Sayangnya, banyak wanita yang tidak mengetahui tanda-tanda ini dan membiarkan kondisi ini begitu saja.
Kebanyakan menganggap kondisi akan baik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya baru menyadari vagina menjadi iritasi setelah bengkak dan ruam bermunculan.
Tanpa perawatan dan pencegahan, gejala iritasi pada vagina bisa semakin parah dan menyebabkan vaginitis.
Kombinasi antara kelembapan vagina, kondisi iritasi yang sudah ada, serta tidak terjadinya sirkulasi di kulit area kelamin bisa menjadi sarang bagi penyebab iritasi untuk berkembang biak.
Berikut beberapa kemungkinan penyakit yang berisiko terjadi jika iritasi pada miss v tidak diobati.
1. Bacterial vaginosis
Sebenarnya, bakteri tidak selalu jahat, ada juga bakteri baik yang ikut menjaga kesehatan tubuh, seperti bakteri baik pada sistem pencernaan dan vagina.
Namun, bakteri baik dan bakteri jahat akan terus bersaing. Jika lebih banyak jumlahnya, maka bakteri tersebutlah yang akan menang.
Bakteri baik pada vagina bisa kalah bersaing dengan bakteri jahat akibat kondisi vagina yang terlalu lembap.
Akibatnya, bakteri jahat bisa berkembang biak secara aktif yang menyebabkan infeksi bakteri atau disebut juga bakterial vaginosis.
Penyakit ini menyebabkan lendir lebih banyak dan berbau tidak sedap serta menimbulkan sensasi nyeri dan terbakar saat buang air atau berhubungan seks. Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa memengarungi kesuburan.
2. Infeksi pada saluran kemih dan vagina
Penyakit infeksi saluran kemih (ISK) bisa disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis maupun E. colli.
Bakteri jahat, terutama bakteri E. colli yang menumpuk pada vagina, bisa menyebar ke kandung kemih dan menyebabkan peradangan.
Selain bakteri, virus juga bisa menyebabkan infeksi pada vagina, seperti herpes vaginitis (HSV) dan human papillomavirus (HPV).
Sementara itu, jika parasit masuk ke dalam vagina, trikomonas atau “trich” dapat terjadi. Infeksi ini disebabkan oleh parasit bersel satu yang disebut Trichomonas vaginalis.
Parasit dapat menimbulkan infeksi pada vulva, vagina, leher rahim (serviks), dan bukaan saluran kemih (uretra).
Jika Anda mengalami gejala yang tak biasa pada vagina, segera lakukan pemeriksaan ke dokter sebelum kondisi bertambah parah.
3. Infeksi jamur
Infeksi jamur pada vagina atau candidiasis disebabkan oleh jamur Candida. Jenis jamur ini sebenarnya normal hidup di permukaan kulit dan di dalam tubuh, seperti mulut, tenggorokan, usus, dan vagina.
Namun, Candida bisa menyebabkan infeksi jika terjadi perubahan kondisi di dalam vagina. Misalnya, akibat perubahan hormon, penggunaan obat-obatan, atau perubahan sistem imun.
Infeksi ini umumnya cukup ringan. Akan tetapi, pada beberapa wanita dapat timbul gejala yang cukup parah, seperti kemerahan, bengkak, dan kulit pecah-pecah di dinding vagina.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar