Minyak esensial atau essential oil dipercaya memiliki manfaat tersendiri, termasuk untuk ibu hamil. Tidak jarang, ibu hamil disarankan untuk menggunakan essential oil tertentu dengan tujuan masing-masing.
Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga
Minyak esensial atau essential oil dipercaya memiliki manfaat tersendiri, termasuk untuk ibu hamil. Tidak jarang, ibu hamil disarankan untuk menggunakan essential oil tertentu dengan tujuan masing-masing.
Sayangnya, hal ini hanya berdasarkan mitos atau kepercayaan yang belum dibuktikan secara medis. Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan apakah boleh menggunakan minyak esensial atau essential oil saat hamil.
Minyak esensial, atau sering disebut juga essential oil, merupakan jenis minyak yang diekstraksi dari bagian tanaman, seperti batang, tangkai, bunga, hingga akar.
Proses ekstraksi ini dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis tanamannya. Minyak ini biasa digunakan untuk berbagai keperluan.
Essential oil tergolong kuat, sehingga penggunaannya harus sesuai aturan. Selain itu, pastikan Anda hanya menggunakan minyak berkualitas tinggi dari penjual yang terpercaya.
Minyak esensial, pada dasarnya, mengandung bahan kimia yang dapat diserap ke dalam tubuh. Sebagaimana penggunaannya, penyerapan dapat terjadi melalui dua cara berikut ini.
Sebagaimana penjelasan di atas, minyak esensial dapat terserap ke dalam tubuh. Ini berarti minyak esensial bisa bekerja seperti obat-obatan.
Dengan molekul yang sangat kecil, minyak ini kemungkinan bisa masuk melewati plasenta dan mencapai sirkulasi janin dalam kandungan.
Meski begitu, belum ada dampak spesifik dari penggunaan minyak esensial saat hamil terhadap bayi dalam kandungan.
Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan masing-masing jenis minyak esensial.
Namun, secara umum, segala jenis minyak esensial dan pijat saat hamil biasanya akan dilarang pada trimester pertama guna mencegah risiko keguguran.
Pijat dan minyak esensial baru diperbolehkan pada trimester selanjutnya.
Banyak ibu hamil yang mengakui bahwa aromaterapi atau pijat dengan essential oil dapat meredakan berbagai keluhan yang sering kali dialami oleh ibu hamil, di antaranya sebagai berikut.
Selama kondisi kehamilan tidak bermasalah, ibu hamil diperbolehkan untuk menggunakan essential oil berikut ini.
Sebaliknya, ketika hamil, sebaiknya ibu menghindari penggunaan jenis essential oil berikut ini.
Masih ada kesimpangsiuran mengenai keamanan minyak lavender bagi ibu hamil. Lavender umumnya dapat digunakan pada wanita untuk merangsang haid agar teratur.
Memang penggunaan minyak lavender ketika hamil belum tentu meningkatkan risiko keguguran.
Namun, untuk menghindari segala kemungkinan, sebaiknya Anda menunggu sampai usia kandungan menginjak trimester kedua sebelum menggunakan minyak ini.
Sementara itu, melansir Baby Centre, clary sage dapat digunakan untuk merangsang kontraksi pada ibu yang persalinannya telat.
Namun, perawatan ini hanya boleh dilakukan oleh bidan ahli karena penggunaan minyak yang berlebihan dapat membuat kontraksi terlalu kuat.
Agar aman, sebelum menggunakan minyak aromaterapi, ikuti tindakan pencegahan berikut ini.
Meski umumnya aman, ada juga beberapa kondisi medis yang menyebabkan ibu hamil dilarang untuk menggunakan essential oil dalam jenis apapun.
Hindari penggunaan minyak esensial apabila Anda memiliki kondisi ini.
Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum menggunakan minyak esensial saat hamil.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Amanda Rumondang Sp.OG
Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar