Deteksi dini kanker sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dari penyakit ini. Sayangnya, beberapa penyakit kanker kadang tidak bergejala dan sulit dideteksi. Oleh sebab itu, tes kanker perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis sejak dini.
Jenis tes kanker untuk mendeteksi gejala sejak dini
Penyakit kanker bisa menyerang berbagai sel tubuh Anda, mulai dari sel kulit pada bagian terluar tubuh hingga sel pembentuk tulang di bagian dalam tubuh.
Terkadang, gejala kanker susah dideteksi karena terlambat muncul dan tampak serupa dengan masalah kesehatan lain.
Contohnya, batuk terus-menerus tidak hanya menjadi gejala kanker paru, tetapi juga bisa menandakan masalah saluran pernapasan, seperti bronkitis.
Itu sebabnya, beberapa tes kanker di bawah ini diperlukan untuk menegakkan diagnosis hingga menentukan stadium kanker yang pasien alami.
1. CT scan
Computed tomography scan atau CT scan membantu dokter menemukan lokasi, bentuk, dan ukuran kanker. Tes kanker ini biasanya butuh waktu sekitar 10–30 menit.
Tes pencitraan ini dapat memperlihatkan tulang, organ, jaringan lunak, dan penampang tubuh lainnya dengan lebih jelas dibandingkan rontgen standar.
CT scan menggunakan sinar setipis pensil untuk menghasilkan serangkaian gambar yang kemudian ditampilkan pada layar komputer.
Efek samping setelah menjalani tes pencitraan ini antara lain ruam kulit, mual, napas pendek, dan gatal atau pembengkakan pada wajah yang bisa berlangsung lebih dari satu jam.
2. MRI
Magnetic resonance imaging atau MRI adalah tes yang berfungsi untuk menemukan lokasi dan penyebaran kanker dalam tubuh.
Selain itu, tes ini membantu dokter mempertimbangkan rencana pengobatan kanker, misalnya dengan operasi atau terapi radiasi (radioterapi).
Tes ini memanfaatkan energi magnet dan gelombang frekuensi radio untuk menangkap gambar dari bahan kontras yang dimasukkan ke tubuh melalui pembuluh darah.
Prosedur pemeriksaan MRI dapat memakan waktu selama 45–60 menit. Efek samping MRI yang biasa terjadi antara lain mual, nyeri pada area suntikan, pusing, dan sakit kepala.
3. Rontgen
Meski CT scan atau MRI bisa menampilkan hasil yang lebih detail, rontgen pun tidak kalah cepat, mudah, dan lebih terjangkau sehingga masih sering digunakan untuk tes kanker.
Dalam prosedur ini, penggunaan bahan kontras berbasis yodium bermanfaat untuk menghasilkan tampilan organ yang lebih jelas.
Salah satu jenis pemeriksaan rontgen adalah mamografi untuk kanker payudara. Tergantung metode kontras, durasi rontgen untuk kanker butuh waktu lima menit hingga satu jam.
Efek samping tes kanker ini termasuk sensasi terbakar pada area suntikan zat kontras, mual, muntah, dan perubahan pada indra perasa.
4. Pemindaian nuklir
Ada beberapa jenis pemindaian nuklir yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker, seperti bone scan (pemindaian tulang), PET scan, dan pemindaian tiroid untuk kanker tiroid.
Tes ini memanfaatkan cairan radionuklida untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh berdasarkan susunan kimiawi tubuh.
Jaringan tubuh yang terkena kanker akan menyerap cairan radionuklida dalam jumlah yang lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan jaringan normal.
Inilah yang akan ditampilkan pada hasil pencitraan. Namun, pemindaian ini sering kali tidak mampu mendeteksi tumor yang berukuran sangat kecil.
Tes kanker ini dapat memakan waktu 20 menit hingga tiga jam. Efek samping yang bisa muncul setelah pemeriksaan meliputi bengkak, nyeri pada area suntikan, atau reaksi alergi.
5. USG
Ultrasonografi atau USG adalah tes pencitraan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar dari organ dalam tubuh.
Dokter akan mengoleskan cairan khusus pada permukaan kulit tempat organ yang ingin diperiksa, lalu menempelkan transducer untuk menghasilkan gambar pada layar.
Selain itu, transducer juga dapat dimasukkan ke dalam kerongkongan, rektum, vagina, maupun bagian tubuh lainnya yang akan diamati.
USG termasuk tes yang aman dengan efek samping yang kecil. Sayangnya, hasil gambar dari tes ini tidak sedetail CT scan dan MRI dalam mendeteksi keberadaan kanker.
6. Endoskopi
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk selang panjang berukuran kecil ke dalam tubuh pasien untuk melihat kondisi bagian dalamnya.
Ada beberapa jenis endoskopi sesuai dengan area tubuh yang diperiksa.
- Bronkoskopi: mencari tanda-tanda pertumbuhan tumor pada saluran pernapasan dengan menggunakan bronkoskop yang dilengkapi dengan laser kecil.
- Laparoskopi: mencari tahu penyebab nyeri pinggul serta mengambil sampel jaringan untuk mendiagnosis kanker serviks, kanker rahim, dan kanker ginjal.
- Kolonoskopi: mencari tahu penyebab berat badan turun, perdarahan rektum, atau perubahan kebiasaan buang air yang menjadi gejala khas kanker kolorektal.
- Sistoskopi: mendeteksi kanker pada kandung kemih dan uretra sekaligus mengangkat tumor berukuran kecil pada area tersebut.
7. Biopsi sumsum tulang
Dokter akan merekomendasikan tes ini bila terdapat kelainan dalam darah pasien, begitu juga bila terdapat kecurigaan bahwa kanker berasal dari atau telah menyebar ke sumsum tulang belakang.
Biopsi sumsum tulang umum dilakukan untuk kasus kanker darah yang meliputi leukemia, limfoma, dan multiple myeloma.
Dokter akan mengambil sampel sumsum tulang pada bagian belakang tulang pinggul menggunakan sebuah jarum tipis yang panjang. Dalam beberapa kasus, dokter bisa mengambil sampel dari tulang lain.
Pasien akan menerima anestesi lokal sebelum biopsi sumsum tulang. Ini untuk meminimalkan rasa sakit dan tidak nyaman selama prosedur berlangsung.
8. Biopsi endoskopi
Tes kanker ini menggunakan tabung kecil dan fleksibel yang disebut endoskop. Alat ini dibekali dengan kamera dan lampu pada ujungnya yang dapat memperlihatkan kondisi bagian dalam tubuh.
Untuk mengambil sampel jaringan, endoskop juga dilengkapi dengan alat untuk memotong sedikit bagian jaringan yang dicurigai memiliki sel kanker.
Selanjutnya, sampel jaringan ini akan diteliti di laboratorium sehingga dokter dapat mengetahui apakah terdapat pertumbuhan sel kanker atau tidak.
Prosedur biopsi endoskopi sering digunakan untuk menegakkan diagnosis kanker pada saluran pencernaan, paru-paru, dan organ dalam tubuh lainnya.
9. Biopsi jarum
Tes ini mengandalkan jarum khusus untuk menyedot jaringan yang dicurigai sebagai kanker.
Biopsi jarum atau needle biopsy sering dilakukan pada tumor yang dapat dirasakan oleh dokter melalui kulit, seperti benjolan payudara dan pembesaran kelenjar getah bening.
Jika digabungkan dengan prosedur CT scan atau USG, biopsi jarum ini mampu mengumpulkan jaringan yang mencurigakan dari bagian tubuh yang lebih dalam.
Prosedur ini bisa menggunakan jarum halus, berukuran besar, dan bantuan vakum. Anda akan menerima anestesi lokal untuk meminimalkan rasa sakit pada area biopsi.
10. Biopsi bedah
Selama prosedur, ahli bedah akan membuat sayatan pada kulit untuk mengakses area sel atau jaringan yang mencurigakan.
Sebagai contoh, dokter bisa mengangkat benjolan yang dicurigai sebagai kanker payudara atau kelenjar getah bening yang berpotensi sebagai kanker limfoma.
Prosedur biopsi bedah bisa dilakukan untuk mengangkat sebagian dari sel yang abnormal (biopsi insisi) atau mengangkat seluruh area sel abnormal (biopsi eksisi).
Tes kanker ini memerlukan anestesi umum agar Anda tidak sadarkan diri ketika prosedur berlangsung. Anda mungkin juga diminta menjalani opname untuk observasi setelah prosedur.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum tes kanker
Agar dokter dapat menegakkan diagnosis, Anda mungkin harus melakukan lebih dari satu jenis tes kanker.
Sebelum menjalani tes, Anda mungkin perlu menghentikan penggunaan obat-obatan, misalnya obat antikoagulan yang bisa menyebabkan perdarahan bila pembedahan dilakukan.
Anda mungkin juga perlu melakukan pembersihan usus untuk mempermudah proses masuknya alat yang akan memperlihatkan kondisi saluran pencernaan.
Untuk membantu Anda membersihkan usus, dokter mungkin akan meresepkan obat pencahar dan menyarankan Anda untuk berpuasa penuh sebelum tes.
Jika Anda hendak menjalani tes kanker, pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter spesialis kanker. Jangan lupa untuk menjalani persiapannya dengan matang agar Anda mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kesimpulan
- Deteksi dini kanker sangat penting untuk menegakkan diagnosis, menentukan stadium penyakit, dan meningkatkan peluang kesembuhan.
- Tes kanker terbagi ke dalam tiga macam, yakni tes pencitraan, endoskopi, dan biopsi.
- Sebelum menjalani tes, pasien mungkin perlu melakukan persiapan, termasuk berhenti mengonsumsi obat tertentu atau melakukan pembersihan usus sesuai saran dokter.
[embed-health-tool-bmi]