backup og meta

Obat Diuretik Alami untuk Mengatasi Tubuh Bengkak Akibat Air

Obat Diuretik Alami untuk Mengatasi Tubuh Bengkak Akibat Air

Edema merupakan kondisi cairan berkumpul pada suatu bagian tubuh sehingga mengakibatkan pembengkakan. Untuk mengatasinya, obat diuretik kimia akan diberikan oleh dokter. Namun ternyata, ada juga bahan alami sebagai obat diuretik.

Berbagai bahan yang bisa digunakan sebagai obat diuretik alami

manfaat minum teh hijau

Edema (pembengkakan) sering terjadi pasien tekanan darah tinggi, gangguan fungsi ginjal, hati, dan jantung. Bahkan kondisi ini juga bisa dialami bila Anda kurang melakukan pergerakan tubuh.

Obat diuretik yang juga dikenal dengan sebutan pil air berfungsi bantu mengeluarkan garam dan air berlebih dari dalam tubuh. Nanti, hasilnya akan dikeluarkan lewat urine. Pada pasien edema, obat ini akan mengurangi pembengkakan pada anggota tubuh akibat adanya penumpukan cairan.

Selain obat-obatan dari dokter, ada pula beberapa bahan alami yang dapat menghasilkan efek diuretik. Berikut adalah di antaranya.

1. Teh hijau

Teh hijau dikenal dengan kandungan antioksidan yang tinggi dan disebut-sebut ampuh membakar simpanan lemak di dalam tubuh.

Ternyata, tak hanya itu saja fungsi dari teh hijau. Menurut International Scholarly Research Notices, mengonsumsi teh hijau dalam jumlah banyak ataupun sedikit dapat memberikan efek diuretik.

Pada penelitian tersebut, disebutkan bahwa teh hijau yang dikombinasikan dengan hidroklorotiazid, salah satu jenis diuretik, akan menghasilkan peningkatan aktivitas pembuangan urin yang lebih signifikan dibandingkan hanya dengan minum hidroklorotiazid saja.

2. Teh hitam

Teh hitam juga bisa meningkatkan produksi urine. Sama seperti teh hijau, teh hitam memiliki kandungan kafein yang memang memiliki efek diuretik.

Namun, menurut European Journal of Clinical Nutrition, kafein yang ada di dalam teh ini tak terlalu banyak, sehingga untuk menimbulkan efek diuretik, Ada harus mengonsumsi setidaknya 6 – 7 gelas teh.

3. Peterseli

manfaat peterseli

Seringnya, peterseli digunakan sebagai salah satu bahan untuk menyedapkan atau membuat  masakan terlihat lebih menarik. Namun, ternyata fungsinya tak hanya sampai di situ, masih banyak kegiatan yang ditawarkan oleh bahan satu ini, tak terkecuali efek diuretiknya.

Peterseli dianggap sebagai salah satu obat diuretik alami yang dapat membantu timbunan berat air Anda berkurang. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology yang melakukan penelitian pada pasien dengan gangguan ginjal, peterseli dapat meningkatkan jumlah urin dalam satu hari.

4. Tanaman kembang sepatu

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Ethnopharmacol, menyatakan bahwa ekstrak tanaman ini dapat membantu fungsi kerja ginjal sehingga meningkatkan produksi urin dan mencegah edema. Tanaman ini biasanya dibuat untuk campuran teh. 

5. Paku ekor kuda

Telah banyak produk teh yang menggunakan tanaman herbal ini sebagai bahan dasarnya.

Obat diuretik alami yang berbentuk seperti daun pakis ini, tak hanya diracik sebagai teh, namun juga diambil ekstraknya untuk dijadikan obat herbal. Paku ekor kuda mengandung hydrochlorothiazide yang dianggap sebagai zat diuretik.

6. Dandelion

Dandelion termasuk bahan alami yang bisa dimanfaatkan menjadi obat diuretik. Penelitian yang diterbitkan pada 2014 menemukan bahwa salah satu senyawa yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan fungsi ginjal dan frekuensi buang air kecil.

Tak hanya itu, dandelion juga tinggi atas kandungan kaliumnya yang berfungsi untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Anda bisa mencoba mengonsumsi teh atau suplemen yang mengandung ekstrak dandelion.

Apa yang harus diperhatikan ketika menggunakan obat diuretik alami?

manfaat dandelion

Semua tanaman herbal di atas memang bisa dijadikan obat diuretik alami. Namun dalam penggunaannya, Anda tetap harus berkonsultasi pada dokter yang menangani Anda.

Bila Anda bingung memilih obat diuretik mana yang harus Anda gunakan, maka jangan ragu untuk bertanya pada dokter atau tim medis yang menangani Ada.

Terutama bila Anda memiliki alergi terhadap bahan-bahan tertentu, pastinya Anda harus memastikan bahwa bahan alami tersebut tidak akan menimbulkan reaksi alergi atau efek samping yang berbahaya.

Selain itu, Anda juga sebaiknya tidak terlalu bergantung pada obat alami. Sebab, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar membuktikan obat bisa bekerja secara efektif dalam menangani masalah Anda.

Mengurangi konsumsi natrium untuk pencegahan

Berat air akan kembali tertimbun dan membuat salah satu bagian tubuh Anda bengkak, jika tak menghentikan penyebab kondisi ini. Salah satu faktor mengapa Anda mengalami edema yaitu tingkat konsumsi natrium yang tinggi.

Natrium banyak terdapat di dalam garam dan makanan atau minuman kemasan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan tersebut akan membuat tubuh Anda menahan air lebih banyak, sehingga tubuh menjadi bengkak.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Diuretics. (2019). Mayo Clinic. Retrieved 11 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/diuretics/art-20048129

Water Retention: Are There Natural Diuretics? (2020). Mayo Clinic. Retrieved 11 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/weight-loss/expert-answers/water-retention/faq-20058063

Chakraborty, M., Kamath, J., & Bhattacharjee, A. (2014). Potential Interaction of Green Tea Extract with Hydrochlorothiazide on Diuretic Activity in Rats. International Scholarly Research Notices, 2014, 1-5. doi: 10.1155/2014/273908. Retrieved 11 December 2020.

Al-Yousofy F, et al. (2017). Parsley! Mechanism as antiurolithiasis remedy. American Journal of Clinical and Experimental Urology. Retrieved 11 December 2020.

Alarcón-Alonso J, et al. (2012). Pharmacological characterization of the diuretic effect of Hibiscus sabdariffa Linn (Malvaceae) extract. Journal of Ethnopharmacology. doi:10.1016/j.jep.2011.12.005. Retrieved 11 December 2020.

Versi Terbaru

08/01/2021

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Diabetes Insipidus

Terapi ESWL, Pengobatan Batu Ginjal dengan Gelombang Kejut


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 08/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan