Salah satu jenis sel darah dalam komponen darah manusia adalah trombosit. Jenis sel darah ini berperan penting dalam proses pembekuan darah. Namun, jika terjadi gangguan pembekuan darah, gumpalan darah bisa terbentuk yang salah satunya dikenal dengan istilah tromboemboli vena.
Apa itu tromboemboli vena?
Tromboemboli vena (venous thromboembolism/VTE) adalah istilah yang mengacu pada pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah vena.
Istilah ini mencakup dua kondisi medis berikut.
1. Trombosis vena dalam
Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT), yaitu kondisi ketika gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki bagian bawah, paha, atau panggul.
Namun, gumpalan darah juga bisa terjadi di lengan atau pembuluh darah lainnya.
2. Emboli paru
Emboli paru, yaitu ketika gumpalan darah terlepas dari dinding vena, kemudian mengalir melalui sistem peredaran darah menuju paru-paru, serta menetap di organ tersebut.
Biasanya, gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru berasal dari paha karena lebih cenderung pecah. Adapun keduanya merupakan kondisi medis yang serius.
Pasalnya, VTE dapat membatasi atau memblokir aliran darah ke paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan, bahkan kematian.
Ironisnya, tromboemboli vena adalah kondisi medis yang kadang tak terdiagnosis. Meski demikian, kondisi ini masih dapat Anda cegah.
Apa gejala tromboemboli vena?
Terkadang, VTE terjadi tanpa ada tanda atau gejala yang jelas. Biasanya, gejala baru akan muncul dan terasa saat kondisi Anda sudah berkembang lebih parah.
Meski begitu, beberapa kondisi berikut bisa menjadi tanda atau gejala dari trombosis vena dalam.
- Nyeri, yang sering bermula di betis.
- Pembengkakan, yang sering terjadi di pergelangan kaki atau kaki.
- Kemerahan pada area tubuh yang terpengaruh.
- Terasa hangat pada kulit di area tubuh yang terpengaruh.
Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter.
Jika kondisi ini dibiarkan, gumpalan darah bisa mengalir ke paru-paru dan terjadi emboli paru.
Gejala emboli paru
- Sesak napas.
- Nyeri dada, yang sering memburuk saat menarik napas atau batuk.
- Detak jantung cepat atau tidak beraturan.
- Napas cepat.
- Pusing atau pingsan.
Apa penyebab tromboemboli vena?
Gumpalan darah dapat terjadi jika aliran darah di pembuluh darah vena melambat, lapisan pembuluh darah rusak, atau susunan darah itu sendiri mengalami perubahan.
Kondisi-kondisi tersebut sering terjadi karena berbagai penyebab berikut.
- Prosedur bedah.
- Kanker dan pengobatan kanker.
- Peradangan sebagai respons terhadap infeksi atau cedera.
- Tidak bergerak dalam waktu yang lama, seperti karena bed rest, rawat inap, dalam perjalanan, atau lumpuh.
- Kehamilan.
- Pengobatan hormonal dengan estrogen, seperti pil KB.
Apa yang meningkatkan risiko terjadinya VTE?
Tromboemboli vena bisa terjadi pada siapa pun.
Meski begitu, orang-orang dengan kondisi berikut cenderung lebih berisiko mengalami trombosis vena dalam serta VTE secara keseluruhan.
- Usia lanjut.
- Riwayat keluarga dengan gumpalan darah atau stroke.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Kanker, terutama kanker otak, payudara, pankreas, dan usus besar, dan pengobatannya, seperti kemoterapi, operasi, dan central venous catheter.
- Memiliki darah kental, karena sumsum tulang memproduksi sel darah lebih banyak.
- Varises.
- Stroke.
- Penyakit sel sabit.
- Masalah jantung, seperti serangan jantung atau gagal jantung kongestif.
- Penyakit autoimun, seperti lupus.
- Penyakit infeksi, seperti COVID-19.
- Cedera saraf tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan.
- Menjalani prosedur bedah, terutama di pinggul atau lutut.
- Ibu hamil atau baru melahirkan.
- Menjalani terapi penggantian hormon untuk mengatasi gejala menopause.
- Mengonsumsi pil KB.
- Merokok.
- Mengonsumsi alkohol.
Bagaimana mengobati tromboemboli vena?
National Heart, Lung, and Blood Institute menyebut, tidak semua penderita VTE membutuhkan pengobatan segera.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin memilih untuk memantau terlebih dahulu gumpalan darah tersebut daripada langsung mengobatinya.
Meski demikian, sebagian besar penderita tromboemboli vena umumnya membutuhkan satu atau lebih dari pengobatan berikut.
- Obat antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin, dabigatran, atau suntikan heparin atau enoxaparin.
- Penggunaan stoking kompresi untuk mengatasi nyeri dan pembengkakan serta mengurangi masalah jangka panjang akibat DVT.
- Pemasangan filter khusus di pembuluh darah vena cava untuk mengatasi gumpalan dan mencegah emboli paru, terutama bagi pasien yang tidak dapat mengonsumsi antikoagulan.
- Terapi trombolitik untuk melarutkan gumpalan darah pada pasien emboli paru.