backup og meta

Penyakit Zoonosis

DefinisiPenularanJenisPencegahan

Tahukah Anda bahwa setidaknya 6 dari 10 penyakit infeksi pada manusia berasal dari hewan? Dalam dunia medis, jenis penyakit ini disebut sebagai zoonosis. Untuk meningkatkan kewaspadaan Anda terhadap penyakit zoonosis, simak informasi berikut ini.

Penyakit Zoonosis

Apa itu zoonosis?

Penyakit zoonosis adalah penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi ini bisa disebabkan oleh mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) berupa bakteri, virus, atau parasit. 

Patogen yang berasal dari hewan dapat berpindah dan berkembang di dalam tubuh manusia setelah melalui serangkaian mutasi genetik.

Hal ini memungkinkan organisme untuk menginfeksi dan menyebabkan penyakit menular di antara manusia.

Perubahan lingkungan hidup yang dipengaruhi aktivitas manusia, seperti industri perkebunan, penebangan hutan, dan perburuan, semakin mendekatkan interaksi hewan liar dengan manusia.

Karena itulah, potensi penyebaran organisme penyebab penyakit dari hewan ke manusia ikut meningkat.

Beberapa penyakit zoonosis memang hanya bisa menular dari hewan ke manusia. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit zoonosis nantinya bisa menyebar langsung antarmanusia.

Sebagai contoh, HIV/AIDS yang semula menular melalui simpanse kini bermutasi menjadi virus yang bisa langsung menyebar antarmanusia tanpa hewan perantara.

Cara penularan zoonosis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa sebagian besar penyakit zoonosis yang muncul saat ini menyebar melalui kontak langsung dengan hewan serta konsumsi daging, telur, susu, atau buah-buahan yang mengandung patogen. 

Peternakan dan pasar daging merupakan pintu masuk utama penyakit zoonosis dari satwa liar. Pemukiman padat dan kumuh juga berisiko menjadi tempat penyebaran penyakit infeksi dari tikus dan serangga. 

Berikut adalah beberapa cara penularan zoonosis dari hewan ke manusia yang perlu Anda waspadai.

  • Gigitan hewan yang menyebabkan luka pada kulit.
  • Gigitan serangga, seperti nyamuk dan kutu.
  • Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi.
  • Menghirup droplet (percikan lendir) yang mengandung patogen.
  • Kontak langsung antarkulit dengan hewan terinfeksi.
  • Kontak langsung maupun tidak dengan feses atau urine yang mengandung organisme penyebab penyakit.

Penularan zoonosis juga bisa melibatkan lebih dari satu hewan perantara, seperti penyakit Lyme.

Ini adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan kutu yang sebelumnya sudah menggigit hewan pembawa bakteri Borrelia burgdorferi, seperti rusa, burung, atau tikus.

Jenis-jenis zoonosis

flu burung h5n1 avian influenza

Jenis penyakit zoonosis memang cukup beragam dan bisa menyerang berbagai organ tubuh. Gejalanya pun beragam, mulai dari gejala ringan, akut, hingga gejala yang memburuk secara perlahan.

Berikut adalah jenis penyakit zoonosis yang paling umum ditemukan di Indonesia.

1. Zoonosis yang ditularkan dari gigitan nyamuk

Spesies nyamuk di daerah tropis merupakan serangga perantara yang dapat menularkan berbagai jenis penyakit, seperti demam berdarah, chikungunya, dan malaria. 

Sebagai contoh,  Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah inang perantara virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah dan chikungunya. 

Seseorang yang terinfeksi demam berdarah dan chikungunya bisa mengalami demam tinggi (lebih dari 39 ℃) selama berhari-hari, penurunan tekanan darah yang drastis, dan nyeri sendi yang cukup intens. 

Sementara itu, gigitan nyamuk Anopheles yang membawa parasit Plasmodium merupakan penyebab utama malaria.

Penyakit zoonosis ini bisa menimbulkan demam tinggi selama 6–24 jam yang disertai tubuh menggigil dan berkeringat. 

Pada kasus tertentu, penyakit akibat gigitan nyamuk bisa menyebabkan penggumpalan darah dan syok yang mengancam nyawa.

 2. Flu Burung

Flu burung awalnya merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang unggas di peternakan sebelum akhirnya bermutasi dan bisa menginfeksi hewan lain, seperti babi dan anjing. 

Evolusi genetik virus ini memungkinkan flu burung jenis H5N1 dan H7N9 menular dari hewan ke manusia, bahkan antarmanusia dalam kasus tertentu.

Meski begitu, penyebaran flu burung dari satu orang ke orang lain tidak secepat penularan penyakit influenza.

Saat menginfeksi manusia, penyakit zoonosis ini dapat menyebabkan penyakit flu yang bisa berkembang cepat sehingga menimbulkan gangguan pernapasan serius.

Sampai saat ini, flu burung masih memiliki tingkat fatalitas atau kematian yang cukup tinggi.

3. Coronavirus

Bukan hanya penyebab COVID-19, virus corona sebenarnya terdiri dari beberapa jenis sehingga penyakit yang ditimbulkan pun beragam.

Contohnya adalah virus SARS-CoV penyebab penyakit SARS dan MERS-CoV penyebab penyakit MERS.

Infeksi coronavirus menyerang saluran pernapasan hingga menyebabkan masalah serius pada paru-paru. Gejala yang muncul akibat infeksi ini biasanya meliputi demam, batuk, dan sesak napas.

Penyakit zoonosis ini diduga menular melalui konsumsi daging hewan liar. SARS-CoV 1 dan 2 bersumber dari kelelawar dan ular, sedangkan MERS-CoV menyebar akibat kontak dan konsumsi daging unta serta kelelawar. 

4. Rabies

rabies

Masa inkubasi virus yang cukup lama membuat rabies sering kali tidak menunjukkan gejala setelah seseorang tergigit anjing atau mamalia lain pembawa Rhabdovirus.

Virus rabies itu sendiri akan menyerang sistem saraf sehingga membuat siapa pun yang mengalaminya menjadi lebih agresif dan hiperaktif. Ketika gejala muncul, penyakit rabies biasanya sudah tergolong fatal.

Karena itulah, penting untuk segera mencari pertolongan medis ketika Anda tergigit binatang tanpa perlu menunggu munculnya gejala. Bahaya dari penyakit ini bisa dicegah melalui pengobatan dengan vaksin rabies.

5. Infeksi salmonella

Salmonella merupakan bakteri yang menjadi penyebab dari sebagian besar kasus diare. Infeksi salmonella atau salmonellosis paling rentan terjadi di lingkungan dengan sanitasi yang buruk. 

Anda bisa tertular bakteri ini saat mengonsumsi telur ayam atau makanan dari susu yang terkontaminasi. Cara penularan juga umum terjadi melalui kontak dengan hewan peliharaan yang terinfeksi. 

Gejala diare yang disebabkan infeksi salmonella memang bersifat ringan dan bisa pulih dalam waktu beberapa hari.

Namun, salmonellosis yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan dehidrasi parah, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah.

6. Infeksi tinea (kurap)

Kurap adalah infeksi jamur yang penularannya bisa terjadi melalui hewan peliharaan, seperti anak kucing dan anjing.

Jamur penyebab infeksi ini di antaranya adalah Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Jamur menginfeksi bagian terluar kulit (epidermis) dan tinggal di dalam sel-sel keratin yang mati.

Penyakit zoonosis ini menyebabkan gangguan pada kulit, berupa ruam kemerahan yang mengelupas.

Meski lebih sering muncul pada dada, perut, kaki, dan tangan, ruam mungkin memengaruhi kulit kepala sehingga menyebabkan kerontokan.

7. Infeksi toksoplasma

Toksoplasmosis atau infeksi toksoplasma merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii. 

Parasit ini tinggal di dalam tubuh kucing dan ditularkan ke manusia melalui feses yang terkontaminasi. Manusia biasanya terinfeksi toksoplasma ketika membersihkan kotoran kucing.  

Infeksi ini bisa menimbulkan masalah kesehatan serius pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Sementara pada ibu hamil, toksoplasmosis dinilai bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat, prematur, bahkan keguguran.

8. Penyakit infeksi dari hewan lainnya

Selain berbagai kondisi di atas, berikut adalah masalah kesehatan lain yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia.

  • Ebola dari kelelawar afrika.
  • Antraks akibat infeksi bakteri Bacillus anthracis dari hewan ternak.
  • Infeksi bakteri E. coli dari sapi, domba, kambing, atau unggas.
  • Infeksi hantavirus akibat gigitan tikus.
  • HIV dari gigitan simpanse.

Cara mencegah penularan penyakit dari hewan

pencegahan infeksi

Penyakit zoonosis bisa menyebar melalui berbagai cara, mulai dari makanan, droplet (percikan liur), udara, maupun secara tidak langsung dari gigitan serangga. 

Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya dalam mencegah penularan penyakit yang berasal dari hewan. Berikut adalah beberapa cara sederhananya.

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan kontak dengan hewan.
  • Menggunakan sarung tangan saat membersihkan kandang atau kotoran hewan.
  • Mengoleskan losion antinyamuk dan serangga untuk menghindari gigitannya.
  • Mengenakan alas kaki saat berada di lingkungan peternakan hewan.
  • Menghindari minum air yang berasal dari sungai di sekitar peternakan hewan.
  • Menghindari minum air dari lingkungan atau pemukiman tempat terjadinya wabah penyakit zoonosis.
  • Memasak daging sampai benar-benar matang.
  • Meminimalkan kontak erat dengan hewan liar.
  • Melakukan vaksinasi rabies, termasuk pada hewan peliharaan.
  • Melakukan vaksinasi untuk penyakit wabah saat hendak bepergian.

Berbagai cara mencegah penyakit infeksi tersebut sebaiknya segera diterapkan tanpa perlu menunggu Anda berisiko.

Penting bagi Anda untuk mengetahui jenis penyakit zoonosis beserta sumbernya. Dengan begini, Anda bisa menentukan upaya pencegahan dan perawatan yang tepat.

Kesimpulan

  • Zoonosis adalah penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa contoh zoonosis adalah COVID-19, rabies, dan flu burung.
  • Infeksi ini bisa menular melalui gigitan, droplet, kontak langsung antarkulit, hingga kontak melalui perantara. Feses, urine, hingga hewan lain bisa menjadi perantara zoonosis.
  • Beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit dari hewan adalah cuci tangan setelah melakukan kontak, menggunakan sarung tangan saat membersihkan kotoran hewan, dan melakukan vaksinasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Zoonoses. (2020, July 29). World Health Organization (WHO). Retrieved 09 July 2025, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/zoonoses

Zoonotic diseases. (2023, May 10). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 09 July 2025, from https://www.cdc.gov/onehealth/basics/zoonotic-diseases.html

Zoonotic diseases. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 09 July 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/zoonotic-diseases

Zoonotic diseases: Disease transmitted from animals to humans. (2022, November 10). MN Dept. of Health. Retrieved 09 July 2025, from https://www.health.state.mn.us/diseases/animal/zoo/index.html

 

Versi Terbaru

12/07/2025

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Apakah Infeksi Bisa Sembuh Sendiri Tanpa Antibiotik?

Demam Lassa, Infeksi Virus dari Urine dan Feses Tikus


Ditinjau oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF) · Ditulis oleh Fidhia Kemala · Diperbarui 12/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan