Hilang ingatan sering dikaitkan dengan cedera kepala karena pukulan benda tumpul atau kecelakaan mobil. Padahal, penyebab hilang ingatan bisa beragam dan mungkin tidak pernah Anda duga sebelumnya, termasuk karena kondisi medis atau penyakit tertentu. Lantas, apa saja penyebabnya? Bagaimana cara mengatasi dan mencegah kondisi ini?
Apa itu hilang ingatan?
Setiap orang kerap mengalami penyimpangan memori atau mudah lupa akan suatu hal. Pada kondisi ini, Anda mungkin tidak bisa menemukan letak barang yang Anda simpan atau sekadar lupa nama orang yang baru ditemui.
Biasanya, ini merupakan hal yang wajar pada setiap orang. Pasalnya, otak manusia terus menerus menyortir, menyimpan, dan mengambil semua jenis informasi, sehingga penyimpangan memori mungkin saja terjadi. Adapun hal ini sering dikaitkan dengan orang lanjut usia (lansia) karena faktor penuaan.
Meski demikian, jika Anda terus menerus lupa yang tidak biasa, ini bisa menjadi tanda Anda mengalami hilang ingatan. Hilang ingatan adalah kondisi terganggunya daya ingat seseorang untuk mengingat fakta dan kenangan masa lalu serta kejadian atau memori baru.
Kondisi ini dapat terjadi secara mendadak untuk waktu yang singkat atau sementara dan dapat diatasi. Namun, kehilangan memori juga bisa terjadi secara terus menerus, bertahap, dan semakin buruk dari waktu ke waktu, tergantung pada penyebabnya. Pada kondisi yang parah, gangguan memori ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari Anda.
Berbagai penyebab hilang ingatan
Meski penuaan sering menjadi penyebab terjadinya masalah memori, terutama kelupaan. Namun, penuaan bukanlah penyebab hilang ingatan yang dramatis. Kondisi ini bisa terjadi pada siapapun karena berbagai hal, termasuk penyakit atau kondisi medis tertentu. Berikut beberapa penyebab hilang ingatan yang bisa Anda waspadai:
-
Konsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat, baik dengan resep maupun tanpa resep dokter, dapat memberi efek samping pada masalah kognitif hingga kehilangan ingatan, terutama bila dikonsumsi dalam jangka panjang dan melebihi dosis yang dianjurkan. Jenis obat tersebut diantaranya adalah obat antidepresan, antihistamin, relaksan otot, penenang, obat tidur, obat pereda nyeri, obat untuk tekanan darah, obat arthritis, dan obat antikolinergik untuk inkontinensia urine.
-
Alkohol dan narkoba
Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa menyebabkan seseorang kekurangan vitamin B1 (tiamin) yang dapat merusak daya ingat. Selain itu, alkohol dan obat-obatan terlarang (narkoba) juga dapat mengubah bahan kimia di otak dan memengaruhi memori. Kondisi ini dapat menimbulkan hilang ingatan jangka pendek dan bisa terus menerus mengganggu memori setelahnya hingga risiko demensia.
-
Kurang tidur
Baik kuantitas maupun kualitas tidur sangat penting bagi daya ingat seseorang. Tidur yang kurang atau sering terbangun pada malam hari dapat menyebabkan kelelahan, yang mengganggu kemampuan otak untuk mengingat dan memproses informasi.
-
Depresi dan stres
Gangguan emosional, termasuk stres, kecemasan, dan depresi, dapat menyebabkan seseorang mudah lupa, bingung, serta sulit fokus dan berkonsentrasi, sehingga bisa memengaruhi daya ingatnya. Pasalnya, stres dan kecemasan dapat menyebabkan kelebihan produksi hormon stres (kortisol) yang bisa mengganggu kemampuan otak dalam mengingat.
-
Cedera atau trauma kepala
Penyebab hilang ingatan yang satu ini mungkin sudah tidak diragukan lagi. Benturan keras di kepala akibat pukulan, jatuh, atau kecelakaan dapat melukai otak dan menyebabkan kehilangan ingatan jangka pendek maupun jangka panjang. Ingatan ini dapat kembali secara bertahap dari waktu ke waktu, tetapi bisa berkelanjutan bila cedera atau trauma terjadi secara berulang.
-
Kekurangan nutrisi
Kekurangan vitamin B1 dan B12 dapat memengaruhi daya ingat dan bisa menjadi penyebab hilang ingatan. Pasalnya, vitamin B1 dan B12 berfungsi melindungi sel saraf (neuron) yang sangat penting untuk kesehatan fungsi otak. Oleh karena itu, kekurangan vitamin ini berisiko menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan menimbulkan masalah memori.
-
Gangguan pada kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid berfungsi mengontrol metabolisme tubuh. Jika metabolisme terlalu cepat, Anda mungkin merasa bingung, tetapi bila terlalu lambat, Anda bisa merasa lesu hingga depresi. Hal ini bisa terjadi karena masalah pada kelenjar tiroid Anda, baik itu bila tiroid kurang aktif atau terlalu aktif. Adapun masalah pada tiroid ini bisa menyebabkan masalah memori hingga kehilangan ingatan.
-
Demensia dan penyakit Alzheimer
Demensia adalah kehilangan daya ingat secara progresif dan cukup parah sehingga mengganggu kemampuan untuk mengingat dan berpikir dalam aktivitas sehari-hari. Ini merupakan bentuk hilang ingatan yang paling serius. Meskipun ada banyak penyebab demensia, tetapi yang paling umum adalah penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer merupakan penyakit otak degeneratif, di mana sel-sel otak hilang secara progresif disertai kelainan otak lainnya.
-
Penyakit otak lain
Selain demensia dan penyakit Alzheimer, beberapa gangguan atau penyakit otak lainnya juga bisa merusak fungsi otak dan menyebabkan seseorang memiliki masalah memori hingga hilang ingatan. Hilangnya ingatan akibat gangguan otak ini bisa bersifat jangka pendek dan bisa diatasi, tetapi pada beberapa kasus, kehilangan ingatan bisa berulang dan terjadi pada jangka panjang.
Beberapa penyakit otak tersebut, diantaranya penyakit stroke, tumor otak, gangguan kejang atau epilepsi, infeksi otak (ensefalitis, meningitis), penyakit Parkinson, dan kondisi lainnya.
-
Infeksi virus
Masalah memori dan hilang ingatan juga bisa terjadi pada seseorang dengan penyakit tertentu yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti HIV, tuberkulosis, sifilis , herpes, dan infeksi lain yang memengaruhi lapisan atau substansi otak.
Bagaimana mengatasi hilang ingatan?
Mengatasi hilang ingatan bisa berbeda pada setiap orang, tergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Sebagai contoh, pada seseorang yang kehilangan ingatan akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu, dokter dapat mengganti atau menyesuaikan dosis obat untuk mengurangi masalah memori tersebut.
Sementara hilang ingatan pada seseorang yang stres, cemas berlebihan, hingga depresi dapat membaik dengan mengatasi gangguan emosionalnya tersebut. Adapun mengatasi depresi dan gangguan kecemasan dapat dilakukan dengan pemberian obat, atau psikoterapi untuk kasus yang lebih parah.
Bila kehilangan ingatan akibat gaya hidup yang buruk, seperti kurang tidur serta mengonsumsi alkohol berlebihan atau narkoba, kondisi ini bisa membaik dengan memperbaiki gaya hidup Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat cara terbaik dalam mengatasinya.
Selain itu, sama halnya dengan depresi, mengatasi hilang ingatan akibat kondisi atau penyakit tertentu pun bisa diatasi dengan mengobati penyakit tersebut, terkecuali bagi kelainan yang tidak dapat disembuhkan total. Misalnya, pada penderita stroke, kehilangan ingatan dapat membaik melalui rehabilitasi atau terapi yang dirancang untuk meningkatkan pemikiran dan ingatan.
Adapun pada penderita demensia atau penyakit Alzheimer, dilansir dari Alzheimer’s Association, tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan kondisi ini, sehingga masalah memori cenderung akan terus terjadi. Meski demikian, obat-obatan dari dokter dapat membantu mengurangi hilangnya ingatan untuk waktu yang terbatas dan menjaga kemampuan berpikirnya.
Pastikan untuk selalu memberitahu dokter mengenai kondisi medis, obat-obatan, dan hal-hal lain yang Anda alami, agar mendapat penanganan hilang ingatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Bagaimana cara mencegah hilang ingatan?
Hilang ingatan dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat serta hal-hal lain yang mungkin mengurangi risiko terjadinya hal ini. Berikut beberapa cara mencegah masalah memori, termasuk kehilangan ingatan, yang bisa Anda lakukan:
- Berhenti merokok serta tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan obat-obatan terlarang.
- Cukup tidur. Pada orang dewasa, paling tidak tidur minimal 6 jam dalam semalam setiap harinya.
- Kendalikan stres, seperti melakukan relaksasi, hobi yang menyenangkan, atau bersosialisasi dengan rekan atau saudara.
- Lakukan olahraga rutin, yang dapat mengurangi risiko terjadinya demensia.
- Biasakan diri menerapkan pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi banyak sayuran berdaun hijau, mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh, serta memperbanyak konsumsi ikan dengan asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan otak, seperti salmon dan tuna.
- Konsumsi obat-obatan sesuai aturan dan dosis yang disarankan dokter dan tidak sembarang mengonsumsi obat.
- Jaga otak tetap aktif, seperti membaca, menulis, mempelajari keterampilan baru, bermain game, atau berkebun. Hal ini dapat merangsang sel-sel otak dan hubungan antar sel yang mungkin dapat mengurangi risiko demensia.
[embed-health-tool-bmi]