backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fibromyalgia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 20/10/2020

Fibromyalgia

Definisi

Apa itu fibromyalgia?

Fibromyalgia adalah gangguan muskokeletal yang ditandai dengan pegal linu di seluruh badan. Selain itu, sering kali disertai dengan rasa lelah, kantuk, masalah ingatan, serta perubahan suasana hati. Gangguan ini memengaruhi otak dalam memproses rasa sakit pada tubuh.

Gejala-gejala umumnya muncul setelah terjadi trauma fisik, operasi, infeksi, atau adanya stres psikologis. Namun, dalam beberapa kasus, gejala-gejala dapat muncul secara bertahap tanpa adanya peristiwa atau kondisi tertentu yang menjadi pemicu.

Kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu panjang (kronis) dan dapat memengaruhi kegiatan sehari-hari penderitanya. Sering kali gejala-gejalanya salah diartikan sebagai penyakit lain, sehingga fibromyalgia cukup sulit untuk didiagnosis.

Selain itu, penderita kondisi ini juga berisiko mengalami komplikasi seperti sakit kepala tegang (tension headache), irritable bowel syndrome (IBS), sindrom sendi temporomandibular, serta depresi.

Seberapa umum kondisi ini?

Fibromyalgia adalah kondisi kesehatan yang cukup umum terjadi. Diperkirakan terdapat 1 dari 25 orang yang mengalami kondisi ini dengan tingkat keparahan tertentu.

Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja. Namun, kasus kejadiannya paling banyak ditemukan pada pasien berusia antara 30 hingga 50 tahun. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan anak-anak dan lansia juga dapat mengalaminya.

Selain itu, angka kejadian penyakit ini paling banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin wanita dibanding dengan pria. Sekitar 80-90% penderita penyakit ini adalah wanita.

Fibromyalgia adalah kondisi yang dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala fibromyalgia?

Tanda-tanda dan gejala fibromyalgia mungkin dapat bervariasi pada masing-masing penderita. Namun, gejala paling utama adalah rasa sakit yang menyebar. Berikut adalah tanda-tanda dan gejala umum dari fibromyalgia, di antaranya adalah:

1. Rasa sakit yang menyebar

Salah satu gejala yang paling sering dialami oleh orang yang menderita fibromyalgia adalah nyeri otot yang terasa hingga ke sekujur tubuh. Umumnya, rasa sakit paling terasa di bagian-bagian tertentu, seperti punggung atau leher.

Rasa sakit biasanya berlangsung secara terus-menerus, meskipun terkadang akan membaik atau memburuk. Nyeri yang terasa biasanya berupa sensasi terbakar atau sakit seperti tertusuk.

2. Kelelahan dan kualitas tidur terganggu

Kelelahan adalah gejala lain dari fibromyalgia yang cukup sering ditemukan. Bahkan, sekalipun Anda sudah tidur dalam waktu yang cukup lama, Anda akan tetap merasa kelelahan. Tidak jarang, tidur juga sering terganggu karena tubuh terasa sakit dan tidak nyaman.

3. Sakit kepala

Selain rasa lelah dan otot yang terasa kram dan kaku, Anda mungkin sering merasakan sakit kepala, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Terkadang, rasa sakit kepala ini juga disertai dengan mual dan ingin muntah.

4. Gangguan kognitif

Fibromylagia juga dapat ditandai dengan gangguan kognitif, yaitu kondisi yang berkaitan dengan mental Anda bekerja. Sebagai contoh, Anda mungkin jadi tidak bisa berkonsentrasi dan kesulitan menyerap informasi.

Jika Anda menderita kondisi ini, Anda mungkin akan kesulitan mengingat atau mempelajari hal-hal baru. Selain itu, kemampuan fokus serta berkomunikasi dapat mengalami penurunan.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Rasa nyeri serta kekurangan tidur dapat mengganggu produktivitas Anda di rumah dan di tempat kerja. Banyak orang yang mengalami sakit kepala, depresi, dan gelisah, serta kram pada perut.

