Daun salam terkenal memiliki manfaat untuk membantu mengatasi ketidaknyamanan akibat penyakit diabetes (kencing manis). Daun dengan nama latin Syzygium polyanthum ini disebut-sebut memiliki sifat yang dapat menghambat peningkatan gula darah dalam tubuh. Seberapa ampuh manfaat daun salam untuk gula darah dan apa kemungkinan efek sampingnya?
Manfaat daun salam untuk penyakit diabetes
Berbagai tanaman sering kali digunakan untuk mengatasi penyakit diabetes. Ini karena beberapa tanaman tersebut memiliki sifat antidiabetes dan segelintir sifat menguntungkan lainnya.
Salah satu tanaman yang menjadi obat tradisional andalan masyarakat Indonesia untuk mengatasi diabetes adalah daun salam.
Beberapa penelitian pun telah membuktikan sifat-sifat menguntungkan yang terkandung dalam daun salam untuk penyakit kencing manis, yakni:
1. Menurunkan kadar gula darah
Salah satu penelitian yang menemukan bukti ini tertuang dalam jurnal Annals of Medicine and Surgery.
Studi tersebut melibatkan tikus percobaan dengan gula darah dan berat badan yang dipantau sebelum sampai sesudah diberikan ekstrak daun salam.
Hasilnya, ekstrak daun salam dapat mengurangi kadar gula pada darah dan menurunkan berat badan tikus yang mengidap diabetes.
2. Menurunkan risiko penyakit diabetes
Penelitian yang dipublikasikan Research Journal of Medicinal Plant menyebutkan bahwa konsumsi daun dalam sebanyak 2 gram selama 30 hari terbukti dapat menurunkan risiko diabetes.
Tak sampai di situ, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa daun salam mungkin bermanfaat untuk obat herbal bagi penderita diabetes tipe 2.
Studi yang dilakukan pada 65 orang tersebut juga membeberkan bukti bahwa pemberian daun salam mungkin dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
3. Memiliki sifat antihiperglikemik
Jurnal Nutrients menunjukkan sebuah penelitian yang menemukan adanya sifat antihiperglikemik dalam daun salam yang berguna untuk membantu mengatasi penyakit diabetes.
Hiperglikemik sendiri adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah sangat tinggi. Ini terjadi saat tubuh kekurangan atau tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui efek antihiperglikemik pada ekstrak metanol daun salam pada tikus percobaan.
Hasilnya, ekstrak tersebut mengandung flavonoid, glikosida, dan squalene yang berguna untuk menghambat penyerapan glukosa dari usus serta meningkatkan pengambilan glukosa di jaringan otot.
Cara mengolah daun salam untuk pengobatan diabetes
Orang Indonesia biasanya mengolah daun salam dengan menambahkannya pada makanan berkuah atau tumisan.
Namun, Anda dapat mengambil manfaat daun salam sebagai obat herbal diabetes dengan cara menyeduhnya.
Berikut langkah-langkah pembuatan daun salam untuk diabetes:
- Siapkan kurang lebih 500 mililiter (ml) air dan 7 lembar daun salam.
- Cuci daun salam hingga bersih.
- Rebus daun salam dengan air hingga berubah warna.
- Setelah berubah warna, buang daun salam.
- Ramuan siap diminum.
Selain itu, menurut penelitian yang telah disebutkan di atas, manfaat daun salam untuk penyakit diabetes bisa Anda peroleh dalam ekstraknya.
Ekstrak daun salam dalam bentuk kapsul juga dijual bebas di pasaran.
Namun, ingatlah untuk selalu melakukan konsultasi dengan dokter yang merawat Anda sebelum memutuskan mengonsumsi obat herbal ini.
Efek samping mengonsumsi daun salam
Daun salam umumnya aman dikonsumsi oleh kebanyakan orang dalam jumlah wajar. Perlu diingat bahwa daun salam tidak dapat dimakan dalam bentuk utuh karena tumbuhan ini tak dapat tercerna dengan baik.
Terlepas dari manfaatnya, konsumsi daun salam bersamaan dengan obat penurun gula darah dapat berakibat buruk untuk Anda.
Kombinasi dua obat tersebut dapat membuat gula darah Anda turun secara drastis atau drop. Kondisi ketika gula darah drop disebut juga dengan hipoglikemia.
Ketika gula darah sangat rendah, Anda perlu mendapatkan pengobatan dengan segera. Jika tidak segera mendapat perawatan, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan masalah serius, seperti:
- kejang,
- hilang kesadaran, dan
- kematian.
Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai gejala hipoglikemia, seperti:
- detak jantung tidak teratur atau cepat,
- kelelahan,
- kulit pucat,
- kegoyahan,
- kegelisahan,
- berkeringat,
- kelaparan,
- sifat lekas marah, dan
- kesemutan atau mati rasa pada bibir, lidah, atau pipi.
Anda perlu segera mengunjungi rumah sakit atau menghubungi dokter jika gejala hipoglikemia yang tak kunjung membaik meski telah melakukan perawatan, seperti minum jus, makan permen, atau mengonsumsi tablet glukosa.
Hipoglikemia