backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Rata-Rata Umur Penderita Diabetes dan Faktor yang Memengaruhinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Rata-Rata Umur Penderita Diabetes dan Faktor yang Memengaruhinya

    Diabetes berisiko menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Risiko inilah yang sering kali membuat penderita khawatir terhadap harapan hidupnya, apalagi diabetes tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Meski begitu, dampak diabetes bisa berbeda untuk setiap orang sehingga berapa lama penderita bertahan hidup sulit diukur secara pasti.

    Diabetesi (penderita diabetes) bisa tetap hidup sehat dan memperkecil risiko komplikasi selama kadar gula darahnya terkendali. Namun, ada beberapa faktor yang bisa menurunkan angka harapan hidup diabetesi sehingga perlu Anda waspadai.

    Berapa lama penderita diabetes bertahan hidup?

    Banyak faktor yang memengaruhi harapan hidup penderita diabetes, waktu diagnosis gula darah pada diabetes, cepat atau lambatnya perkembangan penyakit, hingga munculnya komplikasi.

    Bahkan, cara pengendalian penyakit secara keseluruhan juga turut memengaruhi harapan hidup diabetesi.

    Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui secara pasti berapa lama penderita bisa bertahan hidup akibat penyakit diabetes.

    Namun, sejumlah studi mencoba mencari tahu pengaruh penyakit gula ini terhadap angka harapan hidup pasien.

    Harapan hidup pasien diabetes menurut penelitian

    Cek diabetes

    Laporan dari Diabetes UK pada tahun 2010 memperkirakan harapan hidup penderita diabetes tipe 2 kemungkinan menurun hingga 10 tahun.

    Sementara itu, penurunan harapan hidup penderita diabetes tipe 1 lebih besar, yaitu bisa berkurang sampai 20 tahun.

    Akan tetapi, kemajuan pengobatan untuk diabetes tipe 1 saat ini membuat rata-rata umur penderita relatif lebih panjang dibandingkan yang diperkirakan.

    Peningkatan angka harapan hidup pada penderita diabetes tipe 1 ini ditunjukan dalam riset tahun 2012 dari American Diabetes Association.

    Peneliti menjelaskan rata-rata umur penderita diabetes tipe 1 yang didiagnosis pada 1965-1980 bertambah hingga 15 tahun dari penderita yang dikonfirmasi memiliki diabetes pada 1950-1964.

    Studi lain di tahun yang sama di Population Health Metrics mengestimasi penderita diabetes tipe 2 yang terdiagnosis saat berumur 55 tahun rata-rata dapat bertahan hidup hingga usia tertentu.

    Bagi wanita, penelitian tersebut memperkirakan diabetesi bisa hidup hingga usia 67-80 tahun dan 65-75 tahun untuk pria.

    Perkiraan umur rata-rata untuk penderita diabetes tipe 2 juga terdapat dalam penelitian terdahulu di European Heart Journal.

    Pada riset ini, penderita yang didiagnosis pada umur 55 tahun memiliki angka harapan hidup sekitar 13-21 tahun, sedangkan yang didiagnosis di umur 75 tahun bisa bertahan hidup sampai 4,3-9,6 tahun.

    Berdasarkan hasil sejumlah hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa berapa lama penderita diabetes bertahan hidup bisa berbeda-beda.

    Bahkan, perkiraan angka harapan hidup tersebut bisa berubah, tergantung dari pengobatan diabetes dan perubahan gaya hidup yang dilakukan.

    Faktor yang meningkatkan risiko kematian

    Diet vegetarian untuk diabetes

    Berbagai hal yang memperparah kondisi diabetes dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderitanya.

    Jika diabetesi tidak menjaga kadar gula darahnya terkendali, penyakit bisa berkembang lebih cepat sehingga memperkecil harapan hidup.

    Berikut ini adalah beberapa faktor lain yang dapat menurunkan umur rata-rata penderita diabetes bisa bertahan hidup:

    • berat badan berlebih,
    • obesitas,
    • tidak mengikuti pola makan sehat diabetes,
    • aktif merokok,
    • tidak aktif bergerak,
    • jarang berolahraga,
    • pola tidur tidak teratur, dan
    • stres kronis.

    Faktor-faktor di atas bisa menyebabkan diabetesi lebih mudah mengalami berbagai penyakit komplikasi, seperti:

    • retinopati diabetik (komplikasi pada mata),
    • gangguan fungsi hati,
    • penyakit jantung,
    • stroke,
    • kolesterol tinggi, dan
    • hipertensi.

    Penyakit komplikasi bisa memengaruhi berapa lama penderita diabetes dapat bertahan hidup.

    Pada sebagian besar kasus, komplikasi diabetes yang mengarah pada gangguan kardiovaskular menjadi penyebab utama berkurangnya harapan hidup pasien.

    Semakin lama seseorang hidup dengan diabetes, maka semakin berisiko dirinya mengalami komplikasi. Artinya, ia bisa memiliki harapan hidup yang lebih rendah.

    Cara meningkatkan harapan hidup untuk penderita diabetes

    Mengukur gula darah

    Mengendalikan gula darah merupakan cara paling efektif untuk memperpanjang harapan hidup penderita diabetes.

    Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui berapa kisaran kadar gula darah yang perlu dipertahankan, sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

    Untuk mengontrol kadar gula darah, Anda perlu melakukan beberapa perubahan gaya hidup seperti di bawah ini.

  • Mengikuti pola makan sehat sesuai prinsip diet diabetes.
  • Aktif bergerak dan beraktivitas.
  • Berolahraga untuk diabetes secara teratur setidaknya 150-300 menit dalam seminggu.
  • Menjaga berat badan tetap ideal.
  • Mengukur kadar gula darah secara berkala.
  • Mengikuti anjuran pengobatan dari dokter.
  • Menghindari risiko penyakit infeksi karena diabetesi membuat tubuh lebih rentan terkena penyakit.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi asupan alkohol, dan menjalani pola tidur cukup dan teratur.
  • Umur rata-rata penderita diabetes bisa bertahan hidup berbeda-beda bagi setiap orang. Sejauh ini, tidak ada angka pasti yang menentukan harapan hidup diabetesi.

    Hal yang terpenting sebenarnya bagi pasien diabetes adalah melakukan upaya yang dapat meningkatkan harapan hidupnya.

    Nah, cara ini bisa ditempuh melalui penerapan gaya hidup sehat dan menjalani pengobatan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan