🔥 Diskusi Menarik

Overthinking

Waktu masih kecil saya termasuk ndablek dan cuek tidak peduli apapun kata orang meskipun dibilang malas dan bandel. Tapi masih bisa masuk 10 besar siswa berprestasi ketika lulus SD dan juara 2 se-kecamatan untuk ujian Nasional dulunya EBTANAS. Cuma waktu ada TEMAN yg usulkan saya ikut koor ditertawakan krn waktu itu saya malas nyanyi. Tapi setelah SMP mulai bisa nyanyi dgn merdu shg ikut mewakili sekolah ikut lomba koor antar sekolah sekota dan juara 3 lomba vokal group antar kelas satu sekolah. Tapi nilai rapor termasuk underachiever sejak SD. Jadi orang heran lihat saya bisa lulus S-2. Dulu saya belum overthinking tapi setelah minum Anatensol sampai kuliah semester satu JD overthinking dan meskipun obatnya sdh distop tapi masih overthinking dan suka komentari setiap orang shg ada yang menganggap OK tapi juga ada yang bilang bosan krn berkesan menggurui. Setelah ke psikiater lagi tahun 2008 sampai sekarang obat bisa meredam saya untuk tdk agresif yaitu sering kejar2 cowok entah sudah beristeri atau belum. Overthinking sudah mulai berkurang setelah ngantuk ketika minum obat malam tapi masih stres dan depresi krn BLM dapat jodoh yg juga disebabkan kesalahan sendiri yaitu dikenalkan org baik2 tdk mau tapi asal sabet dan ganggu suami2 orang. Jadi apakah saya bersalah dlm hal ini dan sebaiknya lbh baik menikah daripada sering buat masalah dgn suami2nya orang? Di tempat kerja tdk ada yg anggap saya bersalah krn mereka sudah tahu pribadi saya yg sebenarnya yaitu pintar politik, diplomasi dan nyanyi shg diminta ciptaan lagu. Sejak itu mulai merilis 1 lagu Gospel ciptaan sendiri di semua platforms. Tapi sekarang ini seringkali tdk makan kalau tidak mood dan sering merasa stres dan depresi stlh bangun tidur dan sedih tanpa alasan yang jelas. Saya mulai berkurang overthinking setelah puas dgn jawaban2 tarot yg pas dgn kondisi saya. Hanya saja takut kalo tdk dapat jodoh. Jadi apakah lebih baik cepat menikah saja spy masa depan terjamin krn usia hmpr 50 tahun? Overthinking biasanya disebabkan oleh apa saja? Apakah ada obat psikiater yg justru bisa menyebabkan overthinking? Saya dulu prnh diberi obat Amitriptyline tapi krn tambah depresi JD pakai sertraline lagi lbh cocok. Sebelum pakai BPJS prnh pakai Cymbalta dan Remeron juga cocok. Jadi apakah reaksi obat psikiater pd tiap orang tidak sama dan kecocokan obat psikiater pada setiap orang berbeda?

0
62k
2 komen

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Sering munculnya pikiran bercabang dan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi bisa saja menyebabkan hadirnya perasaan cemas yang berlebihan. Pada dasarnya, perasaan cemas sangat wajar dialami oleh setiap individu sebagai bentuk kewaspadaan terhadap sesuatu. Namun, apabila perasaan cemas berlangsung secara berlebihan, terus-menerus, dan tanpa alasan yang kuat, serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu segera meminta bantuan professional jika sudah tidak dapat diatasi secara mandiri.


Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Dengan anda mengelola pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan, secara tidak langsung juga akan meminimalisir keluhan lainnya yang anda alami.


Adapun yang dapat anda lakukan, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.


Jangan ragu untuk berkonsultasi langsung ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.

2 minggu yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat,

Maaf, saya tidak dapat memberikan saran medis atau jawaban yang tepat berdasarkan konteks yang diberikan. Saya sarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan evaluasi dan saran yang sesuai dengan kondisi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan medis lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter atau spesialis kesehatan yang kompeten. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain yang ingin diajukan?
2 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.