Beberapa ibu hamil mungkin berpikir bahwa detox dengan sayuran, buah-buahan, atau suplemen bermanfaat bagi pertumbuhan janin. Namun, apakah detox aman dilakukan saat hamil?
Bolehkah detox dilakukan saat hamil?
Selama ini, detox dengan mengganti makanan padat menjadi sayur dan buah dikenal sebagai cara untuk menghilangkan racun di dalam tubuh.
Anda mungkin juga pernah menemukan suplemen khusus detox dengan kandungan zat gizi tertentu yang diklaim mampu menggantikan asupan makanan utuh.
Namun, perlu diingat bahwa ibu hamil membutuhkan zat gizi dari makanan bergizi seimbang. Oleh karena itu, ibu hamil tidak disarankan untuk melakukan detoks selama mengandung.
Di samping itu, dikutip dari laman Cleveland Clinic, sampai saat ini belum ada penelitian yang secara pasti membuktikan bahwa detox dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Jenis detox dan risiko bagi ibu saat hamil
Detox dengan hanya makan buah dan sayur atau menggunakan suplemen herbal mungkin dapat membantu tubuh Anda dalam mengeluarkan racun.
Namun, ini tidak selamanya baik bagi tubuh, terutama selama kehamilan. Terlebih lagi, tubuh Anda sebenarnya sudah memiliki mekanisme tersendiri untuk membuang racun.
Tubuh Anda akan mengeluarkan racun yang diproduksi dalam tubuh maupun yang terbawa oleh makanan melalui keringat, urine, napas, dan feses.
Sementara itu, detox hanya dengan makan buah, sayur, atau suplemen selama kehamilan dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut.
1. Detox dengan sayur dan buah
Mengonsumsi sayur dan buah mungkin terdengar menyehatkan. Namun, ada beberapa zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil yang tidak bisa didapatkan hanya dari buah dan sayur.
Detoksifikasi dengan buah dan sayur justru akan membatasi asupan gizi Anda selama kehamilan. Padahal, Anda membutuhkan tambahan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Jika ibu hamil tidak dapat mencukupi semua kebutuhan gizinya, pertumbuhan dan perkembangan janin pun dapat terhambat.
Asupan kalori selama proses detoksifikasi umumnya juga sangat dibatasi. Berat badan ibu hamil pun bisa turun dengan pesat dan ibu jadi mudah merasa lemas.
2. Detox dengan suplemen herbal
Detoksifikasi dengan suplemen atau obat herbal juga tidak baik bagi ibu hamil. Pasalnya, beberapa suplemen herbal justru tidak aman dipakai selama kehamilan.
Selain itu, penggunaan bahan herbal secara berlebihan selama kehamilan juga bisa membahayakan janin.
Dilansir dari laman American Pregnancy, wanita hamil tidak disarankan mengonsumsi produk herbal apa pun tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Jadi, pastikan jika Anda ingin mengonsumsi suplemen kehamilan, itu merupakan rekomendasi dari dokter Anda.
Detox saat hamil juga membuat bayi berisiko menerima racun yang dibuang oleh tubuh. Pasalnya, racun dapat terbawa aliran darah menuju tubuh janin melalui plasenta.
Detoksifikasi juga meningkatkan jumlah cairan yang keluar dari tubuh melalui keringat, air, dan feses. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko dehidrasi pada ibu hamil.
Asupan makanan yang terbatas selama detoksifikasi juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Ini dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan kadar gula darah.
Pengganti detox saat hamil
Alih-alih detoksifikasi, Anda bisa melakukan perubahan gaya hidup untuk membantu proses pengeluaran racun secara alami oleh tubuh.
Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengganti detoks selama kehamilan.
- Minum setidaknya delapan gelas per hari untuk membantu tubuh membuang racun melalui urine, feses, dan keringat.
- Perbanyak makan makanan berserat, seperti sayur dan buah. Serat dapat menjaga kinerja usus.
- Lakukan olahraga, minimal 30 menit dalam sehari. Kebiasaan ini membantu mengedarkan oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh.
- Konsumsi protein rendah lemak untuk mempertahankan kadar glutathione sebagai enzim detoksifikasi utama tubuh.
- Membatasi konsumsi makanan dengan pengawet dan bahan kimia tambahan.
- Pilih sayur dan buah organik untuk menghindari pestisida yang bisa membahayakan janin.
Selain untuk membersihkan racun dalam tubuh, beberapa orang juga melakukan detox untuk menurunkan berat badan.
Akan tetapi, apa pun tujuan detox yang akan Anda lakukan selama kehamilan, sebaiknya tundalah terlebih dahulu sampai melahirkan.
Jika Anda tetap ingin melakukan detox, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda. Dokter akan memberi saran terbaik untuk kondisi kesehatan Anda dan janin.
Detoksifikasi selama kehamilan
- Sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membatasi asupan gizi untuk ibu dan janin.
- Tubuh manusia dapat mengeluarkan racun secara alami melaui keringat, feses, dan urine.
- Alih-alih detox, ibu hamil sebaiknya melakukan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan selama kehamilan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]