Anda harus segera menghubungi dokter jika Anda memiliki nyeri otot kronis dan kelelahan yang berlebih, serta jika gejala-gejala tersebut sudah cukup mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi Anda, periksakan apapun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab

Apa penyebab fibromyalgia?

Pada dasarnya, kondisi penyebab munculnya nyeri otot di sekujur tubuh ini belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa kemungkinan penyebab fibromyalgia, di antaranya adalah:

1. Ketidakseimbangan zat kimia

Tidak seimbangnya zat kimia tertentu seperti hormon serotonin, noradrenalin, kortisol, atau dopamin pada otak diduga sebagai salah satu penyebab Anda mengalami fibromyalgia.

Terganggunya kadar hormon-hormon tersebut dapat memicu terjadinya kondisi ini karena hormon-hormon tersebut berperan dalam mengatur suasana hati, nafsu makan, jadwal tidur, perilaku, serta respons tubuh manusia saat di bawah tekanan.

Hormon-hormon ini juga bertugas memroses sinyal rasa sakit yang dikirim dari sistem saraf. Peningkatan atau penurunan hormon dapat mengacaukan sinyal tersebut.

2. Kondisi genetik

Selain ketidakseimbangan zat kimia pada otak, penyebab lain dari fibromyalgia adalah kondisi genetik. Ya, fibromyalgia berpotensi menjadi kondisi turun-temurun di dalam keluarga.

Oleh sebab itu, jika salah satu anggota keluarga Anda ada yang mengalami kondisi ini, bisa saja Anda juga ikut mengalaminya. Beberapa orang terlahir dengan kondisi genetik yang menyebabkan tubuhnya lebih mudah mengembangkan penyakit ini.

3. Trauma fisik maupun psikis

Fibromyalgia juga dapat dipicu oleh beberapa kondisi, terutama peristiwa atau prosedur medis yang menyebabkan trauma fisik atau psikis. Beberapa dari trauma yang dapat menyebabkan fibromyalgia adalah:

  • Cedera.
  • Infeksi virus.
  • Melahirkan.
  • Operasi.
  • Hubungan keluarga atau percintaan yang tidak sehat.
  • Kekerasan fisik atau psikis.
  • Kehilangan orang terdekat.

Faktor-faktor risiko

Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko fibromyalgia?

Fibromyalgia adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari berapa usia dan apa kelompok rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.

Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan terkena suatu penyakit atau kondisi kesehatan.

Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan Anda dapat menderita penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu kemunculan fibromyalgia:

1. Pertambahan usia

Meski fibromyalgia bisa dialami oleh orang dalam berbagai kelompok usia, kondisi ini lebih sering dialami orang berusia 30-50 tahun. Sementara itu, risiko ini semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia.

2. Jenis kelamin wanita

Fibromyalgia adalah kondisi yang lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin wanita dibanding dengan pria.

3. Anggota keluarga yang mengalami fibromyalgia

Jika Anda memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit ini, ada kemungkinan Anda dapat mengalaminya pula. Hal ini diyakini berkaitan dengan adanya faktor kelainan genetik yang bersifat menurun.

4. Kondisi penyakit tertentu

Beberapa penyakit rematik dan masalah sendi atau tulang, seperti osteoarthritis, lupus, rheumatoid arthritis, serta ankylosing spondylitis sering dikaitkan dengan fibromyalgia.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis fibromyalgia?

Diagnosis untuk fibromyalgia cukup sulit dilakukan, karena tidak terdapat tes khusus yang dapat mendeteksi penyakit ini secara langsung.

Ketika Anda diperiksa oleh dokter, Anda akan ditanyakan mengenai gejala-gejala yang dirasakan, serta seberapa parah gejala-gejala tersebut. Selain itu, dokter juga mungkin akan mengecek adanya kelainan atau penyakit lain, seperti rheumatoid arthritis atau sindrom kelelahan kronis.

Dalam mendiagnosis, dokter mungkin juga akan meminta Anda melakukan tes darah yang meliputi:

  • Tes hitung darah lengkap
  • Tes kadar eritrosit
  • Tes peptida siklik
  • Tes fungsi tiroid

Beberapa kriteria dapat menjadi penentu apakah Anda menderita fibromyalgia atau tidak, antara lain:

  • Anda merasakan sakit parah di 3-6 bagian yang berbeda di tubuh Anda, atau rasa sakit yang lebih ringan di 7 bagian tubuh yang berbeda.
  • Gejala-gejala tidak kunjung membaik selama 3 bulan.
  • Tidak ada penyakit atau kondisi kesehatan lain yang memicu kemunculan gejala-gejala.

Bagaimana cara mengobati fibromyalgia?

Walau belum ditemukan pengobatan untuk fibromyalgia, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejala yang sering muncul. Berikut adalah beberapa pengobatan untuk fibromyalgia:

1. Obat pereda nyeri

Beberapa jenis obat pereda nyeri yang bisa digunakan untuk mengatasi fibromyalgia adalah acetaminophen, ibuprofen, atau naproxen sodium. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan sebagai obat pereda nyeri otot.

2. Obat antidepresan

Obat-obatan ini mungkin juga akan direkomendasikan oleh dokter untuk membantu meredakan rasa sakit maupun rasa lelah yang disebabkan oleh fibromyalgia. Dokter mungkin juga meresepkan obat amitriptyline atau relaksan otot untuk membantu agar bisa tidur lebih nyenyak.

3. Obat anti kejang

Obat lain yang juga bisa digunakan untuk meredakan fibromyalgia adalah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati epilepsi.

4. Terapi fisik

Selain penggunaan obat, cara lain untuk mengatasi gejala fibromyalgia adalah menjalani terapi. Terapi ini baik untuk mempertahankan kekuatan otot, fleksibilitas, hingga stamina Anda. Latihan fisik paling efektif untuk membantu mengurangi rasa nyeri adalah olahraga air seperti berenang.

5. Konseling

Anda juga bisa menjalani konseling untuk membantu mengatasi fibromyalgia yang dialami. Berbicara dengan seorang konselor mungkin dapat membantu Anda mengatasi stres atau tekanan psikis yang Anda alami.

Anda juga akan dilatih untuk lebih kuat menghadapi dan menyusun strategi agar tidak mudah stres saat dihadapkan pada situasi yang cukup berat.

Pengobatan di rumah

Apa saja gaya hidup dan pengobatan di rumah yang dapat dilakukan untuk mengatasi fibromyalgia?

Apabila Anda didiagnosis dengan fibromyalgia, Anda perlu mempelajari sebanyak mungkin tentang kondisi ini. Memahami kondisi yang Anda alami adalah salah satu cara untuk membantu Anda bertahan dari fibromyalgia.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu pengobatan serta meringankan gejalanya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengatasi fibromyalgia di rumah, di antaranya adalah:

1. Kendalikan stres

Sebenarnya, jika Anda tahu bagaimana mengelola stres dengan baik, Anda mungkin tidak perlu berkonsultasi dengan seorang konselor. Hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi fibromyalgia secara mandiri adalah mengelola stres.

Sebagai contoh, pahami apa saja yang dapat meningkatkan stres untuk Anda, lalu berusahalah untuk menghindarinya. Anda bisa memberikan diri sendiri waktu istirahat untuk lebih rileks dan tidak mudah tertekan.

Selama Anda tahu titik kelemahan diri Anda sendiri dan memahami bagaimana cara mengatasinya, Anda mungkin bisa terbebas dari berbagai gejala fibromyalgia tersebut.

2. Istirahat yang cukup

Menurut Medline Plus, tidur cukup adalah salah satu cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi fibromyalgia. Dengan begitu, rasa lelah yang muncul akibat fibromyalgia bisa diatasi dengan baik. Selain itu, praktekkan kebiasaan tidur dan bangun tepat waktu setiap hari.

3. Terapkan gaya hidup sehat

Gaya hidup sehat termasuk rutin berolahraga dan memiliki pola makan yang sehat. Sebagai contoh, tingkatkan asupan vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang dan otot, dan hindari bahan makanan yang kurang sehat, seperti penyedap rasa, yang dapat meningkatkan sel saraf otak lebih sensitif terhadap rasa nyeri.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 20/10/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan