Jika seseorang terluka dan berdarah, trombosit akan datang dan membuat sebuah plug atau sumbatan yang akan membantu menutup luka itu sehingga pendarahan dapat berhenti.
Pada orang dengan DBD, kadar trombosit sangat rendah dan pendarahan sangat mudah terjadi. Ini sebabnya orang dengan demam berdarah biasanya akan diminta untuk istirahat total.
Aktivitas berat mudah menyebabkan pendarahan pada orang dengan kadar trombosit yang rendah.
Pendarahan pada orang yang terinfeksi DENV termasuk pendarahan kecil pada kulit, lebam-lebam sampai pendarahan yang lebih serius seperti pendarahan pada saluran pencernaan yang menyebabkan muntah darah atau BAB berdarah.
Lantas, apakah pasien DBD perlu mendapatkan transfusi darah? Ia perlu melalui pemeriksaan laboratorium dulu untuk mendapatkan prosedur tersebut.
Kondisi pasien DBD yang memerlukan transfusi darah

Hal berbahaya yang bisa terjadi pada pasien demam berdarah adalah adanya kebocoran plasma. Plasma merupakan sebuah cairan yang membentuk darah secara keseluruhan, bersama dengan hemoglobin.
Reaksi tubuh terhadap infeksi DENV menyebabkan plasma bocor dari pembuluh darah dan masuk ke jaringan sekitar pembuluh darah.
Dalam hasil laboratorium, ini ditunjukan dengan meningkatnya kadar hematokrit (konsentrasi hemoglobin, kadar ini meningkat karena jumlah plasma berkurang).
Orang ini akan terlihat seakan kekurangan cairan, tetapi sebenarnya cairan itu masih ada di dalam tubuhnya.
Implikasi dari keadaan ini adalah dokter harus berhati-hati saat hendak memberikan terapi cairan (infus) kepada pasien DBD. Pemberian cairan infus yang berlebih dapat menyebabkan overload atau kelebihan cairan yang dapat berakibat fatal.
Produk-produk darah (konsentrat platelet, darah utuh, sel darah merah, dll) memiliki kadar yang lebih pekat, sehingga jika diberikan secara sembarangan lebih mudah menyebabkan kelebihan cairan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar