backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Timbul Sariawan di Gusi? Kenali Penyebab dan Cara Cepat Mengobatinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan Ā· General Practitioner Ā· None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko Ā· Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Timbul Sariawan di Gusi? Kenali Penyebab dan Cara Cepat Mengobatinya

    Sariawan merupakan salah satu kondisi kesehatan gusi dan mulut yang paling umum ditemui. Selain pada bibir dan lidah, sariawan juga bisa Anda rasakan pada bagian rongga mulut lainnya termasuk di gusi. Timbulnya sariawan tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman di mulut, bahkan membuat Anda kesulitan makan dan berbicara.Ā 

    Kemudian, apa penyebab timbulnya sariawan di gusi? Bagaimana langkah pencegahan dan pengobatannya? Selengkapnya bisa Anda simak pada ulasan di bawah ini.

    Berbagai penyebab timbulnya sariawan di gusi

    penyebab sariawan di gusi

    Dikutip dari Mayo Clinic, hingga saat ini penyebab sariawan yang timbul pada rongga mulut belum diketahui secara jelas. Beberapa peneliti menduga beberapa faktor dapat menjadi sumber masalah yang dialami oleh banyak kalangan.

    Beberapa penyebab sariawan di gusi yang perlu Anda perhatikan di antaranya sebagai berikut.

    1. Trauma dan iritasi

    Trauma dapat timbul akibat perawatan gigi, seperti menyikat gigi terlalu keras sehingga melukai gusi. Penggunaan bracket kawat gigi atau pemasangan gigi palsu yang tidak pas juga dapat memicu timbulnya luka yang mengakibatkan sariawan di gusi.

    Selain itu, luka di mulut juga dapat dipicu oleh iritasi akibat kandungan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung bahan kimia tertentu, sodium lauryl sulfate atau SLS.

    2. Sensitivitas makanan dan minuman

    Makanan dan minuman yang Anda konsumsi sehari-hari juga dapat memicu timbulnya sariawan. Jenis makanan dan minuman yang terlalu panas dan memiliki cita rasa pedas dan asam dapat mengiritasi jaringan lunak dalam rongga mulut, termasuk gusi.

    Selain itu sensitivitas dan alergi makanan tertentu juga bisa jadi penyebabnya, seperti cokelat, kopi, telur, kacang-kacangan, kayu manis, keju, nanas, dan buah-buahan sitrus.

    3. Kekurangan vitamin dan mineral

    Tubuh membutuhkan nutrisi, seperti vitamin dan mineral tertentu untuk menjaga kondisinya tetap optimal. Kekurangan nutrisi seperti, vitamin B3, vitamin B12, vitamin C, asam folat, zinc, dan zat besi salah satunya dapat membuat Anda lebih rentan mengalami luka di mulut.

    4. Perubahan hormon

    Dikutip melalui StatPearls, perempuan lebih rentan mengalami masalah mulut, seperti sariawan, gusi bengkak, dan gusi berdarah. Hal ini diakibatkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama masa menstruasi, kehamilan, hingga menopause.

    Peningkatan kadar hormon progesteron selama masa-masa tersebut memengaruhi aliran darah ke gusi, akibatnya gusi jadi lebih sensitif dan rentan mengalami luka.

    5. Penyakit tertentu

    Penyakit dan kondisi kesehatan tertentu yang Anda alami juga berpotensi menimbulkan sariawan di gusi atau bagian mulut lain, seperti:

    Gejala sariawan di gusi

    Sariawan atau stomatitis aftosa ditandai dengan timbulnya luka kecil berbentuk kawah yang dangkal dan terasa sakit pada rongga mulut. Selain pada gusi, Anda juga dapat menemuinya pada jaringan lunak dalam rongga mulut, seperti bibir bagian dalam, pipi, langit-langit mulut, lidah, bahkan tenggorokan.

    Secara umum, dikutip dari American Academy of Oral Medicine, jenis sariawan sederhana (minor aphthous stomatitis) merupakan sariawan yang paling umum ditemui. Sariawan ini berukuran kecil, dapat sembuh sendiri sekitar 1-2 minggu, tidak menular, dan tidak menimbulkan bekas luka.

    Beberapa gejala umum yang dapat Anda rasakan apabila timbul sariawan di gusi, di antaranya:

    • Timbul luka berwarna putih atau abu-abu, berbentuk bulat dengan tepian merah.
    • Rasa sakit pada luka apabila terkena sentuhan, misal saat makan dan minum.
    • Sensasi kesemutan dan mulut terbakar 1-2 hari sebelum munculnya luka.

    Namun, pada beberapa kondisi sariawan yang cukup serius Anda juga mungkin akan merasakan:

  • Demam
  • Kelesuan fisik
  • Kelenjar getah bening bengkak
  • Bagaimana cara cepat mengatasi sariawan di gusi?

    obat kumur sariawan di gusi

    Hingga saat ini belum ada tipe obat-obatan tertentu yang berfungsi untuk mengobati sariawan. Walaupun begitu, sariawan sederhana yang timbul di gusi pada umumnya dapat sembuh sendiri setelah 7-14 hari.

    Cara mengatasi sariawan di gusi bisa Anda lakukan di rumah. Hal ini berguna untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan dari sariawan itu sendiri.Ā 

    1. Berkumur garam atau baking soda

    Air garam memiliki efek antibakteri yang dapat mencegah luka sariawan bertambah parah. Manfaat berkumur air garam juga dapat meringankan peradangan dan rasa sakit yang ditimbulkan.

    Anda juga dapat menggunakan baking soda yang tersedia di dapur. Selain untuk memutihkan gigi, baking soda juga efektif untuk mengobati sariawan di gusi.

    Cukup larutkan 1/2 sendok teh garam atau baking soda ke dalam segelas air hangat, gunakan untuk berkumur, dan buang bekas airnya. Lakukan langkah ini beberapa kali sehari hingga luka mereda dan mengempis.

    2. Hindari konsumsi makanan tertentu

    Jenis makanan tertentu yang Anda umum konsumsi dapat memperparah luka sariawan. Hindari terlebih dulu makanan dengan cita rasa pedas dan asam. Jauhi pula makanan dengan karakteristik keras, seperti kacang-kacangan, keripik kentang, dan sejenisnya.

    Selama masa pemulihan, sebaiknya Anda mengonsumsi makanan dengan tekstur lembut yang tidak melukai gusi. Perhatikan pula asupan nutrisinya agar tetap terjaga dan seimbang.

    3. Minum obat pereda nyeri

    Apabila rasa sakit akibat sariawan yang muncul di gusi sampai mengganggu aktivitas, Anda bisa meminum obat pereda nyeri untuk meredakan rasa perih dan sensasi nyut-nyutan. Obat pereda nyeri tanpa resep, seperti paracetamol dan ibuprofen dapat dibeli di apotek.Ā 

    Sebelum minum, pastikan Anda membaca anjuran pemakaiannya. Konsultasikan dengan apoteker atau dokter apabila belum paham mengenai hal tersebut.Ā 

    4. Menyikat gigi perlahan

    Walaupun timbul rasa perih dan tidak nyaman di mulut, Anda tetap harus memperhatikan kebersihan gigi dan gusi. Lakukan teknik menyikat gigi secara perlahan dengan menggunakan sikat gigi berbulu halus dan lembut.

    Perhatikan pula kandungan pasta gigi yang Anda umum gunakan. Pastikan tidak ada kandungan sodium lauryl sulfate (SLS) yang bisa memperparah kondisi sariawan.

    5. Berkumur pakai obat kumur

    Cara mengobati sariawan di gusi lainnya adalah dengan menggunakan obat kumur. Anda dapat menggunakan obat kumur yang memiliki kandungan hidrogen peroksida, benzokain, atau fluocinonide guna meredakan nyeri dan mempercepat pemulihan sariawan.

    Obat kumur untuk mengatasi sariawan dapat Anda temukan di apotek. Baca dulu anjuran pakai atau lebih baik konsultasikan ke dokter sebelum menggunakannya.Ā 

    Apa saja langkah pencegahan sariawan yang bisa Anda lakukan?

    Untuk mencegah sariawan di gusi atau pada bagian rongga mulut lain muncul kembali, ada berbagai langkah yang dapat Anda lakukan, seperti:Ā 

    • Selalu perhatikan konsumsi makanan dan minuman. Hindari bahan makanan penyebab alergi dan iritasi pada rongga mulut seperti pedas, asam, atau terlalu panas.
    • Pilih makanan bernutrisi. Untuk mencegah tubuh kekurangan vitamin dan mineral, selalu pastikan konsumsi sayuran, buah-buahan, atau suplemen tambahan.
    • Jaga kesehatan rongga mulut. Rutin menyikat gigi dua kali sehari, flossing, dan pakai obat kumur untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut.
    • Lindungi gusi dan mulut. Selalu konsultasikan ke dokter apabila timbul masalah saat menggunakan kawat gigi, gigi palsu, dan sejenisnya.
    • Kurangi stres. Salah satu kondisi penyebab sariawan ini dapat dihindari dengan meditasi, yoga, atau aktivitas lainnya.

    Walau dapat sembuh sendiri, kondisi sariawan perlu Anda waspadai apabila tidak kunjung sembuh setelah dua minggu, sering kambuh, dan disertai rasa sakit berlebihan.

    Segera kunjungi dan konsultasi ke dokter untuk diagnosis lebih lanjut apakah perlu prosedur medis tertentu untuk dapat mengobatinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner Ā· None


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko Ā· Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan