backup og meta

Perkembangan Demam Berdarah Dengue di Asia Tenggara

PenyebabMitos dan faktaGejalaDBD beratPengobatanPencegahanVaksinPengaruh iklimFAQ

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menyerang jutaan orang di Asia Tenggara setiap tahunnya. Asia Tenggara diperkirakan menanggung hampir 70% kasus demam berdarah secara global.

Rentang kondisi yang dialami seseorang yang mengidap penyakit infeksi akibat gigitan nyamuk ini pun beragam.

Dari demam tinggi yang khas hingga nyeri sendi parah yang membuatnya dijuluki “demam tulang”, memahami penyakit ini sangatlah penting bagi orang-orang yang tinggal atau hendak bepergian ke daerah rawan.

Apa penyebab demam berdarah?

Demam berdarah adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, terutama melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Nyamuk ini berkembang biak di iklim tropis seperti di Asia Tenggara. Genangan air adalah tempat berkembang biak yang ideal bagi Aedes aegypti.

Struktur virus dengue terdiri dari genom RNA untai tunggal yang dikelilingi oleh lapisan protein dan selubung lipid. Inilah alasan mengapa virus dengue bisa menular dari nyamuk ke manusia.

Siklus hidup virus dengue dimulai ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia sehingga virus masuk ke dalam aliran darah.

Setelah itu, virus akan menargetkan sel-sel tertentu, berkembang biak dengan cepat, dan menyebar ke seluruh tubuh. Proses ini memicu respons imun tubuh sehingga menimbulkan gejala demam berdarah.

Empat jenis serotipe dengue

demam berdarah dengue DBD

Demam berdarah menjadi lebih kompleks karena tidak hanya disebabkan oleh satu, tetapi empat serotipe virus yang saling berkerabat dekat, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.

Setiap serotipe bisa menyebabkan spektrum penyakit yang sama dan pemulihan dari satu jenis serotipe hanya akan memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut. Infeksi berikutnya oleh serotipe yang berbeda justru meningkatkan risiko komplikasi demam berdarah.

Mitos dan fakta seputar demam berdarah

Tingginya kasus DBD di Asia Tenggara membuat informasi yang beredar tentang infeksi ini sering keliru. Berikut adalah informasi seputar mitos dan fakta tentang demam berdarah dengue.

Mitos: Hanya bisa terkena demam berdarah satu kali.

Fakta: Terdapat empat jenis virus dengue. Infeksi dari satu jenis virus tidak akan membuat Anda kebal dari tipe lainnya. DBD berulang justru meningkatkan risiko demam berdarah berat (DHF).

Mitos: Nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak di air kotor.

Fakta: Nyamuk Aedes aegypti lebih suka berkembang biak genangan air pada pot bunga, wadah air untuk hewan peliharaan, hingga tutup botol.

Mitos: Nyamuk demam berdarah hanya menggigit pada malam hari.

Fakta: Nyamuk Aedes paling aktif di siang hari, terutama dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam.

Mitos: Demam berdarah pasti disertai demam tinggi.

Fakta: Dengue bisa muncul dengan demam ringan atau bahkan tanpa demam. Waspadai gejala lain, seperti ruam, sakit kepala, nyeri sendi, atau kelelahan tanpa sebab.

Mitos: Jus daun pepaya terbukti menyembuhkan dengue.

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah bahwa jus daun pepaya bisa menyembuhkan dengue. Jus daun pepaya mungkin membantu meningkatkan trombosit sementara, tapi tidak mengobati virusnya.

Mitos: Anda tidak akan terkena dengue jika hanya berada di dalam rumah.

Fakta: Nyamuk Aedes aegypti juga menggigit di dalam rumah. Mereka sering berkembang biak di vas bunga, kamar mandi, atau tangki air yang terbuka.

Mitos: Antibiotik dapat menyembuhkan dengue.

Fakta: Dengue bukan disebabkan oleh bakteri sehingga antibiotik tidak akan mengatasinya. Pengobatan DBD akan fokus pada pemberian cairan, istirahat, meredakan gejala, dan vaksinasi.

Mitos: Dengue hanya jadi masalah saat musim hujan.

Fakta: Musim hujan memang meningkatkan risiko penularan DBD. Akan tetapi, penyakit infeksi ini tetap bisa terjadi sepanjang tahun di iklim tropis.

Gejala demam berdarah dengue

Pengenalan dini terhadap gejala demam berdarah sangat penting untuk penanganan yang tepat.

Organisasi Kesehatan Nasional atau WHO menyebutkan bahwa berbagai gejala berikut biasanya muncul 4–10 hari setelah terinfeksi virus dengue.

  • Demam tinggi mendadak (40°C).
  • Sakit kepala parah.
  • Nyeri di belakang mata.
  • Nyeri otot dan sendi hebat.
  • Mual dan muntah.
  • Ruam kulit yang muncul 2–5 hari setelah demam.
  • Pendarahan ringan, seperti mimisan atau gusi berdarah.

Beberapa pasien di Asia tenggara juga menyebutkan bahwa DBD menimbulkan sensasi seperti tulang patah sehingga penyakit ini dijuluki “demam tulang”. Gejala ini biasanya berlangsung selama 2–7 hari dan kebanyakan orang pulih sepenuhnya dalam satu minggu.

Tanda peringatan demam berdarah berat

Meski sebagian besar kasus demam berdarah sembuh tanpa komplikasi, sekitar 5% dapat berkembang menjadi demam berdarah berat yang mengancam nyawa. Berikut adalah tanda peringatan demam berdarah berat.

  • Nyeri perut hebat.
  • Muntah terus-menerus.
  • Napas cepat.
  • Gusi atau hidung berdarah.
  • Kelelahan dan gelisah.
  • Darah dalam muntah atau tinja.
  • Penurunan frekuensi buang air kecil.

Segeralah mencari pertolongan medis jika Anda merasakan gejala di atas maupun gejala awal infeksi virus dengue.

Peralihan dengue ringan ke berat biasanya ditandai dengan demam yang mereda sehingga menciptakan kesan palsu bahwa kondisi sudah membaik.

Pengobatan demam berdarah

Saat ini belum ada pengobatan antivirus khusus untuk demam berdarah. Artinya, pengobatan akan berfokus pada pengelolaan gejala sehingga kondisi pasien tidak bertambah buruk.

Berikut adalah beberapa opsi perawatan demam berdarah dengue yang umumnya disarankan oleh dokter di Asia tenggara

  • Pemenuhan asupan cairan cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Pemberian obat pereda nyeri yang mengandung parasetamol. Hindari aspirin dan NSAID karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Istirahat dan tidur yang cukup.
  • Pemantauan ketat terhadap tanda vital dan jumlah trombosit.

Untuk kasus berat, pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Di sini, cairan akan diberikan melalui infus intravena.

Dokter juga akan melakukan pemantauan terhadap tekanan darah dan memberikan transfusi trombosit jika dibutuhkan.

Penanganan medis yang tepat waktu dapat menurunkan angka kematian hingga kurang dari 1 persen.

Pencegahan demam berdarah

Memutus siklus penularan infeksi adalah cara paling efektif untuk mengendalikan wabah demam berdarah. Proses penularan infeksi melibatkan nyamuk sebagai vektor dan manusia sebagai inang. Berikut adalah dua langkah pencegahan utama yang bisa Anda terapkan.

1. Mengendalikan nyamuk Aedes aegypti

demam berdarah menular

Karena nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air, pastikan Anda selalu membersihkannya dengan langkah-langkah berikut.

  • Kosongkan dan bersihkan wadah air setiap minggu.
  • Tutup rapat wadah penyimpanan air.
  • Buang sampah padat dengan benar.
  • Bersihkan talang air dan pasang kasa di jendela serta pintu.

Di Asia Tenggara, organisasi kesehatan setempat kerap melakukan fogging atau pengasapan di area dengan kasus demam berdarah yang tinggi.

2. Langkah perlindungan pribadi

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan risiko digigit nyamuk Aedes aegypti.

  • Kenakan pakaian dengan lengan panjang dan celana panjang, khususnya ketika akan bepergian.
  • Gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET, picaridin, atau minyak lemon eucalyptus.
  • Pasang kelambu di tempat tidur yang tidak menggunakan AC atau pastikan bahwa jendela tertutup.
  • Menghindari bepergian ke tempat dengan kasus DBD yang tinggi.

Vaksin demam berdarah dengue di Asia Tenggara

Beberapa tahun terakhir telah terjadi kemajuan dalam pengembangan vaksin dengue. Vaksin yang ada saat ini bekerja dengan cara merangsang kekebalan terhadap keempat serotipe virus dengue.

Dosis vaksin dengue biasanya mencakup tiga suntikan yang diberikan dalam satu tahun. Setiap negara bisa memiliki harga vaksin dengue yang berbeda.

Usai menerima vaksin, Anda mungkin merasakan demam ringan, sakit kepala, dan nyeri di lokasi suntikan. Segera pergi ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik.

Hubungan iklim di Asia Tenggara dengan DBD

Suhu yang meningkat seiring perubahan iklim terbukti bisa memperluas jangkauan geografis tempat nyamuk Aedes aegypti dapat bertahan hidup.

Artinya, perubahan iklim berpotensi memperkenalkan demam berdarah ke negara-negara yang sebelumnya tidak terdampak.

Berbagai studi memperkirakan bahwa akan ada 2,25 miliar orang yang memiliki peningkatan risiko tertular demam berdarah akibat perubahan iklim.

Negara-negara di Asia Tenggara sudah mengalami musim penularan demam berdarah yang lebih panjang dan wabah yang lebih sering.

Untuk menghadapi tantangan ini, sistem kesehatan masyarakat harus beradaptasi melalui penguatan pengawasan, peningkatan edukasi tentang dengue, dan upaya pengendalian berkelanjutan melalui vaksinasi.

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Masih punya kebingungan terkait demam berdarah dengue? Informasi berikut mungkin bisa menjawabnya.

Q: Apakah ada tes cepat untuk mendiagnosis demam berdarah?

A: Tes diagnostik cepat (RDT) dapat mendeteksi infeksi dalam waktu 20 menit. Tes ini akan mendeteksi antigen NS1 dengue atau antibodi dalam darah. Meski begitu, konfirmasi laboratorium melalui PCR atau ELISA tetap dibutuhkan.

Q: Apakah ibu hamil dengan demam berdarah bisa menularkan virus ke bayinya?

A: Penularan vertikal (dari ibu ke bayi) virus dengue bisa terjadi, terutama jika ibu terinfeksi mendekati waktu persalinan. Kondisi ini juga bisa menimbulkan beragam komplikasi termasuk kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Q: Berapa lama saya harus menunggu untuk mendonorkan darah setelah sembuh dari demam berdarah?

A: Waktu tunggu untuk bisa donor darah setelah dinyatakan sembuh dari demam berdarah umumnya adalah selama enam bulan. Masa tunggu ini memastikan bahwa virus benar-benar telah hilang dari tubuh dan mencegah penularan melalui donor darah.

Pencegahan dari diri sendiri dan lingkungan terdekat merupakan langkah awal yang baik untuk menghentikan penyebaran demam berdarah. Dengan penularan yang berkurang, kasus demam berdarah dengue di Asia Tenggara akan lebih mudah dikendalikan.

Kesimpulan

  • Asia Tenggara menjadi wilayah yang menanggung 70% dari kasus demam berdarah dengue secara global. Salah satu penyebabnya adalah dominasi iklim tropis di berbagai negara.
  • Demam berdarah dengue bisa terjadi berkali-kali. DBD berulang bisa meningkatkan risiko komplikasi.
  • Pengobatan demam berdarah dengue berfokus pada pemenuhan cairan, pemberian pereda nyeri, dan istirahat yang cukup sehingga berbagai gejalanya berkurang.
  • Vaksin adalah cara terbaik untuk menurunkan risiko tertular demam berdarah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dengue and severe dengue. (2023, March 17). World Health Organization (WHO). Retrieved 22 April 2025, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

Sunyoto, T., Bhatia, R., & Dash, A. (2013). Changing epidemiology of dengue in south-east Asia. WHO South-East Asia Journal of Public Health2(1), 23. Retrieved 22 April 2025, from https://doi.org/10.4103/2224-3151.115830

Dengue. (2023, August 15). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 22 April 2025, from https://www.cdc.gov/dengue/index.html

Tayal, A., Kabra, S. K., & Lodha, R. (2022). Management of dengue: An updated review. Indian Journal of Pediatrics90(2), 168-177. Retrieved 22 April 2025, from https://doi.org/10.1007/s12098-022-04394-8

Akter, R., Tasneem, F., Das, S., Soma, M. A., Georgakopoulos-Soares, I., Juthi, R. T., & Sazed, S. A. (2024). Approaches of dengue control: Vaccine strategies and future aspects. Frontiers in Immunology15. Retrieved 22 April 2025, from https://doi.org/10.3389/fimmu.2024.1362780

Zain, A., Sadarangani, S. P., Shek, L. P., & Vasoo, S. (2024). Climate change and its impact on infectious diseases in Asia. Singapore Medical Journal65(4), 211-219. Retrieved 22 April 2025, from https://doi.org/10.4103/singaporemedj.smj-2023-180

 

Versi Terbaru

29/04/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

5 Jenis Makanan untuk Mempercepat Penyembuhan DBD

Apakah Pasien DBD Harus Rawat Inap atau Boleh di Rumah?


Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team · Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Diperbarui 29/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan