backup og meta

9 Manfaat Temulawak sebagai Obat Alami

9 Manfaat Temulawak sebagai Obat Alami

Manfaat temulawak umum digunakan sebagai pengobatan tradisional. Banyak yang menggunakan bahan herbal, baik rimpang segarnya maupun suplemen, sebagai obat antiradang serta penyembuh luka. Lantas, apa saja manfaat temulawak menurut riset ilmiah? Berikut ulasannya.

Kandungan temulawak

Temulawak adalah tanaman asli Indonesia yang bentuknya mirip dengan kunyit. Sekarang ini, temulawak banyak dibudidayakan sebagai tanaman herbal rumah.

Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma zanthorrhiza ini biasanya berbentuk seperti silinder dengan diameter 6 cm.

Umumnya, temulawak ini memiliki akar rimpang dan kulit yang berwarna kuning muda. Rimpang ini mengandung kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan mineral. 

Pati merupakan komponen terbesar dalam rimpang temulawak. Pati biasanya berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid (zat pemberi warna kuning). 

Bahan herbal ini juga mengandung sejumlah senyawa lain, di antaranya:

  • protein,
  • lemak,
  • serat,
  • karbohidrat,
  • kurkumin,
  • kalium,
  • natrium,
  • kalsium,
  • magnesium,
  • zat besi,
  • mangan, dan
  • kadmium

Selain itu, ada tiga zat aktif yang terkandung dalam temulawak. 

  • Germakron: antiradang dan menghambat pembengkakan.
  • P-toluicmetilkarbinol dan seskuiterpen d-kamper: meningkatkan produksi empedu.
  • Turmeron: sebagai antimikroba.

Manfaat temulawak untuk kesehatan

minum temulawak sebelum atau sesudah makan, cara mengonsumsi temulawak

Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, penyedap masakan, minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetik. 

Manfaat bahan herbal ini sebagai obat sudah cukup lama dikenal dan diketahui, baik di dalam maupun luar negeri.

1. Mengobati gangguan pencernaan

Manfaat temulawak yang pertama adalah mungkin dapat merangsang produksi cairan empedu di kantong empedu.

Tentu saja hal ini membantu pencernaan serta metabolisme makanan dalam tubuh.

Tidak hanya itu, menurut para ahli, bahan alami ini juga berpotensi untuk mengatasi perut kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan nafsu makan.

Jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology mengamati pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi tanaman ini setiap harinya.

Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat.

2. Mengatasi osteoartritis

Khasiat temulawak lainnya adalah berpotensi membantu pasien yang mengalami osteoartritis.

Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif, di mana sendi-sendi menjadi terasa sakit dan kaku.

Hal ini tercatat dalam sebuah jurnal lama yang diterbitkan di dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine

Jurnal tersebut menunjukkan bahwa efek bahan herbal ini mungkin hampir sama seperti efek ibuprofen (obat penghilang rasa sakit) yang diberikan pada pasien osteoartritis

3. Obat kanker

sulforaphane menghambat sel kanker

Meski masih sangat terbatas, ada studi yang memperlihatkan khasiat kandungan kurkumin temulawak untuk pengobatan kanker.  

Sebuah ulasan dalam Genes & nutrition (2010) menunjukkan kandungan kurkumin berpotensi membantu pengobatan kanker prostat, kanker payudara, dan kanker usus.

Hasil penelitian menyatakan bahwa bahan herbal ini mungkin bisa menghambat pertumbuhan serta perkembangan kanker prostat.

4. Obat antiradang

Menurut jurnal Evidence-based complementary and alternative medicine (2021), temulawak mengandung senyawa antiradang yang berpotensi untuk menghambat produksi prostaglandin E2 yang memicu peradangan.

Kurkumin diduga memiliki sifat antiradang yang lebih kuat daripada turunan kurkuminoid lainnya seperti bentuk demetoksi atau bisdemetoksi.

Kandungan antiradang di dalamnya juga berpotensi membantu mengatasi penyakit akibat peradangan di dalam tubuh seperti radang sendi.

5. Antibakteri dan antijamur

Tanaman ini juga mengandung berbagai senyawa antibakteri dan antijamur.

Kandungan antibakteri dalam bahan herbal ini memiliki manfaat terutama cukup efektif untuk membasmi bakteri jenis Staphylococcus dan Salmonella

Kemampuan antimikroba ini dimungkinkan karena kandungan senyawa fenoliknya terutama xanthorrhizol dan kurkuminoid sebagai bahan utamanya. 

Sementara senyawa antijamurnya cukup berpotensi menghilangkan jamur dari golongan dermatofita.

6. Obat jerawat

Dalam dunia kecantikan, bahan herbal ini juga berpotensi sebagai obat jerawat. Ini karena temulawak memiliki astringent

Astringent bermanfaat untuk mengurangi produksi minyak dari kelenjarnya.

Selain itu, kandungan antiseptik di dalam astringent juga bisa membantu membersihkan kulit dari bakteri penyebab jerawat

Dengan begitu, jerawat yang meradang akan berangsur membaik dan sembuh.

7. Menjaga kesehatan hati

virus hepatitis B

Dilansir dari Scientific Researh Journal (2014), ekstrak temulawak mungkin memiliki manfaat dalam melindungi hati dari hepatotoksin, seperti karbon tetraklorida dan asetaminopen. 

Hepatotoksin adalah bahan kimia yang menyebabkan efek buruk pada hati. 

Dengan begitu, bahan herbal ini berpotensi menjadi salah satu bahan alami yang mungkin dapat dijadikan pilihan untuk membantu menjaga kesehatan hati Anda.

8. Obat diuretik

Manfaat temulawak lainnya yang sayang jika dilewatkan yaitu sebagai obat diuretik alami.

Diuretik merupakan zat yang membantu membersihkan tubuh dari garam (natrium) dan air, sehingga tak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh. 

Sifat diuretik ini juga berpotensi mengambil kelebihan cairan dari pembuluh darah. 

Proses ini membantu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh Anda.

Biasanya diuretik sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah, mengobati, dan memperbaiki masalah seperti:

  • gagal jantung,
  • gagal hati,
  • pembengkakan jaringan (edema), dan
  • masalah pada ginjal.

9. Meredakan kram otot

Minyak temulawak ternyata juga berpotensi sebagai sebagai antispasmodik.

Antispasmodik merupakan golongan obat yang memiliki sifat sebagai pelemas otot. Artinya, obat ini bisa merilekskan otot halus di usus dan mencegahnya dari kejang.

Obat antispasmodik biasanya bermanfaat untuk mengatasi kondisi Irritable Bowel Syndrome (IBS). IBS adalah kondisi saat usus besar mengalami gangguan akibat kontraksi otot yang tidak normal.

Dengan kandungan antispasmodiknya, bahan herbal ini berpotensi untuk menjadi salah satu obat alami yang bisa membantu meringankan gejala IBS. 

Efek samping temulawak

Selain memiliki manfaat, tanaman ini bisa menyebabkan efek samping pada kondisi tertentu. 

  • Jika digunakan lebih dari 18 minggu, bahan alami ini berisiko menimbulkan iritasi lambung dan mual.
  • Temulawak dapat meningkatkan produksi empedu yang akan memperburuk kondisi kesehatan pasien penyakit hati dan penyakit empedu.

Anda yang memiliki masalah hati dan empedu sebaiknya menghindari penggunaan temulawak untuk pengobatan herbal apa pun.

Mungkin saja ada efek samping lain yang terjadi. Terlebih, jamu yang terbuat dari tumbuhan herbal juga tidak memiliki standar dosis yang tetap. Oleh karena itu, efeknya pun akan berbeda pada tiap orang.

Cara mengonsumsi temulawak

temulawak untuk daya tahan tubuh

Untuk mendapatkan manfaatnya, herbal yang satu ini biasanya diolah sebagai jamu atau minuman. Sekarang juga tersedia beberapa minuman temulawak kemasan yang praktis.

Berikut salah satu cara meminum temulawak yang bisa Anda coba di rumah.

Bahan-bahan

  • 50 gr temulawak
  • 20 gr asam kawak tanpa biji
  • 25 gr kencur
  • 10 gr jinten
  • 100 ml air matang
  • 100 gr gula aren
  • 2 lembar daun pandan
  • 1 liter air

Cara membuat

  1. Iris temulawak dan kencur, sangrai dalam wajan.
  2. Campur dengan asam kawak, kencur, jinten, dan 100 ml air matang menggunakan blender, sisihkan.
  3. Didihkan air dengan gula dan daun pandan hingga gula larut.
  4. Campurkan dengan rebusan air gula, aduk rata kemudian saring.
  5. Sajikan dalam keadaan hangat atau dingin sesuai selera.

Meski memiliki segudang manfaat untuk kesehatan, temulawak tidak bisa menggantikan obat dan perawatan dari dokter. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan manfaat obat herbal yang satu ini. 

Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter dan ikuti aturan minum jamu yang berlaku.  

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Afifah, dr. Efi. 2005. Khasiat dan Manfaat Temulawak Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka: Jakarta

Chainani-Wu N. (2003). Safety and anti-inflammatory activity of curcumin: a component of tumeric (Curcuma longa). Journal of alternative and complementary medicine (New York, N.Y.), 9(1), 161–168. https://doi.org/10.1089/107555303321223035

Diastuti, H., Syah, Y. M., Juliawaty, L. D., Singgih, M. (2014). Antibacterial Curcuma xanthorrhiza Extract and Fractions. Journal of Mathematical and Fundamental Sciences, 46(3), 224-234. https://journals.itb.ac.id/index.php/jmfs/article/view/915/538

Kustina, E., Zulharmita, Z., Misfadhila, S. (2020). Traditional uses, Phytochemistry and Pharmacology of Curcuma xanthorriza Roxb.: A Review. International Journal of Science and Healthcare Research, 5(3).

Rahmat, E., Lee, J., & Kang, Y. (2021). Javanese Turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.): Ethnobotany, Phytochemistry, Biotechnology, and Pharmacological Activities. Evidence-based complementary and alternative medicine : eCAM, 2021, 9960813. https://doi.org/10.1155/2021/9960813

Salleh, N. A., Ismail, S., & Ab Halim, M. R. (2016). Effects of Curcuma xanthorrhiza Extracts and Their Constituents on Phase II Drug-metabolizing Enzymes Activity. Pharmacognosy research, 8(4), 309–315. https://doi.org/10.4103/0974-8490.188873

Samanhudi, Yunus, A., Pujiasmanto, B., Rahayu, M. (2014). Application of Organic Manure and Mycorrhizal for Improving Plant Growth and Yield of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Scientific Research Journal (SCIRJ), 2(5).

Samanhudi, Yunus, A., Pujiasmanto, B., Saras, A. (2017). In Vitro Propragation of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Jurnal Jamu Indonesia, 2(2), 37-42.

Teiten, M. H., Gaascht, F., Eifes, S., Dicato, M., & Diederich, M. (2010). Chemopreventive potential of curcumin in prostate cancer. Genes & nutrition, 5(1), 61–74. https://doi.org/10.1007/s12263-009-0152-3

Versi Terbaru

28/04/2023

Ditulis oleh Widya Citra Andini

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Daun Bidara

Wheatgrass


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 28/04/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan