backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyakit Jantung Sianotik

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 24/03/2022

Penyakit Jantung Sianotik

Definisi penyakit jantung sianotik

Apa itu penyakit jantung sianotik?

Penyakit jantung sianotik merujuk pada sekumpulan cacat jantung yang sudah ada sejak lahir. Oleh sebab itu, kondisi ini juga bisa Anda sebut sebagai salah satu jenis penyakit jantung bawaan

Kondisi ini menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam tubuh. Alhasil, penderita penyakit jantung ini akan memiliki warna kulit kebiruan. 

Warna biru ini disebut sebagai sianosis. Dengan kondisi ini, darah yang dipompa keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh tidak dapat membawa cukup oksigen dari paru. 

Saat mengalami penyakit jantung sianotik, darah yang dibawa dari seluruh tubuh (di mana oksigen sudah digunakan oleh jaringan tubuh) tercampur dengan darah dari paru yang membawa oksigen. 

Tanda & gejala penyakit jantung sianotik

Apa saja tanda dan gejala dari penyakit jantung sianotik?

Gejala paling umum dari penyakit jantung bawaan sianotik adalah sianosis atau warna kulit yang membiru. Biasanya, kondisi ini terlihat jelas pada bibir, jari kaki, atau jari tangan. 

Selain itu, kesulitan bernapas, khususnya setelah beraktivitas fisik, juga menjadi gejala umum dari penyakit jantung yang satu ini.  

Bahkan, pada beberapa kasus, saat kadar oksigen dalam tubuh terlalu rendah, pasien mungkin akan mengalami gangguan kecemasan, kulit semakin membiru, atau hiperventilasi

Nah, sementara itu, gejala lain yang muncul tergantung pada jenis penyakit jantung sianotik, biasanya termasuk beberapa kondisi berikut: 

  • nafsu makan berkurang, sehingga anak mengalami gangguan tumbuh kembang,
  • kulit menjadi abu-abu, 
  • muka atau mata membengkak,
  • mudah merasa lelah setiap waktu.  

Penyebab penyakit jantung sianotik

Apa penyebab dari penyakit jantung sianotik?

Umumnya, darah yang sudah beredar ke seluruh tubuh akan kembali ke jantung dan paru. Berikut adalah alur bagaimana darah mengalir dalam tubuh: 

  • Darah yang rendah oksigen dari tubuh kembali ke jantung melalui bagian kanan jantung. 
  • Bagian kanan jantung ini kemudian memompanya ke paru, sehingga mendapatkan oksigen kembali dan warna darah berubah menjadi merah. 
  • Darah yang sudah kembali kaya akan oksigen ini keluar dari paru dan masuk kembali ke jantung pada bagian kiri. 
  • Setelah itu, jantung akan kembali memompa darah ke seluruh tubuh. 

Sayangnya, kondisi jantung yang cacat sejak lahir dapat mengalami perubahan aliran darah. Alhasil, volume darah yang mengalir ke paru bisa lebih sedikit dari yang seharusnya. 

Hal tersebut dapat menyebabkan jantung memompa darah yang tidak mengandung oksigen sesuai kebutuhan ke seluruh tubuh. Nah, kondisi tersebut berpotensi menyebabkan beberapa hal berikut: 

  • Tubuh akan menerima darah yang kekurangan oksigen dari jantung
  • Kulit membiru karena tubuh tidak mendapat oksigen yang sesuai kebutuhan. 

Kondisi cacat jantung yang tergabung dalam penyakit jantung sianotik ini melibatkan katup jantung. Ya, cacat jantung ini bisa menyebabkan darah miskin oksigen tercampur dengan darah kaya oksigen melalui ruang jantung yang abnormal. 

Pasalnya, terdapat katup di antara jantung dan pembuluh darah besar yang membawa darah dari dan menuju ke jantung.

Katup ini akan terbuka hingga darah bisa masuk ke ruang jantung tersebut. Setelah itu, katup akan menutup dan membuat darah tidak bisa kembali mengalir keluar dari ruang jantung abnormal ini. 

Beberapa kondisi cacat katup jantung yang dapat menyebabkan sianosis termasuk:     

  • Katup antara ruang jantung yang terdapat pada sisi kanan jantung tidak ada atau tidak bisa terbuka lebar. 
  • Katup antara jantung dan paru tidak ada atau tidak terbuka dengan lebar. 
  • Masalah pada katup antara jantung dan pembuluh darah yang tidak bisa terbuka dengan lebar. 

Ada pula masalah kelainan pada pembentukan katup jantung atau pada lokasi yang menghubungkan jantung dengan pembuluh darah, seperti: 

  • Anomali Ebstein
  • Hypoplastic left heart syndrome
  • Tetralogy of fallot
  • Total anomalous pulmonary venous return
  • Transposition of the great arteries
  • Truncus arteriosus

Faktor risiko penyakit jantung sianotik

Apa saja faktor risiko penyakit jantung sianotik?

Umumnya, faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan ini adalah kondisi yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Ini artinya, risiko yang ada pada ibu dapat memengaruhi kondisi kesehatan jantung janin. Beberapa kondisi tersebut adalah: 

  • Paparan zat kimia. 
  • Sindrom kromosom atau genetik seperti Down syndrome, sindrom Turner, sindrom Marfan, dan sindrom Noonan. 
  • Infeksi, contohnya rubella, saat masa kehamilan. 
  • Gula darah yang tak terkontrol ibu hamil yang menderita diabetes
  • Penggunaan obat, baik dari resep dokter maupun obat bebas, yang ibu hamil gunakan selama hamil. 

Diagnosis & pengobatan untuk penyakit jantung sianotik

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes untuk mendiagnosis penyakit ini?

Langkah awal yang akan dokter lakukan untuk memeriksa kondisi kesehatan adalah pemeriksaan fisik. Tujuannya adalah untuk memastikan sianosis atau kulit yang membiru. 

Selain itu, dokter juga akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan detak jantung dan paru. Jika dokter mendengar suara jantung dan paru yang abnormal, kondisi tersebut menandakan adanya penyakit ini. 

Sementara, jenis tes lanjutan yang akan dokter lakukan biasanya tergantung dari hasil pemeriksaan fisik. Namun, beberapa tes yang umumnya dokter lakukan untuk memeriksa penyakit jantung sianotik adalah: 

  • X-ray dada. 
  • Pemeriksaan kadar oksigen pada darah menggunakan arterial blood gas test.
  • Perhitungan volume darah atau complete blood count (CPC).
  • Pemeriksaan electrocardiogram
  • Pemeriksaan struktur jantung dan pembuluh darah menggunakan echocardiogram atau MRI jantung. 
  • Penggunaan kateter yang dimasukkan ke sisi kanan atau kiri jantung melalui paha bagian dalam. 
  • Echo-Doppler. 

Apa saja jenis pengobatan untuk mengatasi penyakit ini?

Biasanya, bayi yang lahir dalam kondisi ini harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar bisa mendapatkan penanganan intensif. Tujuan utamanya tentu untuk mendapatkan oksigen. Namun, biasanya dokter juga akan memberikan obat untuk: 

  • Mengeluarkan cairan berlebih dari dalam tubuh bayi.
  • Membantu jantung memompa lebih keras.
  • Menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka. 
  • Mengatasi ritme atau detak jantung yang abnormal.

Meski demikian, dokter paling sering mengatasi penyakit jantung sianotik dengan melakukan prosedur operasi. Tujuan dari operasi ini adalah untuk memperbaiki kelainan pada jantung.  

Ada begitu banyak jenis operasi jantung, dan dokter akan menentukan operasi yang tepat sesuai dengan kelainan jantung yang terjadi pada bayi. 

Menurut Medline Plus, ada pula pasien yang harus segera mendapatkan penanganan melalui operasi tepat setelah lahir. Namun, ada pula yang harus menunggu hingga bulanan atau tahunan.

Sebelum dan sesudah menjalani operasi, bayi Anda mungkin harus mengonsumsi pil air atau diuretik dan berbagai obat-obatan jantung lainnya. 

Jika dokter memang merekomendasikan penggunaan obat-obatan ini, ikuti instruksi yang dokter berikan dan lakukan pemeriksaan secara rutin.  

Nah, anak-anak yang pernah menjalani operasi jantung harus mengonsumsi obat antibiotik sebelum dan terkadang sesudah menjalani prosedur medis termasuk untuk prosedur perawatan gigi. 

Tak hanya itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu saat hendak memberikan vaksin pada anak berkaitan dengan kelainan jantung yang terjadi. 

Pencegahan penyakit jantung sianotik

Bagaimana tindak pencegahan untuk penyakit jantung sianotik?

Wanita yang sedang hamil memang sebaiknya harus memperhatikan kondisi kesehatan termasuk untuk janin. Ada beberapa hal yang bisa ia lakukan:

  • Menghindari mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan. 
  • Memberi tahu dokter kondisi kehamilan sebelum mengonsumsi obat-obatan resep dari dokter. 
  • Melakukan tes darah pada awal masa kehamilan untuk memastikan apakah tubuh Anda rentan atau tidak terhadap rubella. Jika tubuh Anda rentan, Anda harus mendapatkan imunisasi segera setelah melahirkan serta menghindari berbagai kondisi yang membuat Anda terpapar rubella. 
  • Mengontrol kadar gula darah bagi ibu hamil yang mengidap diabetes.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 24/03/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan