Keluarnya darah dari mulut bisa membuat setiap orang panik dan khawatir dengan kondisi kesehatannya. Apalagi jika darah yang keluar cukup banyak. Namun, ada perbedaan mendasar yang perlu Anda pahami sebelumnya; apakah darah tersebut dikeluarkan saat batuk atau ketika muntah? Walaupun terlihat sama, ternyata terdapat perbedaan dalam mekanisme batuk darah dan muntah darah. Ketahui cara membedakan keduanya ulasan berikut.
Sumber darah yang berbeda
Secara definisi, batuk darah dan muntah darah dibedakan berdasarkan dari mana sumber darah berasal.
Batuk darah (hemoptisis) adalah keluarnya darah dari saluran pernapas. Darah yang keluar dari saluran pernapasan menunjukkan adanya iritasi atau luka di saluran napas.
Penyebab batuk yang disertai darah biasanya berkaitan dengan penyakit infeksi di saluran pernapasan, seperti pneumonia, bronkitis, dan tuberkulosis.
Sementara muntah darah (hematemesis) adalah keluarnya darah dari saluran pencernaan bagian atas, yaitu esofagus (kerongkongan), usus dua belas jari, dan pankreas.
Dilansir dari Cleveland Clinic, kondisi penyebab muntah darah sebagian besar adalah gangguan pencernaan serius yang membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.
Penyakit penyebab muntah darah umumnya adalah iritasi atau pembengkakan di esofagus, radang lambung atau gastritis hingga kerusakan fungsi hati,
Perbedaan gejala batuk darah dan muntah darah
Gejala yang muncul sebelum mengeluarkan darah dari mulut juga dapat membedakan batuk dan muntah darah.
Pada batuk darah, biasanya diawali dengan batuk menerus yang telah berlangsung beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu (batuk kronis), nyeri pada dada, sesak napas, dan sakit tenggorokan.
Sementara pada muntah darah, gejala yang muncul berkaitan dengan saluran pencernaan seperti nyeri perut, perut membengkak, dan mual.
Waktu keluarnya darah
Darah yang keluar dari saluran napas biasanya keluar bersamaan dengan proses batuk. Namun, sering kali darah dari saluran napas juga bisa keluar bercampur dengan muntahan atau sisa makanan yang keluar dari saluran pencernaan.
Hal tersebut disebabkan darah tidak sengaja tertelan dan menimbulkan sensasi mual saat batuk sehingga pasien muntah.
Sementara pada muntah darah, darah biasanya dimuntahkan terlebih dahulu sebelum muntahan makanan. Memang muntah darah juga bisa disertai batuk, tapi kondisi seperti ini jarang ditemukan.
Perbedaan darah yang keluar ketika batuk dan muntah
Karena darah berasal dari sumber yang berbeda, maka darah yang dihasilkan pun berbeda.
Bila diperhatikan, darah yang keluar dari batuk biasanya bercampur dahak yang berbusa atau berbuih. Darah juga terlihat menggumpal. Sementara itu, ketika seseorang muntah darah biasanya tidak terdapat dahak.
Perbedaan darah yang keluar dari batuk dan muntah juga bisa dilihat dari warnanya. Batuk darah berasal dari saluran pernapasan di mana di sepanjang salurannya tidak terdapat daerah yang menghasilkan enzim pencernaan atau asam. Oleh sebab itu, warna darah biasanya adalah merah segar dan mungkin bisa disertai gumpalan.
Sebaliknya pada muntah darah, darah berwarna merah tua atau pekat karena sudah bercampur dengan asam lambung.
Apabila berasal dari pecahnya pembuluh darah di bagian kerongkongan, warna darah tidak sepekat daripada yang berasal dari lambung. Namun, muntah darah yang berwarna merah segar jarang terjadi.
Komponen darah yang berbeda
Perbedaan antara batuk darah dan muntah darah ini bisa diketahui saat sampel darah telah diperiksa lebih lanjut di laboratorium dengan mikroskop. Komponen darah yang berbeda dapat menjadi petunjuk dari mana sumber darah berasal.
Darah yang berasal dari saluran pernapasan biasanya terdiri dari sel darah (eritrosit, leukosit, hemosiderin), sel imun (makrofag), dan mikroorganisme.
Akan tetapi, darah yang berasal dari muntahan akan disertai dengan sisa makanan yang belum sempat terolah oleh lambung.
Perbedaan pH pada darah dari batuk dan muntah
Daerah saluran pernapasan bersifat lebih basa sehingga bila ditempelkan kertas lakmus pada sampel darah yang keluar, kertas akan berubah menjadi biru.
Sebaliknya, darah yang berasal dari saluran pencernaan sudah bercampur dengan asam lambung sehingga darahnya pun bersifat asam.
Ketika kita tempelkan kertas lakmus pada darah yang keluar, kertasnya pun berubah menjadi warna merah.
Ada tidaknya gejala anemia
Pada batuk darah, biasanya jumlah darah yang keluar tidak terlalu banyak sehingga gejala anemia atau kekurangan darah jarang terjadi.
Namun, jika batuk darah terjadi terus-menerus (masif), Anda bisa saja mengalami gejala anemia. Batuk darah dapat dikatakan masif jika memenuhi kriteria berikut :
- Apabila mengalami batuk darah lebih dari 600 cc dalam 24 jam dan perdarahan tidak kunjung berhenti.
- Apabila mengalami batuk darah > 250 cc dalam 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, sedangkan batuk darah masih terus berlangsung.
- Apabila pasien mengalami batuk darah > 250 cc dalam 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, tapi selama pengamatan 48 jam yang disertai dengan perawatan konservatif batuk darah tersebut tidak berhenti.
Dalam hal ini, perbedaan muntah darah dari batuk darah adalah biasanya menyebabkan anemia lebih cepat. Gejala anemia yang muncul akibat muntah darah antara lain adalah kulit dan mata yang memucat, kelelahan, badan lesu, jantung berdebar, dan sesak napas.
Warna feses yang berbeda
Pada batuk darah, produksi darah tidak memengaruhi pembentukan feses. Sebaliknya, pada muntah darah, selain keluar dari mulut, darah juga bisa terbawa sampai ke usus besar yang menjadi tempat pembentukan feses.
Maka dari itu, untuk membedakan muntah darah dengan batuk darah dapat dilakukan dari warna feses yang berubah menjadi kehitaman. Hal ini diakibatkan feses telah bercampur dengan darah yang berasal dari saluran pencernaan.
Itulah beberapa hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengenali perbedaan batuk darah dan muntah darah.
Apabila Anda masih ragu, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut sehingga memperoleh pengobatan yang tepat. Pasalnya, jika tidak segera diatasi baik batuk maupun muntah darah sama-sama bisa mengakibatkan dampak kesehatan yang serius.