backup og meta

Zoonosis, Penyakit Infeksi dari Hewan yang Menular pada Manusia

Zoonosis, Penyakit Infeksi dari Hewan yang Menular pada Manusia

Sebagian besar penyakit infeksi pada manusia berasal dari hewan. Setidaknya 6 dari 10 penyakit infeksi di dunia merupakan zoonosis, yaitu penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia. Setidaknya ada 200 jenis penyakit zoonosis di dunia saat ini. 

Jumlah penyakit baru yang ditularkan dari hewan juga terus bertambah setiap tahunnya. Coronavirus penyebab pandemi COVID-19 merupakan satu dari sekian banyak virus yang diduga bersumber dari satwa liar, seperti ular dan kelelawar. Selain coronavirus, jenis infeksi virus zoonosis apa lagi yang perlu diwaspadai?

Pengertian zoonosis

Zoonosis adalah penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi bisa disebabkan oleh mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), seperti bakteri, virus, atau parasit. 

Patogen yang berasal dari hewan dapat berpindah dan berkembang di dalam tubuh manusia setelah melalui serangkaian mutasi genetik. Hal ini memungkinkan organisme tersebut dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit menular di antara manusia.

Perubahan lingkungan hidup yang dipengaruhi aktivitas manusia, seperti industri perkebunan, penebangan hutan, perburuan, dan peternakan hewan, semakin mendekatkan interaksi hewan liar dengan manusia. 

Hal tersebut dapat meningkatkan potensi penyebaran organisme penyebab penyakit dari hewan ke manusia.

Beberapa penularan penyakit zoonosis hanya berlangsung dari hewan ke manusia. Namun, virus penyebab HIV/AIDS yang semula menular melalui simpanse kini bermutasi menjadi virus yang bisa langsung menyebar antara manusia tanpa adanya hewan perantara.

Penularan zoonosis

penularan zoonosis di pasar hewan

Menurut WHO, sebagian besar penyakit zoonosis yang muncul saat ini menyebar melalui kontak langsung dengan hewan serta konsumsi daging, telur, susu buah-buahan yang mengandung patogen. 

Peternakan dan pasar daging merupakan pintu masuk utama penyakit zoonosis dari satwa liar. Selain itu, pemukiman padat dan kumuh juga berisiko menjadi tempat penyebaran penyakit infeksi dari tikus dan serangga. 

Berikut ini adalah cara penularan zoonosis dari hewan ke manusia yang perlu Anda waspadai:

  1. Gigitan hewan yang sampai menyebabkan luka di kulit.
  2. Gigitan serangga seperti nyamuk dan kutu.
  3. Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi.
  4. Menghirup droplet (percikan lendir) yang mengandung patogen.
  5. Kontak langsung antarkulit dengan hewan terinfeksi.
  6. Melakukan kontak, baik langsung maupun tidak, dengan feses atau urine yang mengandung organisme penyebab penyakit.

Pada Encyclopedia of Microbiology dijelaskan bahwa zoonosis bisa menular secara langsung dari hewan ke manusia, seperti halnya rabies. 

Kemungkinan lainnya adalah penularan bisa melibatkan lebih dari dua hewan perantara, seperti dari gigitan kutu yang hidup pada tikus yang terinfeksi bakteri Borrelia, penyebab penyakit Lyme.

Jenis-jenis zoonosis

hewan beracun

Infeksi patogen penyebab zoonosis tidak selalu menyebabkan penyakit pada hewan. Hal ini biasanya terjadi pada hewan seperti kelelawar karena memiliki kekebalan tubuh yang kuat.

Akan tetapi, zoonosis kerap kali mengakibatkan dampak kesehatan yang berbahaya baik pada hewan maupun manusia, seperti halnya rabies. 

Jenis penyakit zoonosis pun beragam dan bisa menyerang berbagai organ dan jaringan tubuh. Gejala yang ditunjukkannya bisa bersifat akut dan ringan ataupun gejala yang memburuk secara perlahan.

Jenis-jenis penyakit zoonosis yang paling umum menginfeksi di Indonesia adalah:

1. Zoonosis yang ditularkan dari gigitan nyamuk

Spesies nyamuk di daerah tropis merupakan serangga perantara yang membawa mikroba penyebab penyakit demam berdarah, chikungunya, dan malaria

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi inang perantara virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah dan virus chikungunya. 

Seseorang yang terinfeksi demam berdarah dan chikungunya bisa mengalami demam tinggi (lebih dari 39℃) selama berhari-hari, tekanan darah yang menurun drastis, dan rasa nyeri di sendi yang kuat. 

Sementara gigitan nyamuk Anopheles yang membawa parasit Plasmodium merupakan penyebab utama malaria. Penyakit zoonosis ini menyebabkan penderitanya mengalami siklus demam tinggi selama 6-24 jam yang disertai dengan tubuh menggigil dan berkeringat. 

Ketiga penyakit tersebut perlu ditangani melalui perawatan medis secara intensif di rumah sakit. Pada kasus yang parah, penyakit akibat gigitan nyamuk ini bisa menyebabkan penggumpalan darah dan syok yang mengancam nyawa.

 2. Flu Burung

Flu burung awalnya merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang unggas di peternakan. Namun, virus kemudian bermutasi dan bisa menginfeksi hewan lain, seperti babi dan anjing. 

Evolusi genetik virus akhirnya menyebabkan virus flu burung H5N1 dan H7N9 bisa menyebar di antara manusia. 

Meskipun begitu, penyebaran flu burung dari satu orang ke orang lain tidak secepat penularan penyakit influenza.

Saat menginfeksi manusia, penyakit zoonosis ini dapat menyebabkan penyakit flu yang bisa berkembang cepat menimbulkan gangguan pernapasan serius. Fatalitas atau tingkat kematian flu burung terjadi pada 1 dari 3 orang terinfeksi. 

3. Coronavirus

Terdapat beberapa jenis coronavirus. Pertama adalah virus SARS-CoV penyebab penyakit SARS, MERS-CoV yang mengakibatkan MERS, dan SARS-CoV-2 atau Covid-19 yang kini tengah mewabah. 

Infeksi coronavirus menyerang saluran pernapasan hingga menyebabkan masalah serius di paru-paru. Gejala yang dialami meliputi demam, batuk, dan sesak napas.

Penyakit zoonosis ini diduga ditularkan akibat mengonsumsi daging dari hewan liar. SARS-CoV 1 dan 2 bersumber dari kelelawar dan ular, sedangkan MERS-CoV menyebar akibat kontak dan konsumsi daging unta dan kelelawar. 

4. Rabies

Rabies merupakan penyakit yang sebagian besar kasusnya ditularkan melalui gigitan hewan, seperti anjing dan kelelawar. 

Saat tergigit, infeksi virus penyebab rabies, yaitu Rhabdovirus, tidak langsung menimbulkan gejala. Akan tetapi, ketika gejalanya muncul, hampir selalu menimbulkan akibat fatal. 

Infeksi rabies menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan penderitanya lebih agresif dan hiperaktif, mudah gelisah hingga gangguan seperti kejang, halusinasi, hiperventilasi, dan koma. 

Namun, bahaya dari penyakit ini bisa dicegah melalui pengobatan dini dengan menyuntikkan vaksin rabies segera setelah terinfeksi.

5. Infeksi salmonella

Salmonella merupakan bakteri yang menjadi penyebab diare paling umum atau dikenal juga dengan penyakit salmonelosis. Penyakit zoonosis ini paling sering terjadi di lingkungan yang kurang higienis. 

Anda bisa tertular bakteri ini saat mengonsumsi telur ayam atau makanan dari susu yang terkontaminasi. Selain itu, cara penularan yang juga umum terjadi adalah melalui kontak dengan hewan peliharaan yang terinfeksi. 

Gejala diare yang disebabkan infeksi salmonella memang bersifat ringan dan bisa pulih dalam waktu beberapa hari. Namun, tanpa penanganan yang tepat, penyakit zoonosis ini bisa menyebabkan dehidrasi parah terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah.

6. Infeksi tinea (kurap)

Infeksi tinea adalah penyakit infeksi jamur yang penularannya bisa terjadi melalui hewan peliharaan, seperti anak kucing dan anjing. Jamur penyebab infeksi ini di antaranya adalah Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. 

Penyakit zoonosis ini menyebabkan gangguan pada kulit berupa ruam kemerahan yang mengelupas. Jamur menginfeksi bagian terluar kulit yakni epidermis dan tinggal di dalam sel-sel keratin yang mati.

Ruam utamanya muncul di bagian kuku, dada, perut, kaki, dan tangan. Namun, infeksi tinea juga bisa memengaruhi kulit kepala sehingga menyebabkan kerontokan.

7. Infeksi toksoplasma

Infeksi toksoplasma atau toksoplasmosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit, bernama Toxoplasma gondii. 

Parasit ini tinggal di dalam tubuh kucing dan ditularkan kepada manusia melalui paparan feses terkontaminasi. Manusia biasanya terinfeksi toksoplasma ketika membersihkan kotoran kucing.  

Infeksi bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius pada orang dengan sistem imun yang lemah dan ibu hamil. Toksoplasmosis dikenal sebagai penyakit penyebab keguguran, kelainan lahir, atau kelahiran prematur karena dapat menginfeksi janin. 

Penyakit infeksi dari hewan lainnya

Masih banyak infeksi patogen dari hewan yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, antara lain:

  • Ebola berasal dari kelelawar afrika
  • Antraks infeksi bakteri yang ditularkan dari hewan ternak
  • Infeksi bakteri E. coli
  • Infeksi hantavirus akibat gigitan tikus
  • HIV bersumber dari gigitan simpanse
  • Lyme disease berasal gigitan kutu tikus

Cara mencegah penularan penyakit dari hewan

pencegahan infeksi

Penyakit zoonosis bisa menyebar melalui berbagai rute penularan mulai dari makanan, droplet (percikan liur), udara, maupun secara tidak langsung dari gigitan serangga. 

Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya dalam mencegah penularan penyakit yang berasal dari hewan ini. Beberapa caranya yaitu:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan kontak dengan hewan.
  • Menggunakan sarung tangan saat membersihkan kandang atau kotoran hewan.
  • Mengoleskan losion antinyamuk dan serangga untuk menghindari gigitan nyamuk.
  • Selalu mengenakan alas kaki saat berada di lingkungan peternakan hewan.
  • Hindari minum air yang berasal dari sungai di sekitar peternakan hewan.
  • Hindari minum air dari lingkungan atau pemukiman tempat terjadinya wabah penyakit zoonosis.
  • Memasak daging sampai benar-benar matang.
  • Hindari melakukan kontak dekat dengan hewan liar.
  • Melakukan vaksinasi rabies, termasuk pada hewan peliharaan.
  • Melakukan vaksinasi untuk penyakit wabah saat hendak bepergian.

Akan lebih baik jika cara mencegah penyakit infeksi ini menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari Anda. Dengan begitu, risiko penularan pada diri sendiri dan orang lain bisa diminimalisasi. 

Penting bagi Anda untuk mengetahui jenis penyakit zoonosis beserta sumbernya. Begitupun dengan cara penularan penyakitnya sehingga bisa mencegah dan mengobati penyakit ini dengan tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

WHO. (2020). Zoonoses. Retrieved 16 December 2020, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/zoonoses#:~:text=A%20zoonosis%20is%20an%20infectious,food%2C%20water%20or%20the%20environment.

CDC. (2020). Zoonotic Diseases | One Health. Retrieved 16 December 2020, from https://www.cdc.gov/onehealth/basics/zoonotic-diseases.html

Minnesota Dept. of Health. (2020). Zoonotic Diseases:Disease Transmitted from Animals to Humans (Zoonosis). Retrieved 16 December 2020, from https://www.health.state.mn.us/diseases/animal/zoo/index.html#:~:text=A%20zoonosis%20(zoonotic%20disease%20or,or%20from%20humans%20to%20animals).

Infections, I., Burroughs, T., Knobler, S., & Lederberg, J. (2002). Introduction. National Academies Press (US). Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK98104/

Chomel B. B. (2009). Zoonoses. Encyclopedia of Microbiology, 820–829. https://doi.org/10.1016/B978-012373944-5.00213-3

Versi Terbaru

26/10/2022

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Chikungunya

Bisakah Infeksi Bakteri Sembuh Sendiri Tanpa Minum Antibiotik?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 26/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan