🔥 Diskusi Menarik

Tentang pendidikan vokasional Dan terapan

Sekarang ini ada program studi S-1 non skripsi Dan diganti dengan tugas2 lain. Lulusannya bergelar Tr. di belakang gelar S-1 atau terapan. Apakah mereka yang lulus S-1 non skripsi bisa lanjut ke S-2? Apakah program S-2 wajib membuat thesis Dan S-3 wajib membuat disertasi? Karena saya baca ada program magister Dan doktor terapan. Apakah menjadi professor itu tidak mudah Dan lulus S-2 Dan S-3 juga tidak mudah? Karena Masih jarang orang yang bergelar S-2 apalagi S-3. Ada juga orang kaya yang kurang nafsu makan shg akhirnya kurang gizi Dan malnutrisi. Apakah karena disebabkan masalah psikologis spt bulimia, anoreksia, dll? Lalu apakah IQ di bawah 100 termasuk rendah Dan di atas 110 termasuk tinggi? Karena ada anak yang berusia 21 tahun baru lulus SMA setelah itu tidak kuliah karena tidak mampu secara intelektual. Ada tanteku anak org kaya kuliah sampai semester 6 lalu DO karena tidak mampu secara intelektual. Apakah orang yang cacat mental juga biasanya mengalami gangguan jiwa Dan menjadi guru SLB harus sangat sabar Dan telaten Dan apakah juga tidak mudah? Biasanya yg IQ-nya normal tanpa disabilitas apapun yg hidup normal sehari2 tapi yg di atas rata2 banyak yang overthinking Dan punya pemikiran Dan ide yg berbeda daripada orang normal. Jadi pikiran mereka menikah atau tidak sama saja. Jadi jikalau orang yang tidak mau nikah karena trauma, patah hati, dll apakah perlu menyembuhkan jiwa dulu setelah itu baru bisa memutuskan apakah menikah lebih baik atau tidak Dan sebaliknya?

0
62k
1 komen

1 komentar

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawabnya dengan detail. 1. Mengenai program studi S-1 non skripsi dan gelar Tr. Di belakang gelar S-1 atau terapan, setiap universitas atau program studi memiliki kebijakan yang berbeda. Namun, secara umum, lulusan S-1 non skripsi masih dapat melanjutkan ke jenjang S-2. Namun, persyaratan dan prosedur penerimaan dapat berbeda antara program studi dan universitas. 2. Program S-2 umumnya membutuhkan penulisan tesis sebagai salah satu persyaratan untuk lulus. Namun, ada juga program S-2 yang menggunakan metode penilaian lain seperti proyek atau portofolio. Untuk program S-3, biasanya disertasi masih menjadi persyaratan utama untuk lulus. 3. Menjadi seorang profesor tidak mudah dan membutuhkan perjalanan pendidikan yang panjang. Biasanya, seseorang harus memiliki gelar S-2 dan S-3, pengalaman riset yang cukup, serta kontribusi yang signifikan dalam bidang akademik atau profesional mereka. Proses menjadi profesor melibatkan penelitian, publikasi, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. 4. Masalah gizi dan nutrisi yang disebabkan oleh kurang nafsu makan dapat memiliki berbagai penyebab, termasuk masalah psikologis seperti bulimia dan anoreksia. Gangguan makan seperti itu sering kali kompleks dan membutuhkan perhatian dan pengobatan yang tepat dari profesional kesehatan mental dan ahli gizi. 5. IQ adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kecerdasan seseorang. Skor IQ di bawah 100 dianggap rendah, sedangkan skor di atas 110 dianggap tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa IQ hanyalah salah satu aspek dari kecerdasan dan tidak mencakup semua aspek kecerdasan seseorang. 6. Setiap individu memiliki kebutuhan dan kemampuan intelektual yang berbeda. Tidak semua orang harus melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA, dan itu tidak menentukan kecerdasan mereka. Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau tidak harus didasarkan pada minat, tujuan, dan kemampuan individu. 7. Mengajar di sekolah khusus (SLB) membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh siswa dengan cacat mental. Orang yang cacat mental juga dapat mengalami gangguan jiwa, dan menjadi guru SLB membutuhkan pemahaman yang baik tentang kedua kondisi tersebut. 8. Keputusan untuk menikah atau tidak adalah keputusan pribadi yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika seseorang memiliki trauma, patah hati, atau masalah jiwa lainnya, penting untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor untuk membantu memahami dan mengatasi masalah tersebut sebelum membuat keputusan yang besar seperti menikah. Harap dicatat bahwa jawaban ini hanya berdasarkan informasi umum dan tidak dapat menggantikan saran medis atau konseling yang spesifik. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan lebih lanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional yang sesuai.
3 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.