Dok mau tanya, saya diet tapi kok BB gak turun" y dok.
Nasi saya ganti pake beras porang, minum flimty fiber, aerobik 1jam setiap hari.
... Lihat Lainnya🔥 Diskusi Menarik
Salam Dok, bulan Maret Lalu hasil MCU saya ada masalah flek diparu-paru, di kesimpulannya ditulis 1. Pneumonia, 2. TB Paru Aktif,
Setelah hasil MCU saya ke specialis penyakit dalam karena didaerah saya tidak ada specialis paru, hasil TB dahak dan Mantoux negatif, hanya flek biasa, dan saya disarankan berhenti merokok.
April - Mei saya mulai kurang merokok dan dibulan juni ini berhenti total, tapi batuk saya belum bisa berhenti dengan obat dokter, obat herbal, berhenti merokok pun sudah dan tidak pernah makan atau minum yang dingin2,
Saya tetap batuk bahkan sampe muntah apalagi jika bawa motor kena angin sepanjang jalan pasti batuk dan sampe muntah dijalan, muntahnya muntah biasa muntah seperti orang mabuk darat, tapo setelah muntah itu keluar lendir campur makanan memang dada saya dan tenggorokan saya rasanya lega dan agak enakan. Mohon saran..
Terimakasih
1 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Halo Hermansyah, terima kasih atas pertanyaan anda.
Ada kemungkinan batuk yang tidak kunjung sembuh disebabkan oleh GERD. Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung berulang dalam jangka panjang. Refluks asam lambung merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir naik kembali menuju kerongkongan. Asam lambung yang naik dapat mengikis dan menyebabkan iritasi pada bagian dalam kerongkongan. Akibatnya, timbullah sensasi nyeri ulu hati yang terasa panas seperti terbakar juga pada tenggorokan (heartburn), serta rasa asam pada mulut. Setiap orang dapat memproduksi asam lambung dalam jumlah yang bervariasi. Akan tetapi, laju produksinya cenderung meningkat setelah makan karena asam diperlukan untuk proses pencernaan. Asam lambung lalu akan menurun lagi dengan segera. Meski begitu, kenaikan asam lambung juga dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan jika terjadi sering atau berulang-ulang. Inilah yang dimaksud dengan penyakit refluks gastroesofagus alias GERD.
Secara garis besar, gejala gastroesophageal reflux disease (GERD) yakni sebagai berikut.
- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam kerongkongan, sulit menelan, serta cegukan.
- Mengalami sensasi panas seolah terbakar di dada (heartburn), yang bisa menyebar sampai ke leher.
- Sakit atau nyeri pada ulu hati.
- Timbul rasa asam atau pahit di mulut.
- Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
- Masalah pernapasan, seperti batuk kronis (batuk yang tidak kunjung sembuh) dan asma.
- Suara serak.
- Sakit tenggorokan.
di bawah ini beberapa faktor lainnya yang bisa turut memperburuk gejala GERD.
- Kebiasaan merokok.
- Makan makanan dalam jumlah banyak dalam satu waktu.
- Waktu makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur.
- Terlalu banyak makan makanan pemicu asam lambung, seperti makanan pedas, asam, berlemak, dan digoreng.
- Minum kopi atau teh.
- Minum alkohol.
- Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen.
Langkah pertama yang biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit GERD yakni konsumsi obat. Jika pemakaian obat tidak memberikan hasil, dokter biasanya akan menyarankan prosedur tertentu untuk mengatasi masalah langsung pada lambung.
1. Konsumsi obat-obatan tanpa resep -> Sebagian besar obat GERD bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung. Selain itu, di bawah ini beberapa jenis pilihan obat-obatan yang dijual bebas (OTC) lainnya untuk mengobati GERD.
a. Antasida -> Obat ini berguna untuk menetralisasi asam yang ada dalam lambung dengan bantuan bahan kimia alkali. Sifat basa dari obat antasida akan meningkatkan pH lambung dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada lambung akibat paparan asam. Namun, konsumsi obat antasida saja tidak cukup untuk memulihkan kerongkongan yang meradang akibat asam lambung. Anda juga tidak boleh mengonsumsinya terlalu sering karena bisa menimbulkan efek samping berupa diare, sembelit, serta gangguan ginjal.
b. Obat-obatan untuk mengurangi jumlah asam -> Obat-obatan yang termasuk dalam kategori ini yakni H-2 receptor blocker. Obat ini dapat mengurangi jumlah asam lambung dengan menghambat kerja sel-sel penghasil asam lambung. Contoh obat yang termasuk golongan H-2 receptor blocker:
- cimetidine,
- famotidine,
- nizatidine, dan
- ranitidine.
Perlu diketahui bahwa kerja H-2 receptor blocker tidak secepat obat antasida. Meski begitu, H-2 receptor blocker termasuk obat GERD yang cukup efektif karena membantu mengurangi produksi asam lambung dalam waktu yang cukup lama, yakni hingga 12 jam.
c. Obat-obatan untuk menghambat produksi asam lambung -> Penghambat pompa proton (PPI) termasuk ke dalam golongan obat yang berfungsi sebagai penghambat produksi asam. Tak hanya itu, PPI juga membantu memulihkan kondisi kerongkongan yang mengalami iritasi akibat paparan asam terus-menerus.. Obat PPI untuk mengatasi GERD merupakan obat penghambat produksi asam yang lebih kuat ketimbang H-2 receptor blocker. Contoh obat PPI yang dijual bebas antara lain lansoprazole dan omeprazole.
Di bawah ini beberapa gaya hidup serta pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi penyakit GERD.
- Memilih makanan yang tepat dan sehat. Misalnya lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran, serta mengurangi makanan yang bisa memicu GERD.
- Mengurangi makan gorengan, makanan berlemak, dan makanan pedas.
- Tidak langsung berbaring setelah makan. Sebaiknya beri jeda minimal 2 – 3 jam setelah makan dan sebelum Anda tidur.
- Mengonsumsi obat yang dianjurkan oleh dokter, baik itu obat yang dijual bebas (OTC) maupun obat-obatan resep.
- Meninggikan posisi kepala selama tidur menggunakan bantal yang ditumpuk. Posisi kepala yang lebih tinggi daripada tubuh bisa membantu meredakan sakit pada ulu hati karena kenaikan asam lambung.
- Menghindari kebiasaan merokok.
- Menghindari minum minuman beralkohol, kopi, dan teh.
- Menghindari konsumsi beberapa jenis obat yang bisa semakin memperburuk gejala, misalnya obat pereda nyeri seperti aspirin.
- Menurunkan berat badan bila berlebih dan menjaganya bila sudah ideal.
- Makan dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan.
Apabila dengan pengobatan tidak berhasil maka disarankan agar anda berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi.
Sekian dan Terima Kasih