backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Bolehkah Ibu Makan Ikan Asin Saat Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 03/08/2021

    Bolehkah Ibu Makan Ikan Asin Saat Hamil?

    Saat hamil, ibu tentu jadi lebih selektif dan berhat-hati memilih jenis makanan ketimbang sebelum hamil. Dari beragam menu ikan, ikan asin termasuk yang kerap digemar karena rasanya yang lezat, apalagi dimakan bersama sayur asam. Namun, yang jadi pertanyaan adalah bolehkah ibu hamil makan ikan asin?

    Apa saja yang perlu diperhatikan jika ibu menikmati ikan asin selama masa kehamilan? Simak penjelasan berikut, ya!

    Amankah bila ibu hamil makan ikan asin?

    manfaat makan ikan

    Mungkin saat tidak hamil Anda gemar menikmati menu yang satu ini.

    Jadi, saat hamil, Anda pun bertanya-tanya, apakah makan ikan asin masih boleh di masa ini?

    Sebenarnya, tidak ada larangan khusus bila Anda ingin makan ikan asin saat hamil. Boleh atau tidaknya disesuaikan dengan kondisi ibu, cara mengolah, dan jenis ikannya.

    Ikan asin terbuat dari ikan yang sudah diawetkan dengan menggunakan garam, lalu dijemur hingga kering.

    Adapun jumlah garam dari ikan yang diasinkan berbeda-beda tergantung cara pengolahannya.

    Ikan asin mungkin boleh dimakan jika tekanan darah Anda normal.

    Namun, jika mengalami tekanan darah tinggi saat hamil, sebaiknya berhati-hati saat makan menu ikan yang satu ini.

    Jika rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter, Anda bisa mengetahui berapa tekanan darah saat ini.

    Biasanya, dokter akan menyarankan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan yang dihindari selama kehamilan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

    Saat sedang periksa kandungan, Anda bisa menanyakan lebih lanjut kepada dokter apakah boleh makan ikan asin atau tidak dan seberapa aman bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu. 

    Meskipun Anda tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, sebaiknya tetaplah waspada.

    Biasanya, pada kehamilan trimester ketiga tensi ibu akan semakin naik. Oleh karena itu, sebaiknya hindari makan ikan asin pada masa ini.

    Beberapa risiko kesehatan akibat makan ikan asin saat hamil

    manfaat akupuntur saat hamil

    Sebenarnya, ikan asin menawarkan beberapa manfaat untuk ibu hamil, misalnya sebagai sumber protein, zat besi, dan omega-3.

    Zat-zat tersebut merupakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh pada saat hamil.

    Namun, ada beberapa risiko yang sebaiknya ibu waspadai jika makan ikan asin saat hamil antara lain sebagai berikut.

    1. Kelebihan garam saat hamil

    Dietary Guideline for American 2020-2025 menyarankan agar ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi garam lebih dari 1 sendok teh dalam sehari.

    Sementara garam yang terdapat pada ikan asin sangat banyak.

    Konsumsi garam yang berlebihan saat hamil dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti:

    • tekanan darah tinggi,
    • jantung berdebar-debar,
    • osteoporosis, dan
    • penyakit pada ginjal.

    2. Keracunan formalin dan boraks saat hamil

    Berbagai penelitian dan penyelidikan telah membuktikan bahwa ikan asin yang dijual di pasaran berisiko mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin dan boraks.

    Bahan yang biasanya dipakai untuk mengawetkan mayat ini ditambahkan oleh produsen ikan asin yang ‘nakal’ untuk mengawetkan ikannya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda waspada.

    Melansir situs CDC, formalin dapat mengganggu kesehatan reproduksi dan berisiko menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran.

    3. Keracunan merkuri saat hamil

    Selain keracunan bahan pengawet, ibu hamil yang makan ikan asin juga berisiko mengalami keracunan merkuri dari ikan yang diperoleh dari laut yang sudah tercemar.

    Beberapa jenis ikan menyerap merkuri dengan kadar yang cukup tinggi. Melansir Mayo Clinic, keracunan merkuri saat hamil dapat merusak otak bayi.

    Bagaimana jika ingin makan ikan asin saat hamil?

    ibu hamil makan ikan asin

    Dalam kondisi tertentu, misalnya saat sedang mengidam, Anda mungkin saat ingin makan ikan asin. Untuk menghindari risiko-risiko kesehatan yang mungkin terjadi, cobalah tips-tips berikut.

    1. Rendam ikan asin dalam air sebelum diolah

    Sebelum diolah, rendam ikan asin dalam air hangat selama kurang lebih 60 menit agar kadar formalinnya berkurang.

    Anda juga bisa menambahkan sedikit garam pada air rendaman tersebut.

    Hal ini bertujuan agar kadar garam dari ikan asin berkurang karena mengalami reaksi osmosis.

    Harapannya, menu makan ibu hamil yang diolah dari ikan asin jadi lebih aman.

    2. Perhatikan jenis ikannya

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beberapa jenis ikan yang diolah sebagai ikan asin mungkin mengandung merkuri.

    Oleh karena itu, perhatikanlah jenis ikan sebelum membeli.

    USFDA menyebutkan jenis-jenis ikan yang mengandung kadar merkuri tinggi yaitu ikan todak, hiu, king mackerel, ikan marlin, orange roughy, dan tuna bigeye.

    Hindarilah jenis ikan-ikan tersebut jika ibu hamil ingin makan ikan asin.

    3. Masak hingga benar-benar matang

    Perlu Anda ketahui bahwa ikan asin yang dijual di pasar masih dalam keadaan mentah sehingga berisiko mengandung kuman dan bakteri penyakit.

    Agar bakteri dan kumannya mati, pastikan Anda memasak ikan asin hingga benar-benar matang, baik dengan cara digoreng maupun direbus.

    4. Buat sendiri di rumah

    Agar terhindar dari risiko bahan kimia berbahaya saat hamil, cobalah untuk membuat sendiri ikan asin di rumah.

    Gunakan garam sedikit saja dan pastikan Anda memakai jenis ikan yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil.

    Jenis ikan seperti, lele, mujair, patin, dan ikan kembung dapat menjadi pilihan Anda.

    5. Tidak terlalu sering makan ikan asin

    Meskipun sudah melakukan cara-cara di atas, bukan berarti ibu hamil boleh makan ikan asin setiap hari.

    Selain mengantisipasi risiko kelebihan garam, Anda juga perlu memperhatikan asupan gizi seimbang selama hamil.

    Pastikan Anda menyantap berbagai variasi menu setiap harinya selama masa kehamilan.

    Kombinasikan dengan sumber protein lainnya seperti ayam, daging, telur, dan kacang-kacangan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 03/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan