backup og meta

Jarang Diketahui, Inilah 6 Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Jarang Diketahui, Inilah 6 Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Di balik baunya yang sangat khas, jengkol punya beragam manfaat baik bagi tubuh, lho! Meski mungkin tidak semua orang menyukai makanan yang bisa dimakan mentah maupun matang ini, rasanya sayang untuk melewatkan khasiat di dalamnya. Lantas, apa saja kandungan nutrisi dan manfaat jengkol?

Kandungan gizi jengkol

Jengkol atau Archidendron jiringa sering ditemukan di berbagai daerah di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, hingga Indonesia.

Pohon jengkol mempunyai tinggi sekitar 18-25 meter (m) dengan bentuk daun menyirip ganda sepanjang 25 sentimeter (cm).

Jengkol dapat dimakan hingga 95% dari bagian buahnya. Nah, kandungan gizi dalam 100 gram (g) jengkol adalah sebagai berikut:

  • Air: 52,7 gram (g).
  • Energi: 192 kkal.
  • Protein: 5,4 g.
  • Lemak: 0,3 g.
  • Karbohidrat (CHO): 40,7 g.
  • Serat: 1,5 g.
  • Abu (ASH): 0,9 g.
  • Kalsium (Ca): 4 miligram (mg).
  • Fosfor (P): 150 mg.
  • Besi (Fe): 0,7 mg.
  • Natrium (Na): 60 mg.
  • Kalium (K): 241 mg.
  • Tembaga (Cu): 0,30 mg
  • Seng (Zn): 0,6 mg.
  • Thiamin (Vit. B1): 0,05 mg.
  • Riboflavin (Vit. B2): 0,20 mg.
  • Niasin: 0,5 mg.
  • Vitamin C: 31 mg.

Melihat dari berbagai kandungan nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral, jengkol dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian Anda.

Berbagai manfaat jengkol bagi kesehatan

Sebenarnya, jika jengkol dimasak dengan baik, baunya yang kurang sedap itu akan berkurang.

Selain itu, proses pemasakan yang benar membuat makanan ini memiliki rasa yang cukup lezat dan tekstur yang legit.

Tak hanya bisa memuaskan nafsu makan Anda, jengkol juga memiliki beragam khasiat bagi kesehatan, yaitu:

1. Mencegah berbagai penyakit kronis

ppok penyakit paru obstruktif kronis

Jengkol ternyata mengandung banyak antioksidan yang punya manfaat untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh.

Jenis antioksidan yang dimiliki jengkol adalah polifenol, terpenoid, flavonoid, hingga alkaloid.

Dikutip dari jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition, zat-zat antioksidan tersebut memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari efek samping radikal bebas.

Radikal bebas diketahui menjadi salah satu pemicu munculnya berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular hingga kanker.

2. Mencegah penyakit diabetes

Percobaan pada tikus yang dipublikasikan di Journal of The Science of Food and Agriculture menunjukkan bahwa jengkol mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan.

Jika dilakukan penelitian lebih lanjut, bukan tidak mungkin para ahli dapat membuktikan jengkol baik untuk mencegah penyakit diabetes dan mengendalikan gula darah pada penderita diabetes.

Pasalnya, dalam penelitian tersebut, peneliti mengaku melihat kelompok tikus yang makan jengkol memiliki kelenjar langerhans yang lebih aktif.

Kelenjar langerhans ini bertanggung jawab dalam menghasilkan hormon insulin dan berbagai hormon lainnya yang mengatur gula darah di dalam tubuh.

3. Mencegah sakit maag

gangguan lambung

Percobaan lain yang disebutkan pada Global Journal of Pharmacology menyatakan bahwa ekstrak jengkol juga mengandung manfaat untuk mencegah masalah lambung.

Studi yang dilakukan pada tikus itu menunjukkan bahwa tikus yang diberikan ekstrak jengkol cenderung terlindung dan terhindar dari gangguan pencernaan, seperti sakit maag.

Kelompok tikus yang makan jengkol mengalami peningkatan enzim superoxide dismutase (SOD), yaitu enzim yang berperan penting dalam melindungi dinding lambung dari luka akibat asam lambung.

4. Mengurangi peradangan

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Bangladesh Journal of Pharmacology menunjukkan bahwa ekstrak daun jengkol memiliki sifat antimikroba.

Sejumlah mikroorganisme yang terbukti mampu diatasi oleh ekstrak daun jengkol ini termasuk Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, dan Microsporum gypsum. 

Artinya, bagian dari jengkol mungkin memiliki manfaat untuk membantu mengatasi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kuman-kuman tersebut.

5. Mencegah anemia

anemia pada remaja

Kandungan zat besi pada jengkol cukup banyak sehingga dapat membantu mencegah anemia.

Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin.

Hasilnya, Anda akan mengalami berbagai gejala dan keluhan yang tak mengenakan dari kondisi ini.

Mayo Clinic menyebutkan salah satu cara mencegah kondisi tersebut adalah mengonsumsi makanan yang kaya zat besi.

6. Menjaga kesehatan ibu hamil

Fosfor yang terkandung dalam satu porsi jengkol cukup bermanfaat untuk ibu hamil.

Situs Merrion Fetal Health menyebutkan bahwa fosfor adalah nutrisi yang baik untuk pembentukan tulang pada ibu hamil dan janinnya.

Tak hanya itu, fosfor juga berguna untuk pembekuan darah, fungsi ginjal, perbaikan jaringan dan sel, kontraksi otot dan irama jantung yang normal.

Oleh karena itu, jika Anda ingin mengambil manfaat dari fosfor, sebaiknya makan jengkol dalam porsi yang cukup.

Efek samping jengkol

makan jengkol saat puasa

Penting Anda ketahui bahwa jengkol mengandung beberapa zat yang bisa membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak.

Dalam beberapa penelitian, jengkol disebut memiliki kandungan nitrogen yang cukup tinggi sehingga berisiko menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan masalah pada sistem perkemihan.

Jika Anda gemar makan jengkol, sebaiknya lebih berhati-hati karena ada risiko keracunan bila dimakan secara berlebihan.

Penelitian di International Medical Case Reports Journal menyebutkan bahwa keracunan jengkol adalah peristiwa yang langka.

Namun, kondisi ini dapat membuat seseorang mengalami gagal ginjal.

Keracunan jengkol, atau disebut juga dengan jengkolisme, dapat menimbulkan beberapa gejala seperti:

  • nyeri perut,
  • disuria atau anyang-anyangan,
  • oliguria (ketika urine yang keluar saat buang air kecil berjumlah sedikit),
  • hematuria atau kencing berdarah, dan
  • hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Jika ingin terhindar dari gejala-gejala di atas, Anda dianjurkan makan jengkol dalam porsi yang cukup.

Jengkol dapat diolah menjadi berbagai macam kudapan, mulai dari jengkol goreng, semur jengkol, jengkol balado cabai merah hingga jengkol cabai hijau.

Bahkan, makanan ini juga bisa langsung disantap mentah-mentah sebagai lalapan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Wang, N., Bunawan, N., Rastegar, A., & White, K. (2014). Djenkolism: case report and literature review. International Medical Case Reports Journal, 79. doi: 10.2147/imcrj.s58379

Shukri, R., Mohamed, S., Mustapha, N., & Hamid, A. (2011). Evaluating the toxic and beneficial effects of jering beans (Archidendron jiringa ) in normal and diabetic rats. Journal Of The Science Of Food And Agriculture, 91(14), 2697-2706. doi: 10.1002/jsfa.4516

Data Komposisi Pangan Indonesia – Beranda . (2021). Retrieved 18 February 2021, from http://panganku.org/id-ID/view

WILLCOX, J., ASH, S., & CATIGNANI, G. (2004). Antioxidants and Prevention of Chronic Disease. Critical Reviews In Food Science And Nutrition, 44(4), 275-295. doi: 10.1080/10408690490468489

Abu Bakar, R., Ahmad, I., & Sulaiman, S. F. (2012). Effect of Pithecellobium jiringa as antimicrobial agent. Bangladesh Journal of Pharmacology, 7(2). https://doi.org/10.3329/bjp.v7i2.10973

Iron deficiency anemia – Symptoms and causes. (2021). Retrieved 2 May 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034

Phosphorus in pregnancy | Why you need phosphorus & where you can find phosphorus. (2017). Retrieved 2 May 2023, from https://www.merrionfetalhealth.ie/phosphorus-in-pregnancy/

Versi Terbaru

02/05/2023

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

10 Makanan yang Mengandung Kalium untuk Tubuh

Sayur dan Buah Segar Vs Sayur dan Buah Beku, Mana yang Lebih Bergizi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 02/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan