Pernahkah Anda langsung menyesap minuman dari gelas teman atau mencicipi makanan dengan sendok yang sudah digunakan saudara Anda? Berbagi alat makan dengan orang terdekat memang terkesan lumrah, padahal kebiasaan ini cukup berisiko bagi kesehatan Anda.
Kenapa berbagi alat makan cukup berisiko?
Saling pinjam peralatan makan ternyata berisiko menularkan penyakit.
Masalahnya, banyak orang yang mengidap penyakit menular belum menyadari bahwa dirinya terinfeksi karena tidak bergejala.
Berbagai jenis virus dan bakteri penyebab penyakit menular hidup dalam saliva atau ludah.
Artinya, kuman penyebab penyakit bisa berpindah dari mulut ke alat-alat makan, seperti sendok, garpu, sumpit, piring melamin, dan bibir botol.
Beberapa kuman yang menempel pada alat makan bisa bertahan hidup selama berjam-jam.
Bakteri bahkan bisa tetap hidup setelah terkontaminasi udara dan berada di permukaan wadah plastik atau peralatan makan lainnya.
Oleh karena itu, menggunakan alat makan secara bergantian dengan orang lain meningkatkan risiko untuk terjangkit berbagai penyakit infeksi.
Penyakit yang bisa ditularkan lewat alat makan
Memang tak semua penyakit menular lewat alat makan. Namun, Anda harus mewaspadai beberapa penyakit yang bisa berpindah lewat alat makan berikut ini.
1. Penyakit strep throat
Penyakit strep throat adalah kondisi radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A yang terjadi di tenggorokan .
Umumnya anak-anak berusia 5–15 tahun lebih rentan terhadap kondisi ini, tetapi tidak menutup kemungkinan orang dalam rentang usia berapa pun terjangkit strep throat.
Penyakit ini ditandai dengan sakit tenggorokan, demam, sakit perut, dan nyeri pada sendi serta otot.
2. Penyakit gondongan
Saat virus yang terdapat dalam air liur menular lewat berbagi alat makan, hal ini bisa menyebabkan gondongan atau mumps akibat kelenjar penghasil saliva membengkak.
Umumnya gejala gondongan baru muncul 16–18 hari sejak infeksi terjadi.
Infeksi virus penyebab gondongan menyebabkan pembengkakan pada daerah pipi, rahang, dan leher.
Gejala lain yang juga bisa muncul yaitu demam tinggi, otot-otot terasa kaku, dan kehilangan selera makan.
Meski begitu, orang yang terinfeksi dan tidak bergejala tetap bisa menularkan penyakit ini pada orang lain tanpa disadari.
3. Influenza
Influenza atau flu adalah gangguan pernapasan yang mudah tersebar lewat udara, alat-alat makan, dan barang-barang pribadi seperti handuk dan sikat gigi.
Penularan yang terjadi lewat virus ini bisa terjadi kira-kira satu hari sebelum Anda menunjukkan gejala influenza.
Gejala-gejala penyakit ini, antara lain batuk, demam, pilek, dan sakit kepala.
4. Radang selaput otak (meningitis)
Meningitis disebabkan infeksi bakteri yang mengakibatkan peradangan dan pembengkakan selaput meninges yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
Penularan bakteri penyebab penyakit ini memang tidak semudah influenza, tetapi Anda lebih berisiko terjangkit meningitis saat kondisi daya tahan tubuh menurun.
Tanda-tanda dan gejala meningitis antara lain mual, muntah-muntah, dan menjadi linglung. Kondisi ini bisa bersifat serius dan menyebabkan kematian.
5. Herpes oral (HSV)
Penyakit herpes mulut yang disebabkan infeksi herpes simplex virus (HSV) bisa menular lewat sariawan atau luka terbuka di sekitar mulut.
Jika orang yang terinfeksi minum lewat botol atau sedotan, lalu Anda menggunakan alat makan tersebut, Anda berisiko terjangkit penyakit ini.
Gejala herpes oral berupa rasa gatal atau terbakar pada area mulut, tenggorokan sakit ketika menelan, serta demam.
Maka dari itu, Anda perlu berhati-hati bila berbagi alat makan orang lain.
Apakah berbagi alat makan menularkan HIV?
Penularan HIV melalui alat makan hanyalah sekadar mitos.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus HIV tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia selama lebih dari satu detik.
Kemungkinan Anda untuk tertular pun sangatlah kecil. Kalau pun ada virus yang menempel pada sendok atau garpu, virus tersebut seharusnya akan langsung mati sebelum Anda menyentuhnya.
Selain itu, air ludah tidak mengandung banyak virus HIV. Virus ini lebih banyak ditemukan pada darah, air mani, cairan vagina, atau ASI.
Apakah berbagi alat makan menularkan COVID-19?
Menurut CDC, tidak ada bukti kuat mengenai penularan COVID-19 melalui makanan. Risikonya pun terbilang sangat rendah.
Risiko penularan COVID-19 dari aktivitas pesan antar makanan juga sangat kecil, terutama lewat paket atau kemasan makanan sekali pakai yang sering digunakan.
Virus corona yang menempel pada makanan akan langsung masuk ke sistem pencernaan. Sementara untuk memicu infeksi, virus seharusnya masuk ke saluran pernapasan.
Walaupun begitu, berbagi alat makan dan berkumpul di tempat makan yang ramai masih dapat meningkatkan risiko Anda tertular penyakit ini.
Aturan makan yang tepat agar terhindar dari penyakit menular
Penularan penyakit bukan hanya saat Anda menyantap makanan saja. Proses pengolahan sebelumnya juga membuat Anda berisiko terkena penyakit menular.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan makanan dan peralatan makan yang Anda gunakan.
- Mencuci tangan dan peralatan makan dengan sabun dan air mengalir, bila perlu lebih baik gunakan air hangat.
- Mencuci buah dan sayuran dengan air mengalir selama beberapa menit, lalu kupas untuk membantu menghilangkan kotoran yang menempel.
- Memisahkan peralatan memasak (pisau dan papan potong) dengan bahan makanan yang mudah tercemar bakteri atau virus, seperti daging merah dan unggas.
- Memasak bahan makanan dengan suhu yang tepat untuk membunuh bakteri dan virus berbahaya.
- Menyimpan makanan di kulkas dan freezer dengan suhu optimal.
Anda bisa saja tidak menyadari penularan penyakit yang terjadi dari penggunaan alat makan yang sama dengan orang lain.
Jika timbul tanda-tanda infeksi, seperti mual, demam, dan lemas, setelah berbagi alat makan, segera periksakan diri ke dokter.
[embed-health-tool-bmi]