backup og meta

Begini Cara Penularan Virus Zika, Penyakit yang Berkaitan dengan Nyamuk Aedes

Begini Cara Penularan Virus Zika, Penyakit yang Berkaitan dengan Nyamuk Aedes

Bagi sebagian orang, virus Zika mungkin masih terdengar asing. Namun, infeksi akibat serangan virus ini ternyata sama berbahayanya dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD) serta chikungunya. Meski kasus kejadian penyakit virus Zika sudah mulai menurun, ada baiknya jika Anda mengetahui karakteristik penyakit ini serta bagaimana cara penularan virus Zika.

Bagaimana cara penularan virus Zika?

Virus Zika adalah virus yang banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, mulai dari Afrika hingga Asia.

Menurut Mayo Clinic, sebanyak 4 dari 5 orang yang terkena virus Zika tidak mengalami tanda-tanda dan gejala apa pun.

Hal ini yang terkadang menjadi penyebab mengapa penyakit ini tidak terdeteksi.

Namun, jika gejala virus Zika muncul, biasanya mulai terlihat atau terasa 2-14 hari setelah seseorang pertama kali terpapar virus ini.

Biasanya, gejala akan mereda setelah 1 minggu dan pasien akan pulih kembali setelah itu.

Lalu, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana seseorang bisa terinfeksi virus Zika hingga akhirnya menimbulkan gejala?

Berikut adalah penjelasan mengenai cara penularan virus Zika, mulai dari gigitan nyamuk hingga proses persalinan:

1. Melalui gigitan nyamuk

tanda virus zika

Cara penularan yang paling utama dalam infeksi virus Zika adalah gigitan nyamuk. Ya, virus Zika tergolong dalam penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Sama halnya dengan penyebab DBD dan chikungunya, virus Zika ditularkan lewat nyamuk berjenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Nyamuk jenis ini banyak ditemukan bersarang di genangan air atau tempat penyimpanan air bersih yang tidak ditutup rapat.

Selain itu, nyamuk Aedes juga senang berkumpul di tumpukan baju atau barang-barang bekas.

Nyamuk Aedes hanya dapat menularkan virus Zika jika ia sudah menggigit seseorang yang sakit sebelumnya.

Dari orang yang sakit tersebut, virus akan dibawa dan ditularkan ke orang lain saat nyamuk menggigitnya.

2. Ditularkan dari ibu hamil ke bayinya

DBD saat hamil menginfeksi bayi atau janin dalam kandungan

Penularan virus Zika juga dapat terjadi dari ibu hamil ke bayi yang ada di dalam kandungan.

Cara penularan awalnya serupa dengan cara pertama, yaitu ibu hamil digigit nyamuk yang membawa virus Zika.

Nah, jika sang ibu sudah terinfeksi virus, nantinya janin yang ada di dalam kandungan juga berisiko tertular.

Bayi yang terkena virus Zika berisiko lahir dalam keadaaan cacat, seperti memiliki ukuran kepala lebih kecil, kerusakan mata, atau masalah sendi.

Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi virus rentan mengalami keguguran, kelahiran prematur, atau bahkan bayi meninggal di dalam kandungan (stillbirth).

3. Melalui hubungan intim

orgasme

Selain dengan 2 cara di atas, penularan virus Zika juga bisa terjadi lewat hubungan seksual.

Hal ini biasanya berlangsung ketika salah satu pasangan seks telah terinfeksi virus Zika sebelumnya.

Risiko penularan akan lebih tinggi jika hubungan seksual dilakukan tanpa penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.

Apabila Anda ingin melakukan hubungan seks tetapi pasangan menunjukkan adanya gejala-gejala infeksi virus Zika, ada baiknya Anda menunda keinginan tersebut hingga kondisi pasangan sudah membaik.

Apakah ada cara mencegah penularan virus Zika?

Sayangnya, hingga kini belum juga ditemukan vaksinasi yang dapat melindungi tubuh dari serangan virus Zika.

Namun, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terpapar virus tersebut.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk melindungi diri dari penularan virus Zika:

  • Basmi tempat bersarangnya nyamuk dengan rutin membersihkan penampungan air, pekarangan rumah, serta mengubur barang-barang bekas.
  • Gunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Oles atau semprotkan obat nyamuk saat akan pergi keluar, terutama di sore dan malam hari.
  • Pasang kelambu penutup tempat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk, terutama jika kamar Anda memiliki jendela yang sering dibuka.
  • Pastikan Anda menjalani praktik seks yang aman dan sehat, hindari bergonta-ganti pasangan, dan gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah penularan penyakit.
  • Rencanakan perjalanan Anda dengan baik. Hindari daerah-daerah dengan kasus virus Zika yang tinggi, terlebih jika Anda atau pasangan sedang merencanakan kehamilan.

Dengan mengetahui cara penularan virus Zika, bisa menjadi bekal bagi Anda dan keluarga untuk menghindari tertular penyakit zika akibat nyamuk yang satu ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Zika Virus – CDC. (2019). Retrieved April 14, 2021, from https://www.cdc.gov/zika/about/overview.html 

Zika Virus: Prevention & Transmission – CDC. (2019). Retrieved April 14, 2021, from https://www.cdc.gov/zika/prevention/index.html 

Zika virus – WHO. (2018). Retrieved April 14, 2021, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/zika-virus 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Ciri-Ciri Nyamuk Anopheles Penyebab Penyakit Malaria

Bisakah HIV Menular Melalui Gigitan Nyamuk?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan