backup og meta

Mengisi Teka-teki Silang (TTS), Cara Sederhana Agar Lansia Tidak Cepat Pikun

Mengisi Teka-teki Silang (TTS), Cara Sederhana Agar Lansia Tidak Cepat Pikun

Banyak orang yang menganggap bahwa kesehatan fisik pada lansia adalah satu-satunya hal yang penting. Padahal, menjaga kesehatan mental, termasuk kesehatan otak, tidak kalah penting. Tujuannya, agar hidup fungsi kognitif tetap terjaga dan optimal, serta meningkatkan kualitas hidup lansia. Nah, tahukah Anda, bermain teka-teki silang atau TTS juga bisa membantu mempertajam ingatan? Simak penjelasan berikut.

Bermain TTS memberikan dampak yang baik untuk otak lansia

Mengisi TTS yang biasanya ada pada pojok kolom koran akhir pekan atau pada buku TTS memang terlihat seperti aktivitas ringan untuk mengisi waktu luang saja. Namun, ternyata mengisi TTS memiliki manfaat yang penting untuk kesehatan otak, termasuk pada lansia.

Teka-teki silang juga bermanfaat untuk merangsang kerja otak sekaligus mencegah penurunan fungsi otak. Bagaimana bisa? Pertanyaan dan kotak-kotak kosong pada TTS yang sering menjebak ini ternyata membantu melatih otak untuk terus berpikir. Tak hanya itu, permainan ini juga memicu otak untuk menganalisis, melatih kecerdasan emosional, hingga menguji daya ingat.

Hal ini terjadi karena semua pertanyaan yang ada memicu lansia untuk mengingat nama, tempat, peristiwa, kata-kata asing, dan hal-hal lain yang terkadang tidak terpikirkan. Oleh karena itu, permainan ini membantu kembali menyegarkan otak lansia sehingga dapat bekerja lebih optimal.

Berbagai manfaat bermain TTS untuk kesehatan otak lansia

Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas, ada pula manfaat untuk otak lainnya yang bisa lansia dapatkan jika bermain permainan ini:

memanjakan lansia

1. Melatih kerja otak

Semakin bertambah usia, semakin terbatas pula kegiatan untuk lansia lakukan. Namun, hal ini seharusnya tak menghalangi lansia untuk mencari kegiatan untuk melatih kerja otaknya. Salah satu aktivitas untuk otak lansia yang meningkatkan kesehatan otak yaitu melatihnya dengan bermain TTS.

Permainan ini melibatkan kedua sisi otak, baik yang kiri maupun kanan, sehingga membantu lansia melatih kerja otak secara menyeluruh. Otak kanan akan memproses kreativitas, sementara otak kiri memproses logika. Dengan demikian, bermain teka-teki silang membantu lansia meningkatkan kemampuan kognitif secara menyeluruh.

2. Mempertahankan keterampilan kognitif

Bermain teka-teki silang, setidaknya selama 90 menit dalam seminggu dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang, termasuk pada lansia, dalam berpikir sekaligus meningkatkan kadar kecerdasannya. Pasalnya, saat memainkannya, lansia akan menggunakan otaknya untuk memproses banyak hal.

Dengan begitu, akan ada banyak pula kemampuan kognitif yang terlatih saat bermain TTS. Sebagai contoh, kemampuan mempelajari kosakata yang baru, mempertajam ingatan, hingga meningkatkan kemampuan lansia dalam melakukan negosiasi.

3. Meningkatkan kemampuan berpikir secara menyeluruh

Lansia yang bermain TTS menunjukkan kemampuan berpikir yang lebih baik jika dibandingkan mereka yang tidak memainkannya. Bahkan, lansia yang melakukan permainan ini juga menunjukkan kemampuan berkonsentrasi yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, para lansia yang bermain TTS huruf memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menggunakan tata bahasa yang baik. Sementara itu, lansia yang bermain TTS angka memiliki kemampuan mengatur dan merencakan sesuatu dengan baik.

Dapat disimpulkan bahwa bermain permainan untuk mengasah kemampuan otak seperti TTS, baik angka maupun huruf, secara rutin mampu meningkatkan kemampuan otak dalam berpikir secara menyeluruh.

4. Mencegah lansia cepat pikun

Permainan yang merangsang otak seperti TTS ternyata juga ampuh untuk mencegah pikun. Oleh karena itu, permainan seperti catur dan teka-teki silang menjadi pilihan tepat bagi lansia yang ingin menjaga kesehatan otaknya.

Bahkan, sebuah penelitian dalam Journal of the International Neuropsychological Society membuktikan bahwa permainan ini dapat membantu memperlambat proses terkikisnya ingatan pada lansia yang mengalami demensia.

Tak hanya itu, lansia yang sering melakukan kegiatan yang merangsang kesehatan mental dan mengasah otak dapat mengurangi risiko mengalami gangguan kognitif dan penyakit Alzheimer. Jadi, agar otak selalu terasah, lansia sebaiknya melakukan berbagai kegiatan yang baik untuk otak, salah satunya adalah bermain TTS.

5. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah

Bermain TTS membutuhkan pemikiran yang kritis dan solusi yang kreatif. Jika lansia memainkan teka-teki silang secara rutin, kemampuannya dalam menyelesaikan masalah akan meningkat. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, lansia akan melihat permainan ini sebagai suatu masalah yang harus ia selesaikan.

Setiap teka-teki silang tentu memiliki pendekatan yang berbeda sampai akhirnya berhasil terselesaikan. Maka itu, lansia harus memikirkan cara yang berbeda-beda pula setiap hendak menyelesaikannya. Proses berpikir ini membantu lansia untuk memiliki kemampuan perhitungan yang kuat.

Tak heran jika proses mengevaluasi masing-masing teka-teki silang untuk mendapatkan hasil terbaik membuat lansia menjadi semakin ahli dalam menyelesaikan berbagai masalah yang sesungguhnya.

Manfaat lain dari bermain TTS bagi kesehatan secara menyeluruh

lansia masalah tidur

Selain bermanfaat untuk kesehatan otak, ternyata permainan TTS juga memiliki manfaat lain untuk lansia, seperti:

1. Meningkatkan kemampuan sosialisasi

Para lansia tidak harus bermain TTS sendirian. Itu artinya, lansia boleh mengajak orang lain untuk ikut bermain dan menyelesaikan teka-teki silang bersama dengannya. Ya, permainan ini juga bisa menjadi medium untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Saat sedang menyelesaikan TTS, lansia bisa meningkatkan kesempatannya berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang lain, hingga menjalin hubungan yang baik dengan orang tersebut. Oleh sebab itu, lansia bisa membawa permainan ini ke mana saja, dan jika ingin, lansia bisa memainkannya dengan siapa saja .

2. Meningkatkan rasa percaya diri

Saat berhasil menyelesaikan TTS, lansia tentu mendapatkan kepuasan tersendiri. Hal tersebut meningkatkan pelepasan hormon dopamin pada otak lansia. Hormon ini membuat lansia merasa bahagia, berhasil mencapai tujuan, dan semakin percaya diri.

Oleh sebab itu, tak heran jika banyak lansia yang justru semakin giat melakukan permainan ini apabila sudah berhasil menyelesaikannya. Bahkan, lansia bisa saja melakukan permainan ini setiap hari.

3. Membantu mendisiplinkan diri

Bagi lansia, permaiann ini juga membantu mendisiplinkan dirinya sendiri. Pasalnya, kebanyakan TTS membutuhkan waktu sekitar satu jam hingga lansia berhasil menyelesaikannya. Saat mulai mengisi teka-teki silang, tanpa sadar lansia akan melakukan komitmen mental.

Contohnya, duduk selama satu jam, tekun menyelesaikan TTS, tanpa melakukan hal yang lain. Kegiatan itu membantu lansia untuk fokus pada satu hal dan tetap berpikir secara tajam. Dengan demikian, semakin sering lansia mengisi TTS, semakin mudah ia menyelesaikannya.

Meski demikian, bukan berarti lansia boleh bermain TTS seharian penuh tanpa melakukan aktivitas lainnya. Lebih baik, imbangi pula kegiatan harian lansia dengan melakukan aktivitas fisik rutin, seperti berolahraga untuk lansia. Selain itu, penting bagi lansia bergerak aktif dan menerapkan pola makan sehat demi meningkatkan fungsi otaknya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pillai, J. A., Hall, C. B., Dickson, D. W., Buschke, H., Lipton, R. B., & Verghese, J. (2011). Association of crossword puzzle participation with memory decline in persons who develop dementia. Journal of the International Neuropsychological Society : JINS17(6), 1006–1013. https://doi.org/10.1017/S1355617711001111

Can a Puzzle a Day Keep Dementia at Bay? Retrieved 3 March 2021, from https://www.alzdiscovery.org/cognitive-vitality/blog/can-a-puzzle-a-day-keep-dementia-at-bay#ref-3

Brooker, H., Wesnes, K. A., Ballard, C., Hampshire, A., Aarsland, D., Khan, Z., Stenton, R., Megalogeni, M., & Corbett, A. (2019). The relationship between the frequency of number-puzzle use and baseline cognitive function in a large online sample of adults aged 50 and over. International journal of geriatric psychiatry34(7), 932–940. https://doi.org/10.1002/gps.5085
Brooker, H., Wesnes, K. A., Ballard, C., Hampshire, A., Aarsland, D., Khan, Z., Stenton, R., McCambridge, L., & Corbett, A. (2019). An online investigation of the relationship between the frequency of word puzzle use and cognitive function in a large sample of older adults. International journal of geriatric psychiatry34(7), 921–931. https://doi.org/10.1002/gps.5033

Versi Terbaru

23/03/2021

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Panduan Cara Merawat Lansia agar Sehat dan Bahagia

7 Cara Menghilangkan Rasa Malas yang Mudah Anda Lakukan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 23/03/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan