Kemoterapi yang saya dapatkan adalah kemoterapi obat minum, jadi tidak terlalu berat bagi saya untuk mengatur jadwalnya. Sedangkan untuk radioterapi, saya harus mengatur jadwal sedemikian rupa.
Setiap pagi saya mengisi formulir pendaftaran radioterapi, lalu berangkat kerja. Sepulang kerja, saya selalu berusaha tepat waktu tiba di rumah sakit untuk menjalani terapi.
Selain kemo dan radioterapi, setiap dua minggu sekali saya datang ke RS Kanker Dharmais untuk konsultasi dengan dr. Rini. Hal itu penting untuk memeriksa kondisi perkembangan dan efektivitas terapi yang saya jalani.
Rutinitas ini terus saya jalani setiap hari sampai selesai 40 kali radioterapi tanpa absen atau terlambat sekali pun.
Setelah selesai 40 kali sesi radioterapi dan kemoterapi, kondisi saya dinilai bagus. Ada beberapa efek samping dari kemoterapi dan radioterapi yang saya rasakan, rambut saya rontok dan kemampuan memori berkurang. Namun secara umum saya sudah dinyatakan sembuh.
Sekarang sudah memasuki tahun ke-5 saya survive dari kanker otak Astrositoma. Saya masih melanjutkan pemeriksaan MRI, check-up, dan konsultasi rutin setiap 6 bulan sekali.
Ketepatan diagnosis di awal menjadi kunci keberhasilan saya bisa survive dari kanker otak ini. Saya bersyukur bertemu dengan dokter yang tepat, yang sejak awal tegas menyuruh saya melakukan pemeriksaan ini-itu hingga saya memperoleh pengobatan yang akurat.
Ketegasan dokter menyuruh saya melakukan tes ulang beberapa kali demi keakuratan diagnosis menumbuhkan kepercayaan saya terhadap dokter. Kepercayaan ini juga menjadi dasar semangat saya menjalani 40 kali terapi setiap hari dengan tertib di tengah pekerjaan yang masih harus saya lakukan.
Saya berharap teman-teman yang sedang menjalani pengobatan untuk sakit keras lainnya juga bisa mendapatkan penanganan sebaik dan seakurat mungkin.
Harmini (48) bercerita untuk pembaca Hello Sehat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar