Sementara itu, antihistamin terbaru seperti loratadin, cetirizine, dan levocetirizine tidak terlalu menyebabkan kantuk.
6. Obat kombinasi
Obat kombinasi tersusun lebih dari satu kandungan aktif. Kegunaannya bisa untuk mengatasi gejala lain, seperti demam dan rasa nyeri. Jenis obat kombinasi bisa diminum bukan hanya saat batuk, melainkan juga pilek atau demam.
Biasanya obat kombinasi mencampur ekspektoran dan supresan dengan antihistamin, dekongestan, dan pereda nyeri.
Antihistamin berfungsi untuk meredakan gatal di tenggorokan dan juga memiliki efek penenang. Sedangkan, dekongestan mampu meringankan hidung tersumbat.
Obat kombinasi yang mengandung cough suppressants sebaiknya tak digunakan untuk mengobati batuk berdahak. Jenis ini lebih tepat digunakan untuk menyembuhkan batuk tidak berdahak.
Jika yang Anda alami adalah batuk berdahak, sebaiknya pilihlah pengobatan kombinasi dengan ekspektoran dan dekongestan.
Cobalah untuk membaca komposisi dari obat kombinasi, apalagi bagi Anda yang juga sedang dalam pengobatan meminum obat lainnya karena dapat meningkatkan risiko overdosis.
Sebagai contoh, meminum obat kombinasi bersamaan dengan paracetamol sama dengan mengonsumsi dosis paracetamol yang dua kali lipat besarnya.

Anda bisa memilih Siladex Mucolytic & Expectorant sebagai obat batuk andalan dalam mengatasi batuk berdahak.
Dengan memiliki kandungan bromhexine HCL dan guaifenesin di dalamnya, Siladex ME dapat membantu meredakan batuk berdahak dan mempermudah pengeluaran dahak Anda.
Untuk batuk tidak berdahak disertai alergi, Anda bisa mengonsumsi Siladex DMP dan Siladex Antitusive yang mengandung Dextromethorphan Hbr dan Diphenhydramine HCL.
Summary
Kandungan bromhexine HCL dan guaifenesin dalam obat batuk dapat membantu meredakan batuk berdahak dan mempermudah pengeluaran dahak. Sementara itu, untuk batuk tidak berdahak disertai alergi, kandungan Dextromethorphan Hbr dan Diphenhydramine HCL dapat menghambat refleks batuk sehingga frekuensi batuk akan berkurang.
7. Obat topikal atau balsam usap
Untuk membantu meredakan gejala, Anda juga bisa menggunakan jenis obat topikal. Obat ini digunakan dengan cara dioleskan ke tubuh atau dihirup secara langsung.
Obat oles ini biasanya juga digunakan untuk meringankan gejala lain yang menyertai batuk berdahak dan batuk tidak berdahak seperti hidung tersumbat.
Kandungan obat ini biasanya adalah minyak kayu putih, kampor, dan mentol yang memberikan efek hangat yang melegakan tenggorokan, mengurangi frekuensi batuk, dan membuat napas lebih lancar. Obat ini biasanya berbentuk balsem, obat hirup, atau vaporizer.
Bagi Anda yang memiliki alergi saluran pernapasan atau asma, Anda berisiko lebih sering terkena penyakit batuk. Maka dari itu, penting untuk menyimpan persedian obat-obatan nonresep di atas sebagai penanganan pertama.
Obat batuk berdahak dan batuk tidak berdahak yang diresepkan dokter

Apabila gejala batuk berdahak atau batuk tidak berdahak tidak juga sembuh setelah lebih dari 2-4 minggu (batuk kronis), sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
Pengobatan medis biasanya ditentukan setelah dokter berhasil mendiagnosis jenis penyakit penyebab batuk melalui serangkaian pemeriksaan.
Di awal pemeriksaan, saat dokter belum dapat memastikan penyebab dari batuk yang Anda alami, biasanya dokter akan memberikan obat jenis supresan. Dari diagnosis, dokter dapat memberikan resep obat batuk yang paling ampuh.
Pengobatan yang diresepkan dokter akan tergantung dari penyakit penyebab batuk tersebut. Biasanya dokter akan merekomendasikan beberapa jenis obat berikut ini.
- Antihistamin, kortikosteroid, dan dekongestan: Dalam standar pengobatan batuk, dokter biasa memberikan ketiga obat ini untuk mengurangi gejala yang disebabkan oleh alergi, infeksi saluran napas atas, dan post-nasal drip.
- Kortikosteroid dan bronkodilator: Dapat dengan efektif menghentikan batuk yang disebabkan oleh asma karena mereduksi inflamasi dan melegakan saluran pernapasan.
- Acid blocker: Obat jenis ini akan diberikan saat hasil diagnosis memperlihatkan terdapat produksi asam yang mengiritasi tenggorokan, biasanya disebabkan oleh kondisi naiknya asam lambung.
- Antibiotik: antibiotik diberikan hanya jika penyebab batuk yang Anda alami adalah infeksi bakteri, seperti pertusis. Amoxicilin merupakan antibiotik untuk batuk yang umum diresepkan dokter.
Antibiotik hanya dapat mengobati batuk akibat infeksi bakteri. Ketika Anda terus meminum antibiotik untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh infeksi virus, pengobatan antibiotik menjadi tidak efektif.
Bahkan, minum antibiotik sembarangan dan tidak mengikuti anjuran dokter bisa membuat Anda berisiko mengalami resistensi antibiotik.
Ini adalah kondisi di mana bakteri sudah kebal terhadap perlawanan dari antibiotik. Bakteri tetap bertahan dan terus berkembang, memperparah infeksi di saluran pernapasan. Alhasil batuk Anda pun tak kunjung sembuh.
Perhatikan hal ini sebelum minum obat batuk

Bacalah aturan pemakaian obat dengan teliti sebelum mengonsumsinya, terutama untuk obat bebas tanpa resep.
Apabila obat diperoleh dari resep dokter, pastikan Anda meminum sesuai dengan yang aturan yang dianjurkan.
Bukannya lebih cepat sembuh, menambah dosis penggunaan obat dapat menimbulkan efek samping berbahaya.
Hindari menggunakan dua jenis obat batuk secara bersamaan selain yang dianjurkan oleh dokter. Obat mengandung zat aktif yang perlu disaring di dalam hati.
Semakin banyak obat yang diminum, akan semakin keras pula hati bekerja. Risiko kerusakan hati dan overdosis pun meningkat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar