backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

5 Ciri Penyakit Jantung di Usia Muda yang Harus Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/08/2022

5 Ciri Penyakit Jantung di Usia Muda yang Harus Diwaspadai

Tidak hanya pada orang tua dan lansia, penyakit jantung kini juga bisa menyerang segala usia, termasuk orang dewasa muda, remaja, dan bahkan anak-anak. Lalu, seperti apa ciri penyakit jantung di usia muda ini? Kenali lebih dalam pada pembahasan berikut ini.

Beragam ciri penyakit jantung di usia muda

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, ada 1,5% atau 15 dari 1.000 orang di Indonesia yang mengidap penyakit jantung.

Orang dewasa muda dan masuk usia produktif terbilang punya persentase kasus cukup tinggi, yakni 0,8% pada orang usia 25–34 tahun dan 1,3% pada orang usia 35–44 tahun.

Persentase yang tinggi tersebut mungkin membuat makin khawatir terhadap sejumlah penyebab penyakit jantung yang mungkin saja Anda miliki.

Berikut ini ciri-ciri sakit jantung di usia muda yang sebaiknya mulai Anda perhatikan.

1. Tekanan darah tinggi

hipertensi tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu tanda dari penyakit kardiovaskular pada usia muda. Kondisi ini juga menjadi faktor risiko dari serangan jantung dan stroke.

Tidak terkendalinya tekanan darah bisa memperberat kerja jantung dalam memompa darah dan membuat pembuluh arteri pada organ jantung Anda menjadi lebih kaku.

Hipertensi sering kali tidak bergejala, tetapi pada beberapa kasus, seseorang bisa mengeluhkan beberapa gejala, antara lain:

  • pusing atau sakit kepala,
  • dada berdebar terasa lebih kencang,
  • penglihatan kabur, hingga
  • hidung mimisan dan mual.

2. Nyeri dada (angina)

Tanda penyakit jantung pada usia muda lainnya ialah nyeri dada atau angina. Nyeri terkait gangguan kesehatan ini umumnya dirasakan pada dada sebelah kiri.

Selain letaknya, kondisi ini juga digambarkan dengan sensasi dada seperti ditekan atau diremas. Munculnya angina disebabkan oleh otot jantung yang tidak memperoleh cukup darah dan oksigen.

Nyeri dada juga bisa dialami sejak kecil. Gejala ini disebabkan oleh masalah jantung, seperti cacat jantung bawaan, peradangan dan penebalan otot jantung, serta gangguan katup jantung.

3. Sesak napas

Sesak napas atau dispnea bukan hanya menandakan gangguan paru. Kondisi ini juga bisa menjadi salah satu ciri penyakit jantung di usia muda yang perlu Anda waspadai.

Aliran darah yang tidak lancar akibat penyakit jantung bisa menyebabkan sesak napas. Oleh sebab itu, sesak napas yang diikuti dengan nyeri dada menguatkan diagnosis penyakit ini.

Selain muncul saat melakukan aktivitas berat, sesak napas juga bisa muncul ketika berbaring. Gejala seperti ini biasanya dirasakan oleh orang yang mengalami gagal jantung.

4. Badan lemas

penyebab kelelahan

Tubuh biasanya akan terasa lemas setelah mengangkat beban atau olahraga intensitas tinggi. Akan tetapi, lain halnya bila kondisi ini Anda alami setelah melakukan aktivitas normal.

Napas terengah-engah, badan lemas, hingga kelelahan yang tidak biasa dapat menjadi ciri-ciri awal sakit jantung pada orang dengan usia yang lebih muda. 

Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan gejala ini dengan dokter, terlebih bila hal ini terjadi dalam waktu yang cukup lama.

5. Pingsan

Menurut American Heart Association, pingsan merupakan suatu kondisi hilangnya kesadaran sementara akibat tidak tercukupinya aliran darah ke otak.

Kondisi ini paling sering dialami pengidap darah rendah atau hipotensi. Penyakit jantung serius, seperti detak jantung terlalu lambat (bradikardia) maupun terlalu cepat (takikardia), juga bisa menyebabkan pingsan.

Pada dasarnya, kehilangan kesadaran secara tiba-tiba merupakan kondisi darurat medis. Segera cari pertolongan medis bila Anda atau orang lain mengalami kondisi ini.

Penyebab penyakit jantung di usia muda

penyakit jantung usia muda

Gangguan kardiovaskular dahulu dikenal sebagai penyakit yang lebih sering terjadi pada kelompok usia tua. Namun, penyakit ini belakangan juga mulai menyerang orang berusia 20-an.

Kasus penyakit jantung pada usia muda disebabkan oleh banyak faktor. Luke Laffin, MD, spesialis jantung dari Cleveland Clinic, AS, menyebutkan faktor risiko terbesarnya ialah diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 dapat berkembang dari obesitas, pola konsumsi makanan olahan secara berlebihan, serta gaya hidup yang tidak aktif (sedentari).

Luke Laffin, MD

Segera periksa dengan dokter bila Anda mencurigai adanya gejala penyakit jantung, seperti sesak napas dan nyeri dada. Anda akan dirujuk ke dokter spesialis jantung untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk mengetahui penyebab gejala tersebut, Anda akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, misalnya elektrokardiogram maupun ekokardiogram.

Dokter akan membaca hasil tes, mendiagnosis penyakit, serta memutuskan obat sakit jantung dan terapi medis lainnya yang sesuai. 

Anda juga akan diminta melakukan perubahan gaya hidup, termasuk dengan menjalani diet jantung, berolahraga secara rutin, dan berhenti merokok.

Pentingnya tahu ciri-ciri penyakit jantung di usia muda

Mengetahui tanda penyakit jantung pada usia muda membantu Anda mendapatkan perawatan lebih cepat. Dengan begitu, komplikasi bisa dihindari dan risiko kematian juga berkurang.

Akan tetapi, setiap orang mungkin menunjukkan tanda dan gejala penyakit jantung yang tidak selalu sama. Hal ini bergantung pada jenis penyakit jantung yang menyerang.

Bahkan, pada beberapa orang, kondisi ini tidak bergejala hingga berakibat fatal. Tidak heran bila penyakit ini sering kali disebut dengan silent killer.

Oleh karena itu, para ahli umumnya menyarankan pemeriksaan kesehatan, seperti cek kadar kolesterol dan tekanan darah secara rutin. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit jantung yang sering kali tidak bergejala dan terjadi secara mendadak.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan