiliki kulit kering
Kulit kelopak mata lebih tipis dari kulit lainnya. Jika terlalu kering. kulit akan mudah menjadi kasar dan bersisik.
Akibatnya, kulit bisa lebih mudah mengalami luka dan terinfeksi.
7. Memiliki ketombe
Meski tidak berdampak langsung pada mata, ketombe ternyata bisa memicu terjadinya bintitan.
Ketombe yang jatuh bisa mengenai mata dan menyebabkan mata menjadi kotor, baik karena ketombe itu sendiri atau karena Anda harus menyentuh mata tanpa cuci tangan dulu.
Hal tersebut bisa menyebabkan kelenjar keringat pada kelopak mata tersumbat, sehingga terjadi bintitan.
8. Menderita gangguan mata lainnya
Gangguan mata lainnya, seperti blefaritis, bisa menyebabkan peradangan pada ujung kelopak mata.
Kondisi tersebut bisa membuat kelopak mata lebih rentan terhadap bakteri penyebab infeksi sehingga lebih berisiko mengalami bintitan.
9. Mengalami gangguan atau perubahan hormon
Diketahui bahwa gangguan atau perubahan hormon, misalnya akibat stres, bisa memicu terjadinya bintitan.
10. Menderita kondisi medis tertentu
Kondisi tertentu, seperti rosacea, dermatitis seboroik, diabetes, atau kolesterol tinggi, bisa menyebabkan seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami bintitan.
Untuk informasi selengkapnya, Anda bisa menanyakan kepada dokter Anda.
[embed-health-tool-bmi]