Jika Anda hidup di area peternakan atau memiliki hewan ternak di sekitar rumah, waspadai salah satu jenis infeksi bernama demam demam Q. Seperti apa gejala dan cara mengobati infeksi akibat bakteri dari hewan ternak? Simak di bawah ini.
Definisi demam Q?
Demam Q atau Q fever adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Coxiella burnetii. Bakteri ini banyak ditemukan pada hewan ternak, seperti kambing, domba, dan sapi.
Bakteri C. burnetii bisa ditularkan ke manusia melalui udara, air, atau makanan yang terkontaminasi. Orang-orang yang terbiasa bekerja sebagai petani, peternak, serta dokter hewan adalah golongan yang paling rentan terkena penyakit ini.
Demam Q dapat menimbulkan berbagai gejala yang mirip dengan flu, mulai dari yang bersifat akut hingga kronis dan membutuhkan penanganan serius. Namun, sebagian orang yang terinfeksi bakteri tidak mengalami gejala apa pun.
Dalam beberapa kasus, penyakit infeksi ini dapat muncul kembali atau kambuh beberapa tahun kemudian. Jenis demam Q yang kronis seperti ini berisiko memicu kerusakan jantung, hati, otak, dan paru-paru.
Jika gejalanya ringan, demam ini dapat diobati dengan antibiotik. Namun, apabila penyakit ini terjadi secara berulang, pasien biasanya harus mengonsumsi antibiotik setidaknya selama 18 bulan.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Demam Q pertama kali dilaporkan keberadaannya di Amerika Serikat pada tahun 1999. Dalam waktu 5 tahun, rata-rata kasus kejadiannya di negara tersebut menjadi 50.
Beberapa tahun terakhir, penyakit ini banyak ditemukan pada anggota militer Amerika Serikat yang sedang bertugas di Irak dan Afganistan. Namun, saat ini, penyakit ini sudah tersebar secara luas di berbagai belahan dunia.
Angka kejadian penyakit ini belum diketahui secara pasti. Pasalnya, beberapa negara tidak melaporkan adanya kasus kejadian penyakit ini.
Sejauh ini, para ahli menemukan bahwa demam ini lebih banyak terjadi pada pasien pria dibanding dengan wanita.
Tanda dan gejala demam Q
Gejala penyakit ini dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Ada yang mengalami gejala bersifat ringan, berat, atau bahkan tidak bergejala sama sekali.
Para ahli meyakini bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi keparahan penyakit, seperti usia, jenis kelamin, serta riwayat medis pasien.
Di bawah ini gejala demam Q menurut laman National Organization for Rare Diseases.
Demam Q akut
Pada kondisi akut, gejala biasanya mulai muncul 2-3 minggu setelah terpapar bakteri. Demam Q akut ditandai dengan gejala seperti di bawah ini.
- Demam tinggi
- Menggigil
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Batuk
- Nyeri dada
- Sakit tenggorokan
- Ruam kulit
- Gangguan pencernaan
Dalam beberapa kasus, demam ini juga dapat menimbulkan gejala yang terkait dengan pneumonia dan peradangan hati (hepatitis), seperti kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice).
Demam yang bersifat akut biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
Demam Q kronis
Pada kasus kronis, demam dapat kembali muncul beberapa bulan atau tahun setelah kasus akut sembuh. Bahkan, demam kronis bisa muncul sewaktu-waktu meski pasien belum pernah mengalami demam akut sebelumnya.
Kebanyakan kasus demam kronis terjadi pada orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti adanya gangguan jantung, pembuluh darah, atau sistem imun tubuh yang buruk.
Demam yang dialami pada kasus kronis bersifat lebih parah dan berlangsung lebih lama. Selain itu, pasien mungkin juga akan mengalami gejala tambahan seperti berat badan menurun, berkeringat di malam hari, nyeri sendi, dan kelelahan terus-menerus.
Penyebab demam Q?
Demam Q disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii yang tak sengaja terhirup atau tertelan. Manusia biasanya terpapar bakteri ini ketika minum susu, menyentuh urin, atau kontak dengan feses dari hewan yang terinfeksi bakteri.
Selain itu, bakteri ini juga banyak mengontaminasi udara di sekitar hewan yang terinfeksi, misalnya di peternakan.
Bakteri C. burnetii banyak menginfeksi hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Namun, dalam beberapa kasus, bakteri ini juga ditemukan pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Bakteri ini dapat bertahan hidup di lingkungan dalam jangka waktu yang panjang. Pasalnya, C burnetii diketahui kebal terhadap panas dan tekanan udara. Selain itu, bakteri ini juga resisten terhadap banyak jenis disinfektan.