Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat utama yang dapat menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh. Namun, sebagian orang memilih membatasi atau tidak makan nasi sama sekali sebab takut berat badan bertambah atau berisiko diabetes.
Benarkah dengan membatasi atau menghentikan asupan nasi tubuh menjadi lebih sehat? Yuk, simak simak ulasannya berikut ini.
Apakah baik tidak makan nasi sama sekali?
Tubuh memerlukan karbohidrat yang terkandung dalam nasi untuk membantu proses pembakaran kalori menjadi energi. Hal ini yang membuat tubuh berenergi saat beraktivitas.
Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat utama di Indonesia. Masyarakat Indonesia terbiasa memenuhi sebagian besar asupan karbohidratnya dengan mengonsumsi nasi.
Jika selama ini nasi menjadi sumber karbohidrat utama, tidak makan nasi bisa mengganggu metabolisme sehingga tubuh kekurangan energi.
Meskipun begitu, Anda sebenarnya tidak diharuskan makan nasi setiap waktu makan karena nasi bukanlah satu-satunya sumber karbohidrat.
Anda boleh tidak makan nasi selama tetap mencukupi asupan karbohidrat harian. Anda bisa mengonsumsi makanan pengganti nasi yang juga tinggi karbohidrat kompleks.
Beberapa jenis sumber karbohidrat untuk diet atau pengganti nasi yang bisa Anda konsumsi, antara lain:
- kentang,
- jagung,
- beras merah,
- pasta gandum,
- roti gandum utuh,
- oatmeal,
- quinoa,
- kacang-kacangan, dan
- buah-buahan.
Jadi, sebenarnya tidak masalah bila Anda tidak makan nasi sama sekali. Satu hal yang terpenting adalah jangan sampai tubuh Anda kekurangan asupan karbohidrat.
Jika ingin berhenti atau membatasi konsumsi nasi, pastikan Anda menggantinya dengan sumber karbohidrat lain yang tak kalah berkualitas.
Efek samping yang terjadi bila tidak makan nasi
Jika Anda tidak lagi mengonsumsi nasi dan sumber karbohidrat lainnya, hal ini bisa berdampak buruk pada tubuh.
Ketika Anda kekurangan karbohidrat, tubuh akan terasa sangat lemas karena kehilangan bahan bakar energi. Sebagai gantinya, tubuh akan mengambil protein dan lemak untuk dibakar sebagai energi.
Proses pemecahan protein dan lemak menjadi energi ini dapat mengakibatkan penumpukan zat asam yang disebut keton di dalam aliran darah.
Peningkatan kadar keton dalam darah dapat berkembang menjadi ketosis bila terus berlangsung.
Dalam tahap awal, ketosis bisa menyebabkan gejala pusing, lemas, mual, dan dehidrasi. Ketosis akibat dari tidak makan nasi juga berisiko membuat Anda tubuh tidak dapat menyerap zat gizi esensial lainnya.
Beberapa efek samping lain saat tubuh tidak mendapat asupan karbohidrat yang cukup, antara lain:
- kelelahan,
- sakit kepala,
- bau mulut (halitosis),
- gangguan pencernaan, seperti sembelit dan diare,
- tubuh kekurangan serat, vitamin, dan mineral, hingga
- meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk diabetes.
Apakah tidak makan nasi bisa menurunkan berat badan?
Seseorang yang menjalani diet nasi atau karbohidrat lain umumnya bertujuan untuk mengubah kebiasaan makan yang membantu menurunkan berat badan.
Sayangnya, sebagian orang keliru mengartikan diet rendah karbohidrat sebagai aturan makan yang tidak makan nasi atau sumber karbohidrat sama sekali.
Saat menjalani diet, Anda sebenarnya cukup mengurangi asupan karbohidrat. Anda juga bisa memilih sumber karbohidrat selain nasi yang mengandung serat tinggi.
Karbohidrat berserat tinggi alias karbohidrat kompleks memang akan sulit dicerna tubuh. Alhasil, Anda akan merasa kenyang lebih lama.
Karbohidrat kompleks juga cenderung tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang dapat meningkatkan risiko diabetes hingga penyakit kardiovaskular.
Di samping itu, tidak mengonsumsi nasi atau karbohidrat lain bisa membuat Anda tidak bersemangat saat menjalani aktivitas sehari-hari.
Hal ini bisa menyebabkan Anda merasa kelelahan dan tidak enak badan seharian yang justru merusak program diet secara keseluruhan.
Sengaja tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali selama diet bahkan berisiko membuat Anda tambah sulit menurunkan berat badan.