2. Membersihkan vagina

Setelah buang air kecil untuk menghilangkan bakteri di ujung uretra, maka supaya semakin bersih, Anda harus membersihkan vagina.
Pelumas, air liur, serta bakteri dan jamur yang menempel di vagina dan sekitarnya selama berhubungan seks bisa berkembang menjadi infeksi jika tidak dibersihkan dengan baik dan benar.
Infeksi yang terjadi saat hamil dan tidak ditangani dengan baik bisa berbahaya bukan hanya bagi ibu, tetapi juga bayi yang ada di dalam kandungan.
Selain itu, juga ada kemungkinan terjadinya akumulasi cairan sperma yang bisa merangsang kontraksi pada rahim. Kontraksi saat orgasme berbeda dari kontraksi menjelang persalinan.
Namun, melansir dari Mayo Clinic, hormon prostaglandin dalam air mani yang keluar saat orgasme dipercaya dapat memicu terjadinya kontraksi persalinan.
Kondisi tersebut terutama bisa terjadi pada ibu hamil yang telah memasuki trimester ketiga atau akhir. Hal ini berisiko menyebabkan kelahiran prematur.
Oleh karena itu, usahakan untuk selalu membersihkan vagina setelah berhubungan seks saat hamil.
Gunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung pewangi untuk membantu mengangkat bakteri dan kotoran yang menempel di sekitar vagina bagian luar.
Setelahnya, gunakan air hangat untuk membasuh sabun dari depan ke belakang vagina.
Namun, perlu diingat bahwa Anda hanya perlu membersihkan bagian luar vagina.
Ini karena membersihkan vagina bagian dalam justru dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri yang melindungi vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
3. Mengganti celana dalam

Untuk menjaga kebersihan vagina, ada satu hal lagi yang perlu Anda lakukan selain buang air kecil dan membersihkan vagina.
Hal tersebut yaitu Anda perlu mengganti celana dalam bekas pakai untuk menghindari ISK dan infeksi lainnya.
Celana dalam yang lembap saat bercinta jika digunakan kembali akan merangsang jamur dan bakteri berkembang biak. Maka itu, ganti celana dalam Anda setiap habis berhubungan seksual.
Gunakan celana dalam berbahan katun yang longgar agar keringat bisa terserap dengan baik dan memungkinkan adanya sirkulasi udara untuk menjaga vagina tetap kering.
4. Minum air putih

Minum air setelah seks membantu membuat Anda lebih sering ingin buang air kecil. Dengan begitu, akan lebih banyak bakteri yang bisa dikeluarkan dari dalam tubuh sebelum infeksi menyebar.
Selain itu, ini juga bisa membantu mencegah terjadinya dehidrasi pada ibu hamil.
Seks ketika hamil membutuhkan energi yang lebih banyak karena perubahan ukuran tubuh. Akibatnya, produksi keringat yang dikeluarkan selama berhubungan seks juga akan bertambah banyak.
Jika asupan cairan yang keluar sebagai keringat tidak digantikan, bukan tidak mungkin Anda akan mengalami dehidrasi.
Dehidrasi bisa memengaruhi kesehatan tubuh, termasuk vagina.
Dehidrasi saat hamil dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti cacat tabung saraf, berkurangnya cairan ketuban, penurunan produksi ASI, hingga persalinan prematur.
Kondisi tersebut berisiko menimbulkan kecacatan pada bayi akibat kekurangan cairan dan nutrisi.
Oleh karena itu, usahakan untuk selalu minum air putih setelah berhubungan intim dengan pasangan agar janin tetap sehat dan terhindar dari berbagai kondisi berbahaya.
Selama hamil, Anda membutuhkan lebih banyak cairan daripada umumnya. Setidaknya, minum air putih 8-12 gelas setiap hari untuk mencegah dehidrasi, termasuk setelah berhubungan seks saat hamil.
Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh, karena bisa memicu dehidrasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar