backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kardiomiopati Alkoholik

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 15/09/2021

    Kardiomiopati Alkoholik

    Alkohol dikenal sebagai zat yang memabukkan. Terlalu sering mengonsumsinya bisa membuat Anda ketergantungan. Bila telah terjadi dan terus dibiarkan, kebiasaan ini dapat memicu penyakit yang berbahaya, salah satunya adalah kardiomiopati alkoholik.

    Definisi kardiomiopati alkoholik

    Kardiomiopati alkoholik merupakan penyakit jantung yang disebabkan oleh penggunaan alkohol dalam jangka panjang.

    Penyakit kardiomiopati atau lemah jantung pada dasarnya terjadi ketika otot jantung melemah dan merenggang, sehingga membuat proses pemompaan darah ke seluruh tubuh jadi terganggu. Hal ini dapat menyebabkan detak jantung tak beraturan, penumpukan darah pada paru-paru, masalah katup jantung, dan gagal jantung.

    Kardiomiopati terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah kardiomiopati dilatasi, hipertrofik, dan restriktif. Pada umumnya kardiomiopati yang disebabkan oleh alkohol termasuk dalam jenis kardiomiopati dilatasi.

    Pada kardiomiopati dilatasi, bilik kiri jantung melebar, membuat dinding otot jantungnya menjadi lebih tipis dan lebih lemah.

    Seberapa umum kardiomiopati alkoholik terjadi?

    Kardiomiopati alkoholik paling sering terjadi pada pria dewasa berusia 35 sampai 50 tahun. Biasanya orang-orang dengan penyakit ini memiliki riwayat menjadi peminum berat dalam jangka panjang, sekitar 5-15 tahun.

    Peminum berat adalah istilah yang dimaksudkan bagi mereka yang melakukan kebiasaan minum alkohol melebihi batas harian yang direkomendasikan. Meski demikian, perlu diketahui bahwa penyakit kardiomiopati sendiri bisa menyerang siapa saja di segala usia.

    Gejala kardiomiopati alkoholik

    Sebenarnya, kardiomiopati alkoholik tidak selalu menimbulkan gejala tertentu. Namun biasanya, gejala baru akan muncul setelah keadaan makin memburuk. Lemah jantung cenderung memiliki gejala yang serupa dengan gagal jantung. Beberapa di antaranya meliputi:

    • sesak napas saat tidur sehingga sering terbangun,
    • kesulitan bernapas saat sedang berbaring dalam posisi tengkurap dan saat beraktivitas,
    • muncul pembengkakan di area kaki, pergelangan, dan bagian tubuh lainnya,
    • mudah kelelahan,
    • denyut nadi tak teratur,
    • jantung berdebar-debar,
    • kesulitan saat berkonsentrasi,
    • nafsu makan berkurang,
    • keinginan buang air kecil pada malam hari yang lebih sering, serta
    • batuk-batuk sampai mengeluarkan lendir, busa, atau cairan berwarna merah muda.

    Ada beberapa orang yang hanya mengalami gejala ringan setelah beberapa lama, tapi ada pula orang yang keadaannya semakin memburuk dengan cepat, terutama bila tidak kunjung diobati.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter bila mulai mengalami beberapa gejala yang mengarah pada kardiomiopati alkoholik, apalagi ketika gejalanya lebih parah, seperti pingsan atau nyeri dada yang sudah berlangsung beberapa menit.

    Ingat, tubuh setiap orang berbeda-beda, gejala yang dirasakan juga dapat berbeda-beda pula. Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu.

    Penyebab kardiomiopati alkoholik

    dampak alkohol ke jantung

    Seperti yang telah disebutkan, penyebab utama kardiomiopati alkoholik adalah konsumsi alkohol yang melebihi batas dalam jangka panjang.

    Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memberikan efek toksik pada banyak organ tubuh, termasuk jantung. Seiring waktu, toksisitas alkohol merusak dan melemahkan otot jantung. Akibatnya, jantung jadi sulit memompa darah secara efisien.

    Ketika pompa darah tidak berjalan dengan baik, darah menumpuk dalam jantung, menyebabkan jantung mulai mengembang untuk menahan lebih banyak darah. Akibatnya, jantung jadi menipis dan membesar. Otot dan pembuluh darah mungkin akan berhenti berfungsi karena telah mengalami kerusakan.

    Biasanya penyakit kardiomiopati dimulai dari bagian ventrikel kiri jantung. Ventrikel atau bilik jantung merupakan ruang pemompaan jantung yang utama. Ketika bagian ini terdampak, jantung akan lebih sulit untuk berkontraksi sebagaimana mestinya.

    Diagnosis kardiomiopati alkoholik

    Awalnya, Anda harus menjalani pemeriksaan fisik dengan dokter terlebih dahulu. Pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam mengetahui beberapa ciri yang terlihat secara fisik, misalnya bila ada pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.

    Kemudian, dokter menggunakan stetoskop untuk mendengar detak jantung Anda. Suara yang dihasilkan jantung bisa menandai kemungkinan adanya penyakit kardiomiopati, contohnya jika terdengar suara murmur nyaring atau suara retakan dari jantung Anda.

    Dokter juga mungkin akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan keluarga serta gaya hidup sehari-hari, termasuk kebiasaan makan dan minum.

    Jika dari pemeriksaan ini dokter mendapati kemungkinan lemah jantung, maka dokter akan merujuk Anda untuk menjalani beberapa tes lanjutan seperti berikut.

    • Tes darah: dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung dan mengukur B-type natriuretic peptide (BNP), protein yang dibuat oleh jantung.
    • Ekokardiogram: tes yang dapat memperlihatkan gambaran jantung Anda saat bergerak dengan menggunakan gelombang suara.
    • Elektrokardiogram (EKG): pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik di dalam jantung dengan menggunakan alat tempel elektroda yang terhubung dengan mesin EKG.
    • MRI jantung: pemindaian jantung menggunakan medan magnet dan gelombang radio.
    • Kateterisasi jantung: prosedur dengan memasukkan kateter ke dalam jantung untuk memeriksa tekanan dan aliran darah pada ruang jantung.

    Pengobatan kardiomiopati alkoholik

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Karena pemicu utamanya adalah penyalahgunaan alkohol, maka pasien yang mengalami kardiomiopati harus berhenti minum alkohol.

    Pantangan alkohol harus dipatuhi oleh pasien, sebab hal ini bisa sangat membantu proses pemulihan. Bila pasien disiplin melakukannya dalam waktu enam bulan, fungsi ventrikel kiri jantung bisa mulai membaik. Setelah 18 bulan, mungkin saja pasien bisa pulih dengan total.

    Bagi pasien yang sulit berhenti atau telah mengalami kecanduan alkohol, biasanya dokter akan menyarankan rehabilitasi khusus. Petugas profesional akan memberikan terapi perilaku dan sesi konseling untuk membantu pasien mengendalikan alkoholisme, mempelajari kebiasaan yang sehat, serta melatih pengendalian tingkat stres.

    serangan jantung

    Selain itu, dokter juga akan memberikan obat-obatan yang berfungsi untuk memperlambat pengembangan penyakit, mengurangi gejala, dan mencegah kematian mendadak.

    Obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi gejala kardiomiopati alkoholik meliputi obat pengencer darah seperti warfarin, beta blocker seperti propranolol, atau obat-obatan lain yang dapat menurunkan kolesterol.

    Dalam kasus yang lebih parah seperti penyakit yang sudah berujung pada gagal jantung kongestif, Anda mungkin harus menggunakan defibrillator implan atau menjalani transplantasi jantung. Defibrillator implan merupakan alat pacu jantung untuk mengatasi irama jantung yang tidak teratur. Alat ini akan mengirim listrik ke jantung ketika detak jantung mulai tak teratur.

    Sedangkan, transplantasi jantung biasanya menjadi langkah terakhir bila pengobatan lainnya sudah tidak bisa mengatasi gejala. Sebagai penunjang pengobatan, pasien harus menjalani pola makan sehat dengan mengurangi asupan garam.

    Garam yang terlalu banyak dapat menahan air dalam tubuh. Peningkatan cairan  akan meningkatkan tekanan darah yang membuat pembuluh darah, jantung, dan ginjal menjadi tegang. Hal ini dapat memperburuk kondisi orang-orang yang telah memiliki penyakit jantung.

    Bila Anda masih memiliki pertanyaan seputar gejala dan pengobatan kardiomiopati alkoholik, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 15/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan