backup og meta

Diet Detoksifikasi, Benarkah Efektif Buang Racun Tubuh?

Diet Detoksifikasi, Benarkah Efektif Buang Racun Tubuh?

Diet detoksifikasi makin banyak diminati oleh masyarakat. Diet ini tak hanya diyakini dapat membantu menjaga berat badan ideal, tapi juga membuang racun pada tubuh.

Simak apa itu diet detoksifikasi, manfaat, dan aturan dietnya dalam penjelasan berikut ini.

Apa itu diet detoksifikasi?

Diet detoksifikasi alias detox diet dilakukan dengan mengatur pola makan untuk membersihkan tubuh dari racun.

Racun yang terdapat pada tubuh ini bisa berasal dari paparan lingkungan, pola makan buruk, hingga air tercemar yang mungkin kita konsumsi secara tidak sengaja.

Tubuh sebetulnya secara alami bisa mendetoksifikasi diri setiap hari. Hal ini dilakukan untuk membuang racun yang menumpuk di dalam organ-organ tubuh, mulai dari hati, ginjal, usus, paru, hingga kulit.

Namun, terkadang karena terlalu banyak racun yang masuk, tubuh jadi kewalahan untuk membilas racun-racun tersebut. Akibatnya, tubuh jadi mudah lelah dan rentan terserang penyakit.

Mengutip dari situs National Health Service Eropa, seseorang yang melakukan diet detoksifikasi biasanya akan mengubah pola makan untuk waktu singkat, seperti:

  • puasa dalam waktu singkat,
  • hanya mengonsumsi buah dan sayur,
  • mengurangi makanan olahan gandum dan susu,
  • makan dengan porsi terbatas, dan
  • menghindari kafein atau alkohol.

Detox diet yang diyakini dapat membuang racun tersebut dari tubuh biasanya berlangsung dalam durasi singkat, misalnya dalam 7 hari atau 1 bulan.

Benarkah diet detoksifikasi efektif?

detox diet

Sebenarnya, belum ada penelitian yang membuktikan diet detoksifikasi dapat menghilangkan racun dari tubuh.

Namun, menurut riset dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics (2015), beberapa jenis makanan seperti nori, ketumbar, dan olestra memiliki efek detoksifikasi yang efektif pada hewan uji.

Hasil penelitian tersebut bisa menjadi potensi manfaat bagi manusia walaupun masih memerlukan penelitian lebih mendalam.

Selain dianggap dapat menghilangkan racun dari tubuh, diet detoksifikasi juga dipercaya bisa mendukung kesehatan fungsi organ seperti berikut ini.

  • Mengistirahatkan beberapa organ tubuh selama puasa.
  • Merangsang organ hati untuk mengeluarkan racun dari tubuh.
  • Mendukung ekskresi racun lewat fese, urine, dan keringat.
  • Meningkatkan sirkulasi darah.
  • Membantu mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh.

Meskipun efektivitasnya belum terbukti secara ilmiah, Anda tetap bisa merasakan manfaat diet ini untuk kesehatan secara umum.

Sama dengan jenis diet lainnya, detox diet mendorong Anda untuk lebih banyak mengonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan yang berisiko meninggalkan banyak sisa racun di tubuh.

Aturan dan cara diet detoksifikasi

Sebelum mulai melakukan diet detoksifikasi selama 7 hari maupun sebulan, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.

Perlu diingat bahwa diet detoksifikasi ini bukanlah jenis diet yang pasti cocok untuk semua orang, sehingga perlu menyesuaikannya dengan kondisi kesehatan Anda.

Untuk itu, perhatikan dengan teliti aturan dan cara diet detoks secara umum di bawah ini.

1. Pilih makanan yang tepat

menu diet detoks 7 hari

Memilih makanan yang tepat adalah salah satu kunci kesuksesan diet detoksifikasi.

Anda dianjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur setiap hari selama beberapa hari.

Pilihlah buah dan sayur berkualitas untuk diolah menjadi berbagai menu untuk diet detoks 7 hari, seperti jus, smoothie, dan salad.

Sayur dan buah-buahan mengandung antioksidan yang dapat mendorong zat-zat beracun keluar dari tubuh Anda.

Selain itu, kandungan air dalam buah yang melimpah dapat membantu membilas zat-zat buangan dengan lebih cepat.

2. Perbanyak minum air putih

Supaya diet detoks 7 hari maupun sebulan yang Anda jalani sukses, pastikan untuk minum air putih yang banyak minimal 8 gelas per hari.

Jumlah ini bisa bertambah jika Anda melakukan aktivitas yang lebih berat, seperti olahraga atau menyusui.

Semakin banyak air yang Anda minum, tubuh akan semakin mudah membersihkan diri dari zat-zat racun yang membahayakan tubuh. 

Anda juga bisa minum air lemon atau infused water untuk meningkatkan efek detoksifikasi di pagi hari.

Studi dalam Nutrition Research (2015) menunjukkan bahwa diet detoks dengan lemon menunjukkan penurunan lemak tubuh dan resistensi insulin pada peserta uji asal Korea.

3. Olahraga rutin

Aktivitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah sekaligus menghilangkan racun dalam tubuh. 

Ada banyak jenis olahraga ringan yang bisa Anda coba, mulai dari sekadar berjalan-jalan selama istirahat makan siang atau mengambil kelas yoga.

Kalau ingin mencoba olahraga yang intensitasnya sedang atau berat, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter atau personal trainer Anda. 

Dokter akan membantu menyarankan jenis olahraga untuk diet yang cocok dan sesuai dengan kemampuan tubuh Anda.

4. Hindari minuman beralkohol dan kafein

tes alkohol

Selain mengatur jenis makanan, Anda harus memilih minuman yang tepat saat melakukan diet detoksifikasi.

Anda dianjurkan untuk menghindari minuman beralkohol atau mengandung kafein seperti teh, kopi, atau minuman bersoda.

Jenis minuman tersebut dapat menimbulkan reaksi detoksifikasi yang berlebihan, contohnya sakit kepala dan mual.

Sementara itu, organ hati perlu memecah alkohol menjadi asetaldehida, suatu bahan kimia yang dapat merusak sel-sel hati dan jaringan tubuh. 

Dengan menghindari alkohol, sel-sel tubuh akan tetap sehat dan memaksimalkan proses pembuangan racun dalam tubuh.

5. Jauhi makanan mengandung alergen

Anda perlu menghindari makanan mengandung alergen (pemicu alergi) atau kandungan senyawa berbahaya lainnya, seperti logam berat hingga protein pada susu sapi.

Hal ini dilakukan agar sistem pencernaan Anda tidak bekerja lebih berat untuk mengeluarkan racun.

Beberapa makanan mengandung alergen biasanya meliputi produk susu dan turunannya serta olahan gandum.

Efek samping detox diet

Meski umumnya dilakukan dalam waktu singkat, diet detoksifikasi mungkin memiliki efek samping.

Pasalnya, jenis diet ini juga dapat membatasi porsi makan dan sumber energi yang biasanya Anda dapatkan.

Jika dilakukan tanpa pertimbangan matang dan tidak sesuai dengan kondisi kesehatan, Anda mungkin dapat mengalami kelelahan, kurang energi, hingga penurunan berat badan drastis.

Diet ini sebaiknya dihindari oleh pasien yang memiliki riwayat penyakit serius, seperti:

  • diabetes, 
  • penyakit jantung, 
  • tekanan darah rendah atau tinggi, dan 
  • gangguan makan.

Untuk mencegah efek samping dan memaksimalkan hasil diet, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani diet detoksifikasi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Klein, A. V., & Kiat, H. (2015). Detox diets for toxin elimination and weight management: a critical review of the evidence. Journal of Human Nutrition and Dietetics, 28(6), 675-686. doi: 10.1111/jhn.12286

The Truth About Detox Diet. (2023). Retrieved 30 January 2023, from https://www.nhs.uk/livewell/tiredness-and-fatigue/documents/truthdetoxdiets.pdf

Allen, J., Montalto, M., Lovejoy, J., & Weber, W. (2011). Detoxification in naturopathic medicine: a survey. The Journal of Alternative and Complementary Medicine, 17(12), 1175-1180. doi: 10.1089/acm.2010.0572

Cline, J. C. (2015). Nutritional aspects of detoxification in clinical practice. Alternative Therapies in Health & Medicine

Kim, M. J., Hwang, J. H., Ko, H. J., Na, H. B., & Kim, J. H. (2015). Lemon detox diet reduced body fat, insulin resistance, and serum hs-CRP level without hematological changes in overweight Korean women. Nutrition Research, 35(5), 409-420. doi: 10.1016/j.nutres.2015.04.001

Versi Terbaru

06/02/2023

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Efek Samping Diet Detoks bagi Tubuh Anda

Cold-Pressed Juice, Apakah Efektif untuk Detoks dan Diet?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 06/02/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan