Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Vagina memiliki bau alami yang tidak terlalu menyengat dan cenderung tidak mengganggu. Aroma vagina dikatakan normal dan sehat jika berbau mirip cuka tapi tidak terlalu asam.
Meski begitu, intensitas baunya bisa berubah sedikit lebih tajam selama haid, kehamilan, dan menopause. Selain itu, aroma vagina juga kerap lebih tajam setelah berhubungan seks atau berolahraga. Perubahan bau yang disebabkan oleh hal-hal tersebut masih terbilang wajar, asalkan tidak sampai mengganggu.
Di sisi lain, kadang vagina bisa mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap sebagai pertanda infeksi. Namun ini biasanya akan disertai dengan gejala lain seperti sensasi gatal, panas terbakar, keluar keputihan abnormal, atau iritasi.
Mudahnya, ketika tidak ada gejala lain yang menyertai maka bau vagina bisa dianggap normal. Bau pada vagina sering kali tidak membutuhkan pengobatan dan akan hilang sendiri. Namun, jika tak kunjung hilang Anda perlu memeriksakannya ke dokter.
Bau pada vagina bukanlah hal aneh nan langka yang perlu dikhawatirkan. Kondisi ini sangat umum terjadi pada semua wanita, dimulai saat memasuki usia puber.
Untuk menghindari bau tidak normal pada kemaluan Anda, sebaiknya jauhi berbagai faktor risikonya.
Bau pada vagina tentu saja ditandai dengan aroma tak sedap yang muncul dari organ kewanitaan Anda. Namun, kondisi ini biasanya juga ditandai dengan gejala infeksi seperti:
Selain berbagai gejala yang telah disebutkan, kemungkinan ada tanda lain yang muncul. Jika Anda melihat gejala tak biasa yang mengganggu, segera konsultasikan ke dokter untuk dicari tahu penyebab pastinya.
Anda perlu segera pergi ke dokter ketika baunya sangat menyengat dan tidak kunjung hilang. Terlebih jika disertai keputihan tidak normal, rasa terbakar, dan gatal. Hal ini menandakan adanya peradangan pada vagina (vaginitis) akibat infeksi.
Infeksi dapat menyebar ke rahim atau saluran tuba jika tidak segera diobati. Selain itu, risiko Anda tertular penyakit menular seksual juga menjadi lebih tinggi.
Jika terkena vaginitis saat hamil, segera beri tahu dokter kandungan Anda. Anda mungkin berisiko tinggi terkena berbagai komplikasi kehamilan seperti:
Dilansir dari Cleveland Clinic, bau yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada vagina. Hal ini kerap terjadi ketika kadar bakteri normal pada vagina tidak seimbang hingga menyebabkan vaginitis.
Adapun berbagai masalah yang biasanya menyebabkan peradangan pada vagina hingga menimbulkan bau yang tidak normal, yaitu:
Bacterial vaginosis terjadi ketika pertumbuhan bakteri di vagina melebihi normal. Kondisi ini menyebabkan vagina mengalami keputihan yang berbau busuk dengan warna keabuan.
Infeksi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur di vagina yang berlebihan. Selain bau, vagina juga akan terasa gatal dan mengalami keputihan berwarna putih kental.
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual akibat parasit yang menyebar lewat hubungan seksual baik anal, vaginal, maupun oral.
Penyakit yang satu ini membuat vagina mengeluarkan keputihan encer yang berwarna kuning kehijauan dan kadang disertai busa.
Kondisi langka ini ditandai dengan adanya celah antara rektum dan vagina sehingga memungkinkan feses bocor ke dalam vagina. Inilah yang membuat vagina mengeluarkan bau busuk.
Semprotan vagina (douche), sabun berpewangi, hingga produk spermisida bisa mengiritasi kulit luar dan jaringan dalam vagina. Akibatnya, bukan tidak mungkin vagina Anda jadi mengeluarkan bau yang sangat menyengat akibat peradangan tersebut.
Penyakit lain yang menyebabkan aroma tak sedap pada vagina dapat termask kanker vagina dan kanker serviks. Selain itu, berkeringat, obat-obatan, perubahan hormon, hingga pembalut atau tampon yang tidak diganti juga membuat vagina beraroma tak sedap.
Berikut berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena bau vagina, yaitu:
Menghindari berbagai faktor-faktor ini membantu vagina tetap sehat dengan bau alaminya.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Untuk menentukan penyebab bau, dokter akan menanyakan terlebih dahulu gejala yang Anda rasakan. Selain itu, dokter juga akan menanyakan berapa lama kondisi ini telah berlangsung.
Langkah selanjutnya yang biasa dilakukan yaitu mengampil sampel cairan vagina. Sampel ini nantinya akan diuji di laboratorium untuk mengetahui secara pasti penyebabnya.
Untuk mengatasi vagina yang bau, dokter akan menyesuaikan obat dengan penyebabnya. Berikut berbagai pilihan obat yang biasanya digunakan:
Anibiotik diresepkan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat umumnya tersedia dalam bentuk krim dan minum. Berikut berbagai antibiotik yang diresepkan untuk infeksi bakteri vagina, yaitu:
Habiskan obat sesuai dengan yang diresepkan. Meski gejalanya membaik sebelum obat habis, jangan hentikan pengobatan. Menghentikan pengobatan di tengah jalan bisa membuat bakteri resisten terhadap obat atau infeksi kambuh kembali di kemudian hari.
Obat antijamur hanya diresepkan untuk bakteri yang disebabkan oleh ragi atau jamur. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan jamur di vagina hingga masalah bisa teratasi dengan baik. Obat-obatan yang diresepkan biasanya tersedia dalam bentuk krim, supositoria, dan minum.
Berbagai obat antijamur yang umumnya diresepkan yaitu:
Lamanya pengobatan disesuaikan dengan keparahan penyakit. Ikuti petunjuk pemakaian obat sesuai dengan yang diperintahkan dokter.
Mengombinasikan perawatan rumahan dan perubahan gaya hidup tertentu dengan obat dokter bisa membuat penyakit menjadi lebih cepat pulih. Berikut berbagai cara yang bisa Anda lakukan:
Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar