backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali Kode Plastik yang Aman dari Simbol Segitiga

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 14/06/2024

Kenali Kode Plastik yang Aman dari Simbol Segitiga

Penggunaan plastik sebagai wadah makanan sangat umum digunakan. Hal ini mengingat plastik relatif murah, praktis, dan banyak tersedia di pasaran. Namun, tidak semua jenis plastik bisa digunakan sebagai tempat makanan. Kenali kode plastik yang aman untuk kesehatan.

Kode plastik yang aman

kode plastik

Plastik sulit dipisahkan dengan kebutuhan sehari-hari. Hampir setiap aspek kehidupan manusia menggunakan plastik, dari kantong, botol minuman, wadah makanan, hingga perlengkapan rumah tangga.

Ada produk plastik yang hanya bisa digunakan sekali, ada juga yang bisa dipakai berulang-ulang. 

Setiap produk plastik diberi label dengan nomor. Kode plastik ini menunjukkan jenis resin yang digunakan untuk proses daur ulang dan implikasinya terhadap kesehatan.

Berikut ini penjelasan setiap kode plastik.

1. Kode 01 PET atau PETE

PET (polyethylene terephthalate) sangat umum digunakan untuk minuman dan makanan kemasan, hingga makanan siap saji.

Kode plastik ini aman digunakan hanya untuk sekali pakai. Untuk itu, Anda sebaiknya tidak mengisi ulang botol minuman sekali pakai.

Produk dengan kode plastik ini juga tidak boleh dipakai untuk air panas, memanaskan makanan, atau mendiamkan makanan di bawah sinar matahari.

Jika dilakukan, lapisan polimer pada plastik bisa meleleh dan berisiko meningkatkan risiko kanker.

2. Kode 2 HDPE

Botol shampo dan conditioner

Kode plastik untuk makanan selanjutnya yaitu kode 2 dengan tulisan HDPE di bawahnya. 

HDPE (high-density polyethylene) dikenal sebagai salah satu plastik yang paling aman dan stabil, sehingga termasuk plastik food grade

Selain makanan, kode plastik ini sering digunakan untuk detergen, sampo, dan kondisioner.  Meski dikatakan lebih stabil, tetapi kode ini tidak untuk digunakan berkali-kali. 

Pasalnya, pemakaian berulang akan menyebabkan pelepasan senyawa antimoni trioksida yang juga meningkatkan risiko kanker.

Berapa kode plastik yang BPA free?

Dikutip dari Departement of Human Services State of New Jersey, plastik yang aman dan bebas BPA yaitu yang memiliki kode 1, 2, 4 dan 5.

3. Kode 3 PVC dan V

Plastik dengan kode 3 PVC terbuat dari bahan polyvinyl chloride. Biasanya bahan plastik ini digunakan untuk pipa, konstruksi bangunan, produk minyak goreng, dan detergen.

Namun, bahan ini sangat tidak disarankan untuk penggunaan berulang atau penyimpanan makanan yang dipanaskan.

Hal ini karena kandungan DEHA dalam PVC bisa meleleh dan lumer ke makanan jika dipanaskan. 

Paparan bahan kimia ini bisa menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh, gangguan hormon, hingga meningkatkan risiko kanker.

4. Kode 4 LDPE

Rekomendasi merek saus tomat

Kode 4 dengan tulisan LDPE di bawahnya termasuk kode botol plastik yang aman. 

LDPE (low density polyethylene) memiliki karakter yang lembek dan lentur. 

Biasanya bahan ini digunakan untuk mengemas produk fleksibel, seperti botol madu, saus, atau produk yoghurt

Bahan plastik ini juga sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan atau minuman di dalamnya. 

5. Kode 5 dan PP

PP atau polypropylene merupakan kode plastik yang aman karena memiliki daya tahan terhadap panas dan lingkungan sekitar yang tinggi.

Jenis plastik ini kuat terhadap bahan kimia dan memiliki titik leleh tinggi sehingga cocok untuk produk kemasan makanan dan minuman.

Tak heran, kode ini sering ditemukan pada botol minum kemasan ulang, tempat obat, dan botol minum bayi.

Bahan plastik ini juga dapat digunakan dalam microwave dan mesin pencuci piring karena stabilitasnya terhadap suhu tinggi.

6. Kode 6 PS

Siapa yang masih menggunakan styrofoam untuk membungkus makanan? Sebaiknya hindari ya, karena styrofoam termasuk dalam kode 6 PS (polystyrene)

Bahan plastik ini sangat tidak dianjurkan sebagai pembungkus makanan terutama membungkus makanan panas dan berminyak. 

Salah satu penelitian dalam jurnal Environment international mengatakan styrofoam dapat melepaskan bahan kimia berbahaya seperti styrene, terutama saat bersentuhan dengan makanan panas atau berminyak. 

Styrene adalah bahan kimia yang diduga karsinogenik dan dapat menyebabkan gangguan saraf hingga kerusakan otak jika terpapar dalam jumlah besar.

7. Kode 7 Other atau O

Kode 7 bersimbol “Other” atau “O” merupakan campuran bahan plastik dari acrylic, acrylonitrile butadiene styrene, fiberglass, nylon, polycarbonate, dan polylactic acid.

Plastik ini jarang digunakan untuk wadah makanan dan lebih sering digunakan untuk kacamata, benang nilon, dan alat elektronik. 

Hal ini karena kode plastik ini umum menggunakan BPA yaitu bahan kimia yang bisa larut ke dalam makanan atau minuman, terutama ketika dipanaskan. 

BPA telah dikaitkan dengan gangguan hormon, masalah reproduksi, dan risiko kanker.

Artikel terkait

Hal yang harus diperhatikan

Wadah plastik dengan kode 1, 2, 4, dan 5 merupakan bahan yang paling baik untuk menyimpan makanan dan minuman. 

Bahan plastik penyusunnya lebih aman, kuat, dan lebih tahan panas sehingga tidak akan mengontaminasi makanan atau minuman.

Sebaliknya, hindari penggunaan wadah dengan kode 3, 6, dan 7. Wadah dengan kode ini lebih mudah rusak bila terkena panas. 

Walaupun tidak terlihat dari mata telanjang, wadah dengan kode tersebut dapat terurai dan membuat makanan terkontaminasi bahan plastik.

Dengan memahami karakteristik kode plastik, Anda dapat memilih jenis plastik yang aman untuk makanan dan menghindari jenis yang berisiko bagi kesehatan. 

Memilih plastik dengan lebih bijak juga berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 14/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan