backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Daun Bidara

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Daun Bidara

Masyarakat Indonesia tentu sudah cukup mengenal tanaman atau pohon bidara. Selama ini, daun bidara digunakan untuk kebutuhan ritual keagamaan dan pengobatan tradisional. Namun, secara riset apa saja manfaat daun bidara dan bahaya daun bidara yang mungkin ditimbulkan?

Mengenal daun bidara

Bidara atau jujuba (Ziziphus mauritiana L.) adalah semak daun yang umumnya tumbuh di daerah kering dan semi kering di dunia.

Bidara juga dapat menjadi obat herbal yang dibudidayakan di rumah

Tanaman bidara dewasa bisa setinggi 7,8 meter dengan diameter kanopi 9 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau mengkilap di atas, dan hampir putih di bawahnya.

Dalam pengobatan tradisional, tanaman bidara umum digunakan sebagai antidiabetes, obat penenang, bronkitis, dan antidiare oleh masyarakat. 

Manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa bioaktif dari daun dan buah bidara. 

Menurut riset dari jurnal Molecules (2016), bidara kaya akan polifenol, alkaloid siklopeptida, saponin dammarane, vitamin, mineral, asam amino, dan asam lemak tak jenuh ganda. 

Lebih jauh, senyawa tersebut memiliki sifat antimikroba, antiradang, hipoglikemik (mengontrol gula darah), antioksidan, dan efek imunomodulator (menstimulasi imun tubuh).

Kandungan daun bidara

manfaat buah bidara

Meski ada sejumlah penelitian yang mengamati khasiat tanaman bidara, masih sedikit sumber yang menjabarkan kandungan dari daunnya secara terperinci. 

Berdasarkan temuan dari Journal of nutrition and metabolism (2016), berikut ini adalah beberapa senyawa yang terkandung dalam daun bidara.

  • Vitamin A.
  • Flavonoid.
  • Tanin.
  • Saponin.
  • Karbohidrat.
  • Vitamin C. 
  • Vitamin E. 
  • Jujubosid B.
  • Jujubogenin glikosida.
  • Jujubasaponin IV.
  • Flavonol glikosida.
  • Rutin.
  • Diglucosylphloretin: 3 mg.

Sejumlah studi juga menemukan bahwa daun bidara kaya akan komponen bioaktif yang memiliki berbagai fungsi pengobatan. 

Seperti misalnya, ekstrak air dari daun jujuba pada percobaan hewan (in vivo), digunakan sebagai obat penyembuh luka lecet dan terbakar. 

Manfaat daun bidara

Meski penelitian yang khusus mengamati khasiat daun bidara pada manusia masih terbatas, terdapat riset pada hewan yang menunjukkan manfaat daun tanaman ini.

1. Mengontrol gula darah

cara kerja alat tes gula darah yang akurat

Daun bidara bisa membantu mengendalikan diabetes dengan membuat penggunaan insulin untuk menyerap gula darah lebih efektif. 

Sebuah studi pada hewan tikus yang diterbitkan pada jurnal Diabetes, Obesity and Metabolism (2011), menetapkan bahwa kandungan vitamin A pada daun ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Pada akhirnya, sel-sel tubuh bisa memakai glukosa untuk meproduksi energi. Alhasil, kadar gula darah pun lebih terkendali. 

2. Pereda nyeri

Daun bidara juga memiliki sifat pereda nyeri dan  antispasmodik (pelemas otot) karena kandungan flavonoid dan saponin dari daun jujuba.

Manfaat tersebut diketahui dari percobaan yang dilakukan secara in vivo (sel atau jaringan makhluk hidup)

Sebuah studi lama dalam jurnal Fitoterapia pun menunjukkan bahwa ekstrak daun ini bisa melemaskan otot-otot yang menegang. Percobaan penelitian ini dilakukan pada  tikus.

3. Penyembuh luka

Membersihkan luka gigitan

Berdasarkan temuan dalam riset Romanian Biotechnological Letters (2016), pada percobaan in vivo, ekstrak daun tanaman ini memiliki senyawa glikosida yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka bakar.

Selain itu, kandungan tersebut juga mampu menghilangkan bekas luka pada kulit.

Manfaat daun jujuba dalam menyembuhkan luka bersumber dari kemampuan kandungan bioaktifnya mempercepat pertumbuhan sel kulit baru. 

4. Mengatasi tukak lambung

Tukak lambung merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang disebabkan peradangan dari produksi asam lambung yang berlebih. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jujuba bertindak sebagai obat maag alami dengan mengurangi keasaman lambung.

Selain itu, senyawa antimikroba daun jujuba bermanfaat mengatasi infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini menyebabkan mulas, tukak lambung, dan mual.

5. Antioksidan

bahaya radikal bebas

Senyawa flavonoid diyakini sebagai kandungan utama dalam daun jujube yang berfungsi sebagai antikanker, antidiabetes, antipenuaan, dan neuroprotektif (melindungi saraf).

Berdasarkan riset dalam Food and Chemical Toxicology (2011), kandungan ini mampu menekan stres oksidatif dan mengatasi peradangan dengan mengurangi sel radikal bebas.

Selain itu, kandungan herbal ini bermanfaat bagi sistem imun.

Aturan pakai

Aturan pakai daun bidara yang tepat tergantung pada beberapa faktor seperti usia pasien, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. 

Anda dapat meminum daun jujuba dengan menghaluskan daun menjadi serbuk, seduh dengan air mendidih, saring, dan minum selagi hangat.

Untuk penggunaan pada kulit, daun jujuba ditumbuk halus, lalu digunakan sebagai obat oles pada kulit atau luka. 

Sebaiknya, konsultasikan kepada dokter sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan daun jujuba sebagai obat tradisional atau obat herbal

Efek samping

Menurut Institute of Traditional Medicine, sejauh ini, daun jujuba memiliki efek samping yang sangat rendah jika dikonsumsi secara oral. 

Meski demikian, bahaya obat herbal daun bidara yang mungkin timbul adalah reaksi alergi pada kulit.

Apabila mengalami kulit kemerahan, ruam, biduran, dan gatal, segera hentikan penggunaan. 

Ingatlah bahwa produk herbal atau jamu tidak selalu aman dan perhatikan cara minum jamu yang tepat.  

Kesimpulan

  • Daun bidara memiliki potensi mengontrol gula darah, menyembuhkan tukak lambung, hingga menyembuhkan luka.
  • Sebagian besar riset manfaat daun ini masih diuji pada hewan. 
  • Riset daun bidara langsung pada manusia masih sangat sedikit diketahui.
  • Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan daun jujuba sebagai obat herbal. 
.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan