Antraks merupakan salah satu penyakit yang menular dari hewan ternak ke manusia. Penyakit infeksi ini sebenarnya terbilang langka pada manusia, tetapi berisiko menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Apa itu antraks?
Antraks (anthrax) adalah infeksi bakteri serius yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Pada kondisi normal, bakteri tersebut menghasilkan spora yang tidak aktif (dorman) dan hidup di tanah. Begitu memasuki tubuh binatang atau manusia, spora menjadi aktif.
Kemudian, spora aktif tersebut mulai memperbanyak diri, menghasilkan racun, menyebarkannya ke seluruh tubuh, hingga menyebabkan penyakit infeksi yang berat.
Penyakit antraks umumnya memengaruhi kulit dan paru-paru. Pada kasus yang langka, infeksi juga bisa menyerang saluran pencernaan.
Walau tergolong langka, seseorang bisa tertular bakteri penyebab antraks lewat kontak dengan binatang, wol, daging, atau kulit binatang yang terinfeksi.
Jenis-jenis penyakit antraks
Penyakit antraks bisa dibedakan berdasarkan bagaimana bakteri masuk ke dalam tubuh. Berikut ini penjelasan dari masing-masing jenisnya.
1. Anthrax kulit
Penyakit ini terjadi ketika spora bakteri Bacillus anthracis masuk ke dalam kulit manusia melalui luka atau goresan.
Antraks kulit paling sering terjadi pada area kepala, leher, lengan bawah, atau tangan. Penyakit ini menyerang kulit dan jaringan di sekitar tempat infeksi.
Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang dapat muncul akibat anthrax kulit.
- Benjolan merah kecokelatan dengan bagian tengah berwarna hitam.
- Benjolan yang gatal dan tidak nyeri pada area wajah, leher, lengan, atau tangan.
- Kelenjar getah bening dekat area benjolan bisa membesar dan terasa sakit.
- Gejala mirip flu, seperti demam dan sakit kepala.
Ini adalah jenis antraks yang paling umum dan paling tidak berbahaya bila diobati dengan tepat.
Infeksi biasanya berlangsung selama 1–7 hari setelah pasien terpapar spora bakteri. Tanpa pengobatan yang tepat, pasien dapat meninggal dunia.
2. Anthrax inhalasi
Anda dapat tertular anthrax ketika menghirup spora bakteri Bacillus anthracis. Antraks inhalasi biasanya berawal dari pembengkakan kelenjar getah bening pada dada.
Gejala awalnya mirip flu, tetapi bisa memburuk dengan cepat. Beberapa di antaranya yakni:
- demam,
- tubuh menggigil,
- sering berkeringat,
- nyeri badan,
- kelelahan berlebihan,
- sakit kepala, pusing, atau pening,
- rasa tidak nyaman pada dada,
- sesak napas dan batuk,
- nyeri perut, serta
- mual dan muntah.
Bakteri yang dihirup akan menyebar ke seluruh tubuh sampai akhirnya menyebabkan masalah pernapasan parah dan syok.
Infeksi akan berlangsung dalam seminggu setelah pasien terpapar, tetapi bisa memakan waktu hingga dua bulan. Tanpa pengobatan, penyakit ini hampir selalu berakhir fatal.
3. Anthrax gastrointestinal
Anthrax gastrointestinal menular ketika seseorang mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
Setelah tertelan, spora antraks dapat menyerang saluran pencernaan bagian atas (tenggorokan dan kerongkongan), lambung, hingga usus.
Beberapa gejala umum dari antraks gastrointestinal yaitu:
- demam,
- tubuh menggigil,
- pembengkakan pada leher,
- sakit tenggorokan,
- sakit kepala,
- nyeri saat menelan,
- suara serak,
- mual dan muntah, terkadang muntah darah,
- diare atau BAB berdarah,
- nyeri perut,
- pingsan, dan
- pembesaran perut.
Infeksi umumnya berkembang pada 1–7 hari setelah pasien terpapar. Tanpa pengobatan, lebih dari separuh pasien dengan antraks gastrointestinal meninggal dunia.
4. Anthrax injeksi
Selain ketiga jenis anthrax yang telah disebutkan, ada satu jenis yang baru ditemukan di Eropa Utara, yakni anthrax pada pengguna obat-obatan terlarang dengan suntikan.
Kondisi ini mirip dengan antraks kulit, tetapi dapat menyebar ke seluruh tubuh dengan lebih cepat dan cenderung sulit untuk diobati.
Berikut ini adalah beberapa gejala umum dari anthrax injeksi.
- Demam dan tubuh menggigil.
- Muncul kelompok benjolan kecil yang terasa gatal, terutama pada area suntikan di atas permukaan kulit.
- Luka dengan bagian tengah berwarna hitam muncul setelah adanya benjolan.
- Pembengkakan dan kemerahan di bagian sekitar luka.
- Kantong nanah (abses) yang berada jauh di bawah kulit atau otot tempat obat-obatan terlarang disuntikkan.
Penyebab dan faktor risiko antraks
Penyebab antraks adalah spora bakteri Bacillus anthracis yang aktif. Spora bisa bertahan hidup di lingkungan selama bertahun-tahun, kemudian bertunas dan memperbanyak diri.
Penyebaran bakteri hanya terjadi ketika manusia melakukan kontak langsung dengan binatang, wol, daging, atau kulit binatang yang terinfeksi.
Meski penyakit ini terbilang langka, berikut adalah beberapa kelompok yang lebih berisiko tertular.
- Orang yang mengolah produk hewani.
- Dokter hewan yang bekerja dengan binatang yang terinfeksi.
- Peternak yang bekerja dengan binatang yang terinfeksi.
- Pelancong yang mengunjungi daerah berisiko tinggi.
- Pekerja laboratorium yang bekerja dengan spora antraks.
- Tukang pos, anggota militer, dan relawan.
- Orang yang memakan daging mentah dari binatang yang terinfeksi.
- Pengguna obat-obatan terlarang yang disuntik, seperti heroin.
Cara membunuh spora antraks
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, Anda bisa membunuh spora antraks dengan cara: - memanaskan produk dalam suhu 95°C selama 24 jam,
- merebus produk dalam air mendidih selama 30 menit, atau
- menggunakan mesin autoklaf dengan suhu 120°C selama 20 menit.
Diagnosis penyakit antraks
Dokter mendiagnosis penyakit anthrax berdasarkan gejala yang dialami pasien, pemeriksaan fisik, serta riwayat paparan pada pasien berisiko tinggi.
Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan medis berikut untuk mengesampingkan berbagai penyakit lain yang mungkin menimbulkan gejala serupa.
- Pemeriksaan kulit: pengujian sampel cairan dari luka yang mencurigakan pada kulit untuk mencari tanda-tanda antraks kulit.
- Tes darah: pengambilan dan pengamatan sampel darah untuk melihat apakah terdapat bakteri antraks.
- Tes pencitraan: rontgen atau CT scan dada untuk mencari tanda-tanda antraks inhalasi.
- Pemeriksaan feses: pemeriksaan sampel feses untuk mendiagnosis antraks gastrointestinal.
- Pungsi lumbal: pengambilan sampel cairan tulang belakang untuk melihat kemungkinan radang selaput otak atau meningitis akibat infeksi bakteri.
Pengobatan antraks
Semua jenis penyakit anthrax bisa ditangani dengan terapi antibiotik dari kelompok amoxicillin, ciprofloxacin, atau doxycycline.
Berbagai obat antibiotik di atas perlu dikonsumsi selama 60 hari untuk mencegah kekambuhan.
Makin lama terapi ditunda, makin besar risiko perburukan penyakit. Jadi, terapi biasanya dimulai sesegera mungkin saat seseorang terdiagnosis mengidap anthrax.
Untuk melindungi diri dari bahaya penyakit antraks, Centers for Disease Control and Prevention menyarankan beberapa upaya pencegahan sebagai berikut.
1. Mengikuti vaksinasi antraks
Vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah penularan antraks. Akan tetapi, vaksin antraks hingga kini tidak tersedia untuk umum, mengingat kasusnya tergolong langka.
Vaksin antraks diwajibkan bagi kelompok yang berisiko. Vaksinasi dilakukan sebanyak lima kali dalam kurun 18 bulan.
Kelompok orang yang berisiko juga harus mendapatkan vaksin booster satu kali setahun untuk menambah perlindungan terhadap infeksi.
2. Mengonsumsi antibiotik
Konsumsi antibiotik merupakan upaya pencegahan bagi orang yang melakukan kontak dengan hewan ternak yang mati karena antraks.
Anda perlu memperoleh tiga kali vaksin anthrax dalam waktu empat minggu dan ditambah obat antibiotik selama 60 hari.
Antibiotik yang dikonsumsi dapat berupa amoxicillin, ciprofloxacin, atau doxycycline. Jika alergi terhadap vaksin antraks, Anda hanya akan diberikan antibiotik.
3. Pencegahan untuk pekerja yang rentan
Seseorang yang bekerja di peternakan, laboratorium, dan tempat lainnya yang berpotensi menjadi area penyebaran bakteri Bacillus anthracis dapat melakukan langkah pencegahan berikut ini.
- Memastikan lingkungan kerjanya memiliki ventilasi udara yang baik.
- Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut saat bekerja.
- Mencuci tangan menggunakan sabun.
- Mengenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang.
- Mengenakan sepatu khusus untuk bekerja.
- Menggunakan pelindung mata, sarung tangan, dan masker N-95.
- Mencuci pakaian yang digunakan saat bekerja dengan detergen.
- Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
- Tidak membawa barang dari luar lingkungan kerja.
Kunci pencegahan antraks adalah menjaga kebersihan lingkungan dan memantau kesehatan hewan ternak di sekitarnya.
Jika Anda termasuk ke dalam kelompok berisiko, jangan lupa mengikuti vaksinasi secara rutin untuk melindungi diri, keluarga, dan orang-orang di sekitar Anda.
Kesimpulan
- Antraks (anthrax) adalah penyakit infeksi serius akibat bakteri Bacillus anthracis yang dapat menular dari hewan ke manusia.
- Berdasarkan caranya masuk ke dalam tubuh, infeksi ini dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti antraks kulit, inhalasi, gastrointestinal, dan injeksi.
- Vaksinasi, penggunaan antibiotik, serta tindakan pencegahan khusus untuk kelompok yang berisiko dapat menurunkan risiko penularan anthrax.