backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Gejala Sarkoma yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/01/2022

    7 Gejala Sarkoma yang Perlu Diwaspadai

    Kanker terjadi ketika sel-sel abnormal dalam tubuh tumbuh tak terkendali. Berdasarkan lokasi awal kemunculannya, kanker terbagi menjadi beberapa jenis yang berbeda-beda, salah satunya adalah sarkoma. Seperti apa gejala yang timbul saat sarkoma mulai menyerang tubuh?

    Sekilas tentang sarkoma

    Sarkoma adalah jenis kanker yang tumbuh pada jaringan ikat yang menghubungkan atau menyokong satu jaringan dengan jaringan lainnya di dalam tubuh. Jaringan ini termasuk tulang, tulang rawan, otot, lemak, saraf, pembuluh darah, dan tendon.

    Sarkoma dapat muncul ketika terjadi perubahan atau mutasi pada DNA di dalam sel. DNA berisi serangkaian instruksi yang memberitahu sel-sel tubuh mengenai fungsi serta cara tumbuh dan membelah diri.

    Mutasi dapat memberitahu sel-sel tubuh untuk tumbuh tak terkendali dan terus hidup ketika seharusnya mereka mati. Bila ini terjadi, sel-sel abnormal yang menumpuk dapat membentuk tumor.

    Sarkoma yang pecah dapat menyebar ke bagian tubuh mana pun seperti otak, paru-paru, atau organ-organ lain yang tak kalah penting. Dibandingkan dengan kanker karsinoma, jenis sarkoma lebih jarang ditemukan pada pasien kanker.

    Gejala yang timbul karena sarkoma

    Pada awal penyakitnya, sarkoma tidak menimbulkan gejala karena terletak jauh di dalam jaringan tubuh. Sehingga, banyak pasien yang tidak menyadari akan keberadaannya.

    Gejala biasanya baru dirasakan ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut. Gejalanya pun bisa berbeda-beda, tergantung dengan letak pertumbuhannya. Namun secara umum, berikut adalah beberapa gejala yang dialami oleh pasien.

    1. Tumbuhnya benjolan

    Tanda pertama yang dapat menunjukkan kemungkinan sarkoma adalah pertumbuhan benjolan. Awalnya, benjolan ini tidak menyebabkan rasa sakit meski terkadang dapat menimbulkan ketidaknyamanan

    Seiring dengan pertumbuhan tumor, ukuran benjolan akan semakin membesar serta mulai menekan saraf dan otot di dekatnya. Inilah yang akhirnya menimbulkan rasa sakit pada pasien.

    Ukuran benjolan sarkoma dapat membesar lebih dari 5 cm. Pertumbuhannya terjadi dalam hitungan beberapa minggu atau beberapa bulan.

    2. Turun berat badan

    Normalnya, penurunan berat badan terjadi karena diet, olahraga, atau perubahan pada hormon. Di sisi lain, berat badan yang turun drastis tanpa usaha bisa menjadi salah satu gejala kondisi serius seperti sarkoma.

    Sel kanker membutuhkan lebih banyak energi daripada sel yang sehat. Maka dari itu, tubuh akan membakar lebih banyak kalori saat istirahat dari biasanya.

    Selain itu, ketika tubuh melawan kanker, sistem kekebalan menghasilkan zat bernama sitokin yang dapat meningkatkan peradangan. Sitokin mengubah metabolisme dan mengganggu hormon nafsu makan, sehingga membuat berat badan semakin menurun.

    3. Mual dan muntah

    Selain terjadi sebagai efek samping pengobatan kanker, muntah juga bisa menjadi salah satu gejala sarkoma. Terutama bila tumor berada di usus besar, kerongkongan, lambung, atau bagian pencernaan lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi usus.

    Obstruksi usus dapat menghalangi saluran pencernaan dan menghambat aliran makanan padat dan cair. Inilah yang mengakibatkan pasien mengalami muntah.

    Mual dan muntah juga bisa terjadi ketika tumor yang tumbuh pada lapisan rongga perut mengganggu pergerakan makanan sehingga menghambat proses pencernaannya.

    4. Nyeri tulang

    Nyeri tulang juga termasuk gejala sarkoma yang cukup umum. Pada awalnya, rasa sakit bisa datang dan pergi, lalu memburuk saat malam hari atau saat beristirahat. Seiring waktu, rasa sakit bisa menjadi lebih parah.

    Nyeri tulang muncul karena kanker mengganggu keseimbangan aktivitas sel normal di tulang, alhasil jaringan tulang mengalami kerusakan.

    5. Patah tulang tanpa cedera

    Tidak hanya menimbulkan nyeri, beberapa pasien juga mengalami patah tulang tanpa cedera terlebih dahulu. Kondisi ini bisa menjadi gejala pertama bahwa Anda menderita kanker, tapi bisa muncul bertahun-tahun setelah pengobatan kanker.

    Sarkoma dapat melemahkan tulang dan menimbulkan risiko patah. Biasanya tulang yang patah adalah tulang panjang lengan dan kaki serta tulang belakang.

    Seringnya gejala diikuti dengan kelemahan di kaki atau lengan dan tingginya kadar kalsium dalam darah yang dapat menyebabkan mual, muntah, sembelit, dan kebingungan.

    6. Nyeri perut

    Nyeri ini kerap dialami oleh pasien yang mengalami kanker perut. Gejalanya dapat berkisar dari rasa ketidaknyamanan ringan yang muncul terus-menerus hingga rasa sakit yang tak tertahankan.

    Umumnya rasa nyeri dan tidak nyaman terjadi di daerah perut bagian atas. Gejala ini bahkan bisa menimbulkan perasaan penuh walau pasien hanya makan dalam porsi yang sedikit.

    Dalam jurnal yang dipublikasi oleh National Institute of Health USA, kurang dari 20% kasus sarcoma terjadi di dalam area perut dan panggul. Metastasis atau penyebaran ke area perut meskipun terhitung sedikit kasusnya namun dapat membahayakan. Gejala yang dapat aialami pasien berupa nyeri perut hingga BAB berdarah.

    7. BAB berdarah

    Terkadang, sarkoma diikuti dengan gejala berupa darah pada tinja. Warna darah dalam tinja dapat menjadi petunjuk akan dari mana perdarahan berasal.

    Bila darahnya merah terang, berarti perdarahan terjadi di rektum atau saluran pencernaan bawah. Biasanya ini bukanlah tanda kanker, melainkan tanda kondisi non-kanker seperti wasir atau fisura anus. Meski demikian, gejala ini juga bisa menandakan adanya kanker di usus besar.

    Bila darahnya berwarna gelap dan lembek, maka perdarahan terjadi di bagian atas saluran cerna. Penyebab umum kondisi ini adalah tukak lambung, penyakit hati, dan kanker lambung.

    Memang, berbagai gejala yang telah disebutkan tak mesti menandakan bahwa Anda terkena kanker. Gejala-gejala ini juga kerap dialami oleh orang-orang yang memiliki kondisi non-kanker.

    Namun, ada baiknya Anda memeriksakan diri kepada dokter guna memastikan kondisi Anda. Misalnya bila Anda mengalami pertumbuhan benjolan tanpa sebab atau ketika gejala tidak kunjung menghilang meski sudah diobati.

    Deteksi penyakit lebih awal tentunya dapat membantu memudahkan dokter dalam menentukan perawatan yang tepat. Pemeriksaan ini penting Anda lakukan, terutama bila Anda memiliki riwayat kanker atau memiliki keluarga yang pernah terkena kanker.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan