backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Gejala Radang Usus yang Terlihat Sepele Tapi Perlu Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    7 Gejala Radang Usus yang Terlihat Sepele Tapi Perlu Diwaspadai

    Sakit perut serta diare yang berkepanjangan dapat menjadi gejala dari banyak kondisi, termasuk radang usus besar (kolitis). Penyakit ini menyerang lapisan dalam organ usus besar dan rektum dengan gejala yang sangat bervariasi.

    Tanpa penanganan yang tepat, radang usus besar dapat berkembang menjadi kolitis ulseratif. Ini adalah kondisi ketika kolitis menyebabkan luka pada lapisan usus besar. Jika sudah begini, penderita mungkin akan mengalami gejala yang lebih parah lagi.

    Tanda dan gejala radang usus

    komplikasi lupus

    Kolitis adalah salah satu bentuk dari inflammatory bowel disease (IBD). Radang pada usus bisa menimbulkan ciri yang beragam, tergantung tingkat keparahan penyakit dan di mana peradangan terjadi.

    Secara umum, berikut berbagai tanda yang dapat muncul.

    1. Sakit perut

    Sakit perut merupakan gejala radang usus yang umum, menurut situs Mayo Clinic. Rasa sakit timbul akibat peradangan pada usus besar. Ketika terjadi peradangan, jaringan yang bermasalah bisa membengkak dan merangsang sel saraf di sekitarnya.

    Lokasi nyeri pun dapat bermacam-macam, tergantung sumber awal peradangannya. Peradangan pada kolitis biasanya berawal dari rektum yang terletak di bawah usus besar. Oleh sebab itu, rasa nyeri cenderung terpusat pada perut bagian bawah.

    2. Diare

    Gejala radang usus yang kerap menyusul sakit perut adalah diare. Diare terjadi bila radang disebabkan oleh infeksi kuman (bakteri, virus, atau parasit). Tubuh merespons kuman sebagai ancaman dan mengirimkan reaksi imun sehingga terjadilah radang.

    Peradangan sebenarnya bermanfaat untuk melawan serangan penyakit. Namun, pada penderita kolitis, hal ini justru membuat usus lebih sering berkontraksi. Kontraksi usus besar akan menarik air ke dalam feses sehingga feses menjadi lebih encer.

    3. Buang air besar (BAB) berdarah

    Penderita kolitis umumnya tidak hanya mengalami diare, tapi juga BAB berdarah atau bahkan disertai nanah. Ini menandakan bahwa ada luka di dalam saluran pencernaan yang disebabkan oleh radang. Kondisi inilah yang dikenal sebagai kolitis ulseratif.

    Ketika penderita mengalami BAB berdarah, feses mungkin tampak berwarna merah segar, merah muda, atau kehitaman (melena). Banyaknya darah yang dihasilkan pun beragam, tergantung seberapa parah penyakit dan lokasi terjadinya perdarahan.

    4. Nyeri pada rektum dan wasir

    sakit perut saat flu

    Radang usus juga kerap menimbulkan rasa nyeri pada rektum. Seperti halnya sakit perut, rasa nyeri mungkin berasal dari peradangan pada rektum. Jaringan rektum yang membengkak menekan reseptor saraf dan mengirimkan sinyal nyeri ke otak.

    Pengidap radang usus juga rentan mengalami wasir karena diare tidak kunjung sembuh. Saat diare, Anda akan lebih sering mengejan keras-keras, yang memaksa jantung mengalirkan lebih banyak darah menuju anus.

    Pembuluh di sekitar anus yang “kebanjiran” darah ini dapat membengkak, pecah, dan menyebabkan wasir. Alhasil, feses yang keluar melalui anus bisa membawa darah dari kebocoran pembuluh tersebut.

    5. Demam

    Demam merupakan tanda tubuh sedang melawan infeksi, termasuk pada kolitis. Gejala ini muncul karena otak menganggap ada sesuatu yang berbahaya di dalam tubuh dan harus dimatikan. Otak pun merespons dengan meningkatkan suhu tubuh.

    Menurut sebuah laporan terbitan jurnal Case Reports in Medicine pada 2016, sekitar 40% penderita kolitis mengalami gejala demam. Demam umumnya bertahan selama beberapa hari dan tidak terlalu tinggi.

    6. Nafsu makan menurun

    Berbagai gejala yang Anda alami akibat radang usus dapat menurunkan nafsu makan. Hal ini wajar mengingat radang usus sering kali menimbulkan gangguan pencernaan seperti mual, sakit atau kram perut, perut kembung, dan diare.

    Selain itu, beberapa penderita juga mengalami sariawan pada mulut serta lesu akibat gejala yang tidak kunjung membaik. Akibatnya, Anda jadi kehilangan keinginan untuk makan seperti biasanya.

    7. Berat badan turun

    Kombinasi dari kelelahan, diare, demam, malas makan, dan dehidrasi dapat membuat tubuh kekurangan zat gizi penting. Tubuh Anda mungkin tidak hanya kekurangan zat gizi utama seperti protein dan karbohidrat, tapi juga vitamin dan mineral.

    Padahal, mineral seperti magnesium dan zinc diperlukan untuk mengembalikan nafsu makan. Pada akhirnya, semua kombinasi gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan berat badan.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Bila Anda mengalami gejala radang usus, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Dengan konsultasi, Anda juga akan tahu seberapa parah penyakit telah berkembang.

    Akan tetapi, jangan tunda untuk pergi ke dokter bila Anda mengalami:

  • perubahan kebiasaan BAB,
  • demam tinggi di atas 38,3 derajat celsius atau lebih dari dua hari,
  • BAB berdarah yang tidak kunjung membaik,
  • diare yang tidak membaik dengan minum obat radang usus besar, atau
  • diare yang membuat Anda terbangun di malam hari.
  • Kolitis merupakan peradangan yang dapat menimbulkan luka pada usus besar. Penyakit ini biasanya tidak bersifat fatal, tapi gejala yang ditimbulkan radang usus bisa sangat mengganggu.

    Maka dari itu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter bila mengalami tanda-tandanya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan