backup og meta

10 Cara Alami untuk Menyeimbangkan Hormon dalam Tubuh

10 Cara Alami untuk Menyeimbangkan Hormon dalam Tubuh

Hormon adalah senyawa kimia yang mengatur fungsi penting tubuh dari pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, hingga suasana hati. Ketidakseimbangan hormon akan mengganggu fungsi tubuh tersebut. Untungnya, beberapa perubahan gaya hidup dapat dilakukan sebagai cara menyeimbangkan hormon tubuh.

Cara menyeimbangkan hormon

Ketidakseimbangan hormon terjadi ketika jumlah hormon tubuh terlalu banyak atau terlalu sedikit. 

Jika terus berlanjut, kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, rambut rontok, dan perubahan nafsu makan.

Berikut cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembalikan keseimbangan hormon.

1. Makan lemak sehat

lemak tak jenuh makanan untuk kanker pankreas

Menyeimbangkan jumlah lemak yang masuk ke dalam tubuh bisa menjadi cara mengatasi hormon tidak seimbang.

Konsumsilah makanan tinggi lemak sehat, seperti alpukat, salmon, dan kacang-kacangan yang mengandung asam lemak omega-3. Omega-3 dapat membantu meningkatkan sensitivitas hormon insulin 

Selain itu, asam lemak omega-3 diketahui dapat membantu mencegah kenaikan hormon kortisol saat stres yang memicu kecemasan dan depresi. 

2. Tidur yang cukup 

Tubuh memerlukan istirahat yang cukup agar sel-sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan pada berbagai hormon di tubuh. 

Studi ulasan terbitan jurnal Obesity Review mengungkapkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan meningkatnya hormon grelin dan leptin yang berkaitan dengan nafsu makan dan rasa lapar.

Tidak hanya itu, kurang tidur dan gangguan pada ritme sirkadian juga dapat meningkatan hormon kortisol, yakni hormon yang memicu stres.

Tidur yang cukup dapat memberi waktu bagi tubuh dalam memperbaiki sel yang rusak, membangun energi untuk esok hari, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menjaga keseimbangan hormon.

3. Lakukan olahraga secara teratur

Olahraga juga membantu menyeimbangkan hormon dalam tubuh. Berolahraga membantu menekan hormon ghrelin, yakni hormon yang berperan dalam merangsang rasa lapar. 

Namun, jangan berlebihan dalam melakukan olahraga. Hal ini justru dapat membuat tubuh Anda stres, sehingga malah mengganggu keseimbangan hormon.

Jadi, lakukanlah olahraga semampu Anda. Jika baru mulai berolahraga, cobalah untuk melakukan olahraga yang ringan terlebih dahulu seperti joging atau senam.

4. Menjaga berat tubuh tetap ideal

Cara untuk menyeimbangkan hormon selanjutnya adalah dengan menjaga agar berat badan tetap ideal. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko gangguan hormon

Kelebihan berat badan dapat menyebabkan penurunan kadar testosteron pada pria. Hal ini diketahui berkaitan dengan gangguan metabolisme, ketidakseimbangan energi, menurunnya sensitivitas insulin, dan masalah pada kolesterol.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar berat badan tetap ideal, yakni dengan rutin berolahraga atau mengurangi makanan yang dapat memicu kenaikan berat badan. 

5. Kurangi konsumsi kafein dan minuman beralkohol

Konsumsi kafein berlebihan juga tidak baik bagi tubuh. Kafein dapat mengubah cara otak menghasilkan hormon. 

Mengutip situs National Institute of Health, wanita Asia yang mengonsumsi kafein sebanyak 2 gelas kopi dalam sehari mengalami peningkatkan jumlah hormon estrogen.

Kelebihan hormon estrogen dapat menyebabkan endometriosis dan kenaikan berat badan.

Sementara itu, konsumsi minuman beralkohol dapat mengganggu komunikasi antara sistem saraf, endokrin, kekebalan tubuh, serta menimbulkan gangguan hormon.

Gangguan pada hormon yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan mengakibatkan stres, masalah tiroid, gangguan kekebalan tubuh, hingga gangguan mental. 

6. Mencukupi kebutuhan protein

Mencukupi kebutuhan protein harian merupakan hal yang penting untuk membantu menjaga kesehatan tubuh. Hal ini juga bisa menjadi cara agar hormon dalam tubuh seimbang 

Saat mengonsumsi makanan tinggi protein, tubuh akan mengirimkan sinyal dan melepaskan hormon-hormon peptida dari saluran pencernaan yang merangsang pertumbuhan dan regenerasi.

Selain itu, mengonsumsi protein dapat memicu produksi hormon yang memberikan sinyal kepada otak mengenai jumlah energi yang dimiliki oleh tubuh.

Mengingat pentingnya protein untuk hormon, pastikan untuk memenuhi kebutuhan protein Anda, yakni dengan mengonsumsi makanan sumber protein tinggi seperti telur, ikan, daging sapi, serta udang.

7. Matikan lampu saat tidur

Banyak orang memilih untuk menyalakan lampu saat tidur. Namun, hal ini justru dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Studi ulasan yang diterbitkan dalam jurnal Chronobiology International mengungkapkan bahwa kebiasaan menyalakan lampu saat tidur dapat mengganggu produksi hormon melatonin dalam tubuh. 

Hormon melatonin berfungsi untuk mengatur siklus bangun dan tidur pada manusia. Produksi hormon ini meningkat saat cahaya berkurang dan hormon ini akan memberikan sinyal pada tubuh untuk bersiap tidur. 

Jika tubuh produksi hormon melatonin terganggu, maka Anda mungkin akan kesulitan untuk tidur di malam hari. 

Tips tidur dengan lampu menyala

Bagi Anda yang tidak nyaman tidur dengan lampu mati, siasati dengan menggunakan lampu berwarna merah. Jenis lampu ini bisa meningkatkan produksi melatonin dan meningkatkan kualitas tidur. 

8. Mengurangi konsumsi gula

Cara menstabilkan hormon selanjutnya adalah dengan membatasi konsumsi gula. Pasalnya, mengonsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan dapat memicu resistensi insulin. 

Ketika tubuh tidak lagi sensitif dengan insulin, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh  untuk diubah menjadi energi.

Dengan demikian, glukosa akan tetap berada di dalam aliran darah dan mengakibatkan gula darah menjadi tinggi. 

Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi gula harian Anda. Kemenkes RI menyarankan untuk mengkonsumsi gula paling tidak 50 gram sehari, yakni sekitar 4 sendok makan. 

9. Mengelola stres

stres cepat tua

Stres merupakan salah satu pemicu ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, terutama pada wanita.

Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon stres, yaitu hormon kortisol. Nah, pelepasan hormon kortisol ini dapat mengganggu keseimbangan  hormon lain yang terlibat dalam siklus menstruasi

Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya gejala seperti perubahan suasana hati, kecemasan, atau mudah marah selama pramenstruasi (PMS).

Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik, yakni dengan melakukan yoga, meditasi atau mendengarkan musik.. 

10.  Berhenti merokok

Asap rokok mengandung berbagai campuran senyawa yang dapat menyebabkan perubahan pada banyak kadar hormon di tubuh, sehingga asap rokok dianggap sebagai pengganggu endokrin.

Selain itu, merokok diketahui dapat memicu pelepasan berbagai jenis hormon dari kelenjar di otak, yakni hormon prolaktin, hormon adrenokortikotropik, hormon pertumbuhan dan hormon arginin vasopresin.

Keseluruhan hormon tersebut dapat meningkat sesuai dengan jumlah nikotin yang dihisap oleh seseorang, dan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.

Hormon adalah komponen penting dalam tubuh yang berperan dalam membantu organ tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Ada pun cara memperbaiki hormon yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi makanan bergizi, mengurangi kafein dan alkohol, rutin olahraga, tidur cukup, dan kelola stres dengan tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hormonal Imbalance: Causes, Symptoms & Treatment. (n.d) Cleveland Clinic Retrieved 12 October 2023,  from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22673-hormonal-imbalance 

Lepretti M, Martucciello S, Burgos Aceves MA, Putti R, Lionetti L. (2018). Omega-3 Fatty Acids and Insulin Resistance: Focus on the Regulation of Mitochondria and Endoplasmic Reticulum Stress. Nutrients

Muscaritoli, M. (2021). The impact of nutrients on mental health and well-being: insights from the literature. Frontiers in nutrition, 97.

Lin J, Jiang Y, Wang G, Meng M, Zhu Q, Mei H, Liu S, Jiang F. (2020). Associations of short sleep duration with appetite-regulating hormones and adipokines: A systematic review and meta-analysis. Obesity Review. Nov;21(11):e13051.

Wright KP Jr, Drake AL, Frey DJ, Fleshner M, Desouza CA, Gronfier C, Czeisler CA. (2015). Influence of sleep deprivation and circadian misalignment on cortisol, inflammatory markers, and cytokine balance. Brain Behavior and Immunity. Jul;47:24-34.

Kelly DM, Jones TH. (2015). Testosterone and obesity. Obesity Review.  Jul;16(7):581-606.

Schubert MM, Sabapathy S, Leveritt M, Desbrow B. (2014) Acute exercise and hormones related to appetite regulation: a meta-analysis. Sports Medicine. Mar;44(3):387-403. PMID: 24174308. 

Cho Y, Ryu SH, Lee BR, Kim KH, Lee E, Choi J.(2015). Effects of artificial light at night on human health: A literature review of observational and experimental studies applied to exposure assessment. Chronobiology International.;32(9):1294-310. Epub 2015 Sep 16. PMID: 26375320.

NIH Study shows caffeine consumption linked to estrogen changes. (2015). Retrieved 12 October 2023, from https://www.nih.gov/news-events/news-releases/nih-study-shows-caffeine-consumption-linked-estrogen-changes 

Rachdaoui, N., & Sarkar, D. K. (2013). Effects of alcohol on the endocrine system. Endocrinology and Metabolism Clinics of North America, 42(3), 593–615. 

Sleeping With the Lights On: Helpful or Harmful? (2023). Retrieved from https://www.sleepfoundation.org/bedroom-environment/sleeping-with-the-lights-on

Zhao, J., Tian, Y., Nie, J., Xu, J., & Liu, D. (2012). Red light and the sleep quality and endurance performance of Chinese female basketball players. Journal of Athletic Training, 47(6), 673–678.

DiNicolantonio, J. J., & OKeefe, J. H. (2017). Added sugars drive coronary heart disease via insulin resistance and hyperinsulinaemia: a new paradigm. Open Heart, 4(2), e000729.

Nandakumar, H., Kuppusamy, M., Sekhar, L., & Ramaswamy, P. (2023). Prevalence of premenstrual syndrome among students–Stress a potential risk factor. Clinical Epidemiology and Global Health, 23, 101368.

Versi Terbaru

15/10/2023

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

9 Makanan Sehat untuk Tingkatkan Hormon Progesteron

Masih Bingung Bedanya Hormon dan Enzim? Ini Jawabannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 15/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan