backup og meta

Henti Jantung Bisa Terjadi Saat Olahraga, Ini Penjelasannya

Henti Jantung Bisa Terjadi Saat Olahraga, Ini Penjelasannya

Salah satu cara menjaga kesehatan jantung adalah dengan rutin olahraga.Walaupun begitu, Anda harus berhati-hati karena aktivitas fisik ini juga bisa menjadi penyebab terjadinya henti jantung mendadak. Apa alasannya henti jantung saat berolahraga bisa terjadi? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.

Mengapa bisa terjadi henti jantung saat berolahraga?

Olahraga adalah aktivitas fisik yang bermanfaat bagi jantung. Pasalnya, saat Anda berolahraga, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dari biasanya. Oleh karena itu, jantung memompa darah lebih cepat dan Anda dapat merasakan detak jantung yang lebih cepat dari normal.

Di samping itu, tubuh yang aktif bergerak juga membuat proses metabolisme jadi lebih baik sehingga mengurangi penumpukan lemak di bawah permukaan kulit dan pada pembuluh arteri jantung.

Olahraga juga membantu menurunkan tekanan darah dan ini berarti menurunkan salah satu faktor risiko penyakit jantung, yakni hipertensi (tekanan darah tinggi tidak terkendali).

Walaupun begitu, National Heart, Lung, and Blood Institute menyebutkan bahwa henti jantung bisa terjadi saat olahraga berat pada orang yang memiliki masalah jantung.

Studi yang diterbitkan pada jurnal Circulation, meninjau kejadian henti jantung saat olahraga. Hasilnya, menunjukkan bahwa kasus henti jantung dapat terjadi selama latihan dan kurang lebih 1 jam setelah olahraga dilakukan, meskipun angka kejadiannya cukup jarang.

Dari studi tersebut, jenis latihan yang paling umum menyebabkan henti jantung adalah latihan di gym, lari, bersepeda, berenang, bermain bola basket, dan menari.

Sebagian besar orang yang mengalami jantung berhenti bekerja ini mengeluhkan nyeri dada, pusing, tidak enak badan atau kejang sebelum pingsan.

Fenomena henti jantung (sudden cardiac arrest) adalah suatu kondisi di mana jantung secara mendadak berhenti memompa darah. Dalam beberapa menit jantung berhenti berdetak, organ vital di dalam tubuh tidak mendapatkan darah kaya oksigen. Akibatnya, kerusakan pada otak dan kematian bisa terjadi. 

Alasan terjadinya henti jantung saat berolahraga

Saat Anda berolahraga, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin. Hormon ini dapat merangsang denyut jantung jadi lebih cepat. Bila olahraga yang dilakukan terlalu berat, hormon ini memaksa jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.

Pada orang yang memiliki masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia), olahraga yang berlebihan ini bisa memicu terjadinya henti jantung mendadak.

Henti jantung saat olahraga juga bisa terjadi akibat dehidrasi. Perlu Anda ketahui bahwa dehidrasi membuat kadar mineral, seperti kalium dan magnesium menjadi sangat rendah. Padahal,  mineral tersebut mengandung muatan listrik yang membantu saraf dan otot jantung bekerja sebagaimana mestinya.

Saat kadar mineral tersebut sangat rendah, aktivitas pensinyalan listrik di jantung bisa terganggu menyebabkan aritmia dan henti jantung.

gagal jantung akut

Faktor yang dapat meningkatkan risiko henti jantung saat berolahraga

Olahraga berat bukan penyebab tunggal seseorang mengalami henti jantung. Risiko henti jantung saat olahraga akan semakin besar, jika orang tersebut memiliki faktor lain yang membuat , di antaranya:

  • Pernah mengalami serangan jantung sebelumnya

Ketika serangan jantung terjadi, penyakit yang mendasari seperti aterosklerosis menjadi lebih parah. Hal ini dapat menimbulkan jaringan parut di jantung yang nantinya memicu gangguan aktivitas listrik dan menyebabkan henti jantung.

  • Ada riwayat penyakit kardiomiopati

Kardiomiopati menyebabkan pembesaran atau penebalan otot jantung. Kondisi otot jantung yang tidak normal ini dapat memicu aritmia dan henti jantung.

  • Lahir dengan penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan membuat seseorang berisiko tinggi mengalami henti jantung mendadak, sekalipun telah menjalani operasi korektif.

  • Obesitas dan menerapkan gaya hidup yang tidak sehat

Penerapan gaya hidup yang buruk seperti merokok dengan berat badan yang berlebihan menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sudden cardiac arrest. 

Jika Anda melakukan olahraga dengan intensitas berat dan memiliki kondisi maupun faktor risiko di atas, kemungkinan terjadinya henti jantung akan semakin besar.

Tips mencegah henti jantung saat berolahraga

Jika Anda ingin mendapatkan manfaat olahraga untuk jantung tanpa menimbulkan masalah seperti henti jantung, Anda bisa mengikuti tips berikut.

1. Pastikan Anda berolahraga dalam kondisi sehat

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang memakan banyak energi. Jika saat ini tubuh Anda sedang sehat, ada baiknya Anda mengutamakan untuk beristirahat. Berolahraga ketika sakit membuat tubuh Anda jadi lebih lelah dan manfaat yang didapatkan jadi tidak optimal.

Baiknya, imbangi olahraga dengan istirahat yang cukup agar tubuh Anda tidak bekerja terlalu keras saat melakukan latihan. Jadi, pastikan Anda cukup tidur setiap hari.

2. Mulai dengan olahraga intensitas rendah

Tergiur dengan manfaat olahraga membuat Anda sangat antusias melakukan aktivitas fisik ini. Meski begitu, Anda tidak boleh berolahraga secara berlebihan. Apalagi jika Anda seorang pemula.

American College of Cardiology merekomendasikan untuk melakukan olahraga intensitas sedang, yakni minimal 30 menit setiap hari dalam seminggu. Lakukan hal ini secara rutin dan Anda boleh menambahkan durasi olahraga secara perlahan setelahnya.

Selain durasi latihan, Anda bisa juga perlu menentukan denyut jantung yang harus dicapai saat berolahraga. Anda bisa mengeceknya lewat kalkulator detak jantung.

3. Pilih olahraga sesuai dengan kondisi tubuh

Pada orang yang sehat, pilihan jenis olahraga sangat beragam. Anda bisa memilih lari, berenang, yoga, jalan cepat, bersepeda, atau melakukan olahraga permainan, seperti bola basket atau bulu tangkis.

Akan tetapi, ini berbeda pada orang yang memiliki masalah jantung. Pilihan olahraga yang tidak tepat bisa memicu kambuhnya gejala penyakit jantung yang dimiliki, bahkan meningkatkan risiko terjadinya henti jantung saat olahraga.

Jenis olahraga yang aman untuk pasien penyakit jantung adalah jalan santai, bersepeda, berenang, ataub taichi. Akan tetapi, jika Anda masih ragu dengan pilihan jenisnya maupun rencana olahraga yang aman, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis jantung yang menangani kondisi Anda.

Pada beberapa kondisi, mungkin pasien penyakit jantung tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga sementara waktu. Anda boleh kembali melakukan aktivitas ini, jika dokter sudah memberikan lampu hijau.

4. Ikuti panduan olahraga dengan benar

Tips selanjutnya agar Anda terhindar dari henti jantung saat olahraga adalah mengikuti aturan olahraga pada umumnya. Anda diharuskan melakukan latihan pemanasan selama 5 hingga 10 menit sebelum melakukan olahraga. Kemudian, setelahnya Anda juga perlu melakukan latihan pendinginan dengan durasi yang sama.

Tujuan dari latihan pemanasan dan pendinginan adalah menghindari cedera otot sekaligus membantu Anda mempersiapkan pernapasan jadi lebih cepat sebelum olahraga dan mengembalikan kecepatannya ke pernapasan normal.

Jangan lupa untuk meluangkan waktu istirahat di tengah-tengah latihan. Sekaligus menyiapkan makanan camilan sehat, seperti pisang atau apel dan air putih.

Makanan dan minuman tersebut dapat menggantikan mineral, cairan, dan energi tubuh yang hilang. Dengan begitu, Anda terhindar dari dehidrasi dan tidak lemas setelah berolahraga.

5. Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala

Mengenali gejala henti jantung merupakan tips penting bagi pasien yang memiliki masalah jantung. Pasalnya, henti jantung dapat menyerang Anda selama atau setelah olahraga dilakukan. Dengan mengenali gejala henti jantung, Anda akan lebih cepat mendapatkan pertolongan.

Umumnya, henti jantung akan membuat seseorang tiba-tiba terjatuh ambruk, pingsan, dengan napas yang terhenti. Namun pada beberapa kasus, sebelum jatuh ambruk akan muncul tanda peringatan seperti penyakit jantung pada umumnya, yakni rasa tidak nyaman atau nyeri dada dan sesak napas.

Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut atau melihat seseorang mengalami gejala tersebut, hubungi 119 untuk mendapatkan perawatan medis cepat.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sudden cardiac arrest – Symptoms and causes. (2018, December 18). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sudden-cardiac-arrest/symptoms-causes/syc-20350634 [Accessed on June 23th, 2020]

Sudden cardiac arrest. National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sudden-cardiac-arrest [Accessed on June 23th, 2020]

Nystoriak, M. A., & Bhatnagar, A. (2018). Cardiovascular Effects and Benefits of Exercise. Frontiers in cardiovascular medicine5, 135. https://doi.org/10.3389/fcvm.2018.00135 [Accessed on June 23th, 2020]

How adrenaline can be a heart breaker. (2018, 1). British Heart Foundation – Beat heartbreak forever. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/heart-matters-magazine/research/adrenaline [Accessed on June 23th, 2020]

Sudden cardiac arrest during sports activity in middle age. (2015, September 29). American College of Cardiology. https://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2015/09/29/11/34/sudden-cardiac-arrest-during-sports-activity-in-middle-age [Accessed on June 23th, 2020]

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Fungsi Ruang ICCU untuk Pasien Jantung Kritis

7 Hal yang Menyebabkan Seseorang Meninggal Saat Tidur


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan