backup og meta

Manfaat Bulu Tangkis yang Sayang untuk Dilewatkan

Manfaat Bulu Tangkis yang Sayang untuk Dilewatkan

Olahraga bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Ada berbagai jenis olahraga permainan, salah satunya bulu tangkis. Tidak untuk bersenang-senang semata, ternyata ada banyak manfaat bulu tangkis yang bisa Anda dapat untuk kesehatan tubuh. 

Beragam manfaat bulu tangkis

Berikut manfaat bermain bulu tangkis untuk kesehatan.

1. Menurunkan berat badan

Bulu tangkis termasuk jenis olahraga kardio atau aerobik yang menguatkan otot jantung.

Bila otot jantung kuat, pembuluh darah dapat mengalirkan darah lebih banyak dan lebih cepat. Pembuluh darah yang kuat dapat mengalirkan oksigen lebih banyak ke dalam sel-sel otot.

Efek ini membuat metabolisme bekerja lebih efektif sehingga sel dalam tubuh bisa membakar lemak lebih banyak selama olahraga maupun beristirahat. 

Meningkatkan aktivitas fisik artinya meningkatkan pembakaran kalori. Bila diimbangi dengan pola makan sehat, hal ini bisa membuat kalori defisit sehingga berat badan turun dan menurunkan risiko obesitas.

Dikutip dari British Heart Foundation, main badminton bisa membakar 350 kkal pada orang seorang berusia 50 tahun dengan berat 70 kilogram.

2. Meningkatkan kecerdasan

Manfaat bulu tangkis meningkatkan volume aliran darah dari jantung ke otak. Hal ini mendukung fungsi otak yang berkaitan dengan memori atau ingatan.

Studi terbitan Journal of Clinical Medicine (2018) menemukan bahwa bulu tangkis membuat tubuh melakukan banyak gerakan berbeda dengan cepat daripada berlari. 

Di saat yang sama, kemampuan kognitif juga dibutuhkan untuk mengingat dan mengubah strategi serta memprediksi serangan lawan.

Studi lain terbitan Pharmacy and Pharmacology (2015) menyebutkan bahwa badminton meningkatkan kecerdasan, kemampuan konsentrasi, dan kesiagaan.

3. Memperkuat otot dan sendi

Bulu tangkis melibatkan banyak gerakan melompat dan berlari mengandalkan kemampuan otot betis, paha, bokong, panggul dan pinggul. 

Tak hanya itu, servis badminton menggunakan lengan atas dan otot punggung. Teknik dasar ini dapat membentuk dan menguatkan otot inti.

Anda juga menggunakan sendi lutut untuk menahan tubuh agar bisa meraih bola kok. Untuk memukul, Anda menggunakan sendi di bahu semaksimal mungkin. Ini tentu membuat sendi semakin kuat.

Otot dan persendian yang kuat dan fleksibel akan mencegah cedera saat berolahraga dan beraktivitas serta memperluas rentang gerak tubuh.

4. Menjaga kesehatan mental

Bulu tangkis tidak hanya memberikan manfaat kebugaran fisik, tetapi juga bagi kesehatan mental. 

Otak akan melepaskan senyawa kimiawi yang berperan dalam mood bahagia ketika berolahraga, yaitu endorfin, dopamin, dan serotonin.

Hormon ini akan bekerja sama menghasilkan perasaan senang dan mengusir stres, sehingga menciptakan pikiran positif dan memperbaiki kualitas tidur. 

Itu sebabnya kenapa olahraga sering disarankan sebagai terapi tambahan untuk mengelola gejala berbagai masalah mental.

5. Mengendalikan gejala diabetes

manfaat bulu tangkis untuk diabetes

Manfaat bulu tangkis selanjutnya yaitu membantu mengontrol gula darah pada pasien diabetes

Orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 dianjurkan untuk berolahraga aerobik selama 30 – 60 menit, dengan intensitas sedang hingga tinggi. 

Pada pasien diabetes 2, olahraga membuat sel-sel tubuh bisa menggunakan hormon insulin dengan baik. 

Sel-sel tubuh bisa mengambil gula dari dalam darah dan mengubahnya menjadi energi atau menyimpannya di otot dan liver. Jadi, kadar gula darahnya tak terlalu tinggi.

Pada diabetes tipe 1, badminton meningkatkan kadar insulin di dalam darah sehingga gula darah bisa terkontrol. Namun, Anda perlu ingat bahwa latihan ini bukanlah menjadi pengganti pengobatan diabetes.

6. Menurunkan darah tinggi

Sebagai olahraga kardio, badminton membantu memperlancar aliran darah. Hal ini membuat jantung bekerja tidak terlalu kuat sehingga tekanan darah normal dan menurunkan risiko hipertensi.

Bulu tangkis juga meningkatkan kadar kolesterol baik di tubuh. Jenis kolesterol ini menjaga fungsi endotelium atau lapisan yang ada di pembuluh darah. 

Bila lapisan ini tetap sehat, aliran darah tetap lancar sehingga jantung tak perlu memompa darah terlalu kuat, sehingga memicu hipertensi.

Badminton juga memberikan efek vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah. Efeknya, aliran darah pun lancar dan mengurangi risiko hipertensi.

Tidak heran bila bulu tangkis cocok sebagai olahraga untuk pemilik tekanan darah tinggi.

7. Menjaga kesehatan jantung

Manfaat bermain bulu tangkis menurunkan berat badan dengan cara mengurangi kadar kolesterol jahat.

Diketahui, kolesterol jahat lama-kelamaan bisa menumpuk dan membentuk plak di pembuluh darah. 

Plak ini akan menyumbat pembuluh dan menghambat aliran darah. Dalam kasus yang lebih parah, tumpukan plak bisa pecah dan menyebabkan penggumpalan darah. 

Akibatnya, Anda rentan mengalami berbagai penyakit jantung, seperti:

  • stroke,
  • jantung koroner,
  • gagal jantung, dan
  • serangan jantung.

Tak hanya itu, manfaat bulu tangkis meningkatkan kadar kolesterol baik. Jenis kolesterol ini menyerap kolesterol jahat di darah dan membawanya kembali ke liver agar segera dibuang.

8. Mengasah kemampuan bersosialisasi

Bermain bulu tangkis harus dilakukan setidaknya dua orang. Hal ini membuat Anda harus bersosialisasi dengan orang lain agar permainan bisa berjalan.

Ternyata, hal ini membuat Anda lebih termotivasi untuk menghabiskan waktu bersama teman dan menjalin hubungan baru.

Bulu tangkis ternyata punya manfaat dalam menyalurkan ekspresi diri, mengembangkan potensi diri, dan membuat Anda lebih aktif saat berhubungan sosial.

Tak hanya itu, jenis olahraga ini membuat Anda lebih termotivasi untuk lebih produktif dan bersikap lebih kompetitif.

9. Memperkuat tulang

Rutin bulu tangkis pun meningkatkan kekuatan beberapa bagian tulang. 

Studi terbitan Turkish Journal of Sport and Exercise (2019) menemukan pemain badminton memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi pada bagian paha, lengan atas, tulang belakang lumbar, dan betis dibandingkan pemain hockey, . 

Hal ini disebabkan Anda perlu mengayun raket badminton, memukul bola kok, hingga menahan tubuh untuk mengejar kok. Gerakan-gerakan ini memberikan tekanan pada bagian tulang tersebut. 

Latihan rutin membuat tulang menyesuaikan tekanan tersebut, otomatis kepadatan mineral pun lebih kuat. Tulang yang kuat mengurangi risiko osteoporosis atau pengeroposan. 

10. Memperpanjang usia

Tidak hanya bulu tangkis, manfaat olahraga pada umumnya bisa membuat Anda lebih panjang umur.

Studi terbitan Circulation (2022) menyatakan bahwa orang yang rutin berolahraga bisa menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan lainnya. 

Penelitian ini menemukan bahwa berolahraga rutin sesuai anjuran bisa menurunkan risiko kematian hingga 21 persen. 

Sementara itu, bila olahraga dilakukan sebanyak 2 – 4 kali lebih banyak dari anjuran, risiko kematian akan berkurang hingga 31 persen.

Olahraga yang dianjurkan adalah latihan aerobik seperti badminton dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu atau setara dengan 30 menit per hari.

Sementara itu, olahraga intensitas tinggi yang dianjurkan yakni selama 75 menit per minggu atau 15 menit per hari.

Risiko cedera

Bulu tangkis memberikan beban berat pada otot dan sendi. Teknik badminton membuat Anda perlu lompat tinggi, berlari, dan ganti arah secara mendadak. Bila jarang olahraga, badminton justru rentan membuat Anda cedera. Berikut cedera yang mungkin terjadi.
  • Cedera ligamen.
  • Peradangan tendon di lutut dan bahu.
  • Radang tulang kering.
  • Radang tumit.
  • Tendon tumit putus.

Bermain bulu tangkis telah diteliti bermanfaat untuk kesehatan. Meski begitu, pastikan Anda mulai rutin berolahraga terlebih dahulu sebelum mulai badminton. 

Untuk mencegah cedera, hindari gerakan terlalu intens dan memukul terlalu kencang.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Radak, Z., Zhao, Z., Koltai, E., Ohno, H., & Atalay, M. (2013). Oxygen Consumption and Usage During Physical Exercise: The Balance Between Oxidative Stress and ROS-Dependent Adaptive Signaling. Antioxidants & Redox Signaling, 18(10), 1208-1246. https://doi.org/10.1089/ars.2011.4498

Valentina Perosa, Anastasia Priester, Gabriel Ziegler, Arturo Cardenas-Blanco, Laura Dobisch, Marco Spallazzi, Anne Assmann, Anne Maass, Oliver Speck, Jan Oltmer, Hans-Jochen Heinze, Stefanie Schreiber, Emrah Düzel, Hippocampal vascular reserve associated with cognitive performance and hippocampal volume, Brain, Volume 143, Issue 2, February 2020, Pages 622–634, https://doi.org/10.1093/brain/awz383

Hung, L., Tseng, W., Chao, H., Hung, M., & Wang, S. (2018). Effect of Acute Exercise Mode on Serum Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) and Task Switching Performance. Journal of Clinical Medicine, 7(10). https://doi.org/10.3390/jcm7100301

Dube, S. P., Mungal, S. U., & Kulkarni, M. B. (1970). Simple visual reaction time in badminton players: a comparative study. National Journal of Physiology, Pharmacy and Pharmacology, 5(1), 18-18. http://dx.doi.org/10.5455/njppp.2015.5.080720141

Physical exercise and dementia. (2023). Retrieved 20 January 2023, from https://www.alzheimers.org.uk/about-dementia/risk-factors-and-prevention/physical-exercise

How do exercise and arthritis fit together?. (2023). Retrieved 22 January 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arthritis/in-depth/arthritis/art-20047971

Working out boosts brain health. (2023). Retrieved 22 January 2023, from https://www.apa.org/topics/exercise-fitness/stress

Insulin Resistance: What It Is, Causes, Symptoms & Treatment. (2023). Retrieved 22 January 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22206-insulin-resistance

Borhade, M., & Singh, S. (2022). Diabetes Mellitus and Exercise. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526095

Vallianou, N., Liu, J., & Dalamaga, M. (2019). Could hyperglycemia-induced cardiac autoimmunity be hidden behind cardiovascular disease in type 1 diabetes mellitus? Metabolism Open, 3. https://doi.org/10.1016/j.metop.2019.100013

AKGÜL, M. Ş., ALTUNEL, A., GÜRSES, V. V., & BAYDİL, B. (2019). Comparison of Bone Mineral Density of Dominant and Non-dominant Forearm of Badminton Players. Turkish Journal of Sport and Exercise, 21(2), 337-340. https://doi.org/10.15314/tsed.587100

Pinckard, K., Baskin, K. K., & Stanford, K. I. (2019). Effects of Exercise to Improve Cardiovascular Health. Frontiers in Cardiovascular Medicine, 6. https://doi.org/10.3389/fcvm.2019.00069

3 Kinds of Exercise That Boost Heart Health. (2021). Retrieved 23 January 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/3-kinds-of-exercise-that-boost-heart-health

Centers for Disease Control and Prevention. (2022, October 24). LDL and HDL cholesterol and triglycerides. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved January 23, 2023, from https://www.cdc.gov/cholesterol/ldl_hdl.htm

Wen, H., & Wang, L. (2017). Reducing effect of aerobic exercise on blood pressure of essential hypertensive patients: A meta-analysis. Medicine, 96(11). https://doi.org/10.1097/MD.0000000000006150

Getting more exercise than guidelines suggest may further lower death risk. (2023). Retrieved 23 January 2023, from https://www.heart.org/en/news/2022/07/25/getting-more-exercise-than-guidelines-suggest-may-further-lower-death-risk

Lee, D. H., Rezende, L. F., Joh, H. K., Keum, N., Ferrari, G., Rey-Lopez, J. P., … & Giovannucci, E. L. (2022). Long-term leisure-time physical activity intensity and all-cause and cause-specific mortality: a prospective cohort of US adults. Circulation, 146(7), 523-534. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.121.058162

The most common injuries in badminton. (2023). Retrieved 23 January 2023, from https://fittoplay.org/sports/badminton/the-most-common-injuries-in-badminton/

Versi Terbaru

02/02/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

10 Manfaat Bermain Bola Voli bagi Kebugaran Tubuh

5 Tips Memperkuat Teknik Smash Anda Saat Main Bulu Tangkis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 02/02/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan