backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

11 Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab Sakit Perut

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

    11 Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab Sakit Perut

    Sakit perut bisa menandakan gangguan otot perut, organ-organ dalam perut, atau organ dekat perut. Kondisi ini umum terjadi dan bisa disebabkan banyak hal. Ketahui berbagai macam penyakit yang biasanya menjadi penyebab sakit perut.

    Berbagai penyebab sakit perut

    Untuk sakit perut yang tidak kunjung pulih, Anda harus memperhatikan dari mana tepatnya rasa sakit datang dan apakah ada gejala lain yang dialami.

    Berikut beberapa kondisi yang sering menyebabkan sakit perut.

    1. Sembelit

    Sembelit merupakan kondisi sulit buang air besar atau tidak bisa buang air besar sama sekali selama lebih dari tiga hari berturut-turut.

    Ketika Anda tidak dapat buang air besar, feses akan menumpuk di usus besar Anda. Bila memburuk, bagian bawah perut Anda dapat membengkak dan menimbulkan rasa nyeri.

    Sembelit dapat terjadi pada usia berapa pun. Untuk menghindari sembelit, Anda harus minum banyak air dan makanan yang kaya serat dalam diet Anda.

    Olahraga teratur juga dapat membantu melancarkan pencernaan.

    2. Diare

    Sakit perut juga bisa disebabkan oleh diare parah dengan feses bertekstur encer.

    Ketika mengalami diare, Anda bisa buang air besar setidaknya tiga kali atau lebih dalam sehari. Biasanya, diare berlangsung selama 1 – 2 hari.

    Sebagian pasien bisa pulih dengan sendirinya dari kondisi ini. Namun, bila kejadiannya lebih dari 3 hari, diare bisa jadi tanda infeksi perut atau kondisi lain yang lebih serius.

    Bila sudah demikian, Anda membutuhkan penanganan medis dari dokter.

    3. Gastroenteritis atau flu perut

    Gastroenteritis juga dikenal flu perut atau muntaber dapat menjadi penyebab sakit perut yang Anda alami.

    Selain sakit perut, gejala khas yang turut menyertai adalah diare, mual, dan muntah. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus.

    Beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin terjadi adalah demam dan sakit kepala.

    Jika Anda memiliki tanda-tanda ini, Anda harus memberitahu dokter. Anda mungkin memerlukan penanganan medis untuk mengobati infeksi dan dehidrasi.

    4. Radang usus buntu

    Artikel Kesehatan Seputar Penyakit Usus Buntu

    Bila rasa sakit muncul di sisi kanan bawah dari perut, Anda mungkin memiliki radang usus buntu (apendisitis).

    Usus buntu merupakan sebuah jaringan kecil yang memanjang dari usus besar Anda.

    Nah, apendisitis terjadi ketika usus buntu Anda tersumbat oleh feses atau zat asing lainnya dan menimbulkan peradangan.

    Gejala radang usus buntu lainnya yaitu kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.

    Jika tidak diobati, usus buntu bisa pecah dan membuat infeksi menyebar.

    5. Infeksi saluran kencing penyebab sakit perut

    Penyakit infeksi saluran kemih juga dapat menjadi penyebab sakit perut.

    Pasalnya, kondisi ini bisa berkembang menjadi infeksi ginjal (pielonefritis) yang mana salah satu gejalanya adalah nyeri perut.

    Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Agar penyakitnya tidak berkembang, Anda sebaiknya segera periksakan diri kepada dokter.

    6. Konsumsi makanan berlemak

    Nyeri dari gangguan pencernaan sering disebabkan oleh makanan tertentu. Rasa sakit ini biasanya dirasakan sebagai ketidaknyamanan di bagian atas perut Anda.

    Penyebabnya yaitu konsumsi makanan tinggi lemak dalam porsi besar.

    Ketika perut Anda tidak bisa menahan dan mencerna makanan, kadang-kadang perut akan meluap dan menyebabkan ketidaknyamanan.

    Anda mungkin sering bersendawa dan memiliki rasa asam di mulut Anda. Rasa sakit bisa berlangsung selama beberapa jam dan stres dapat membuat nyeri memburuk.

    7. Gastroesophageal reflux disease

    Gastroesophageal reflux disease (GERD) alias gangguan refluks asam lambung terjadi ketika makanan dan asam di perut naik dan mengiritasi kerongkongan.

    Makanan di perut Anda bercampur dengan asam selama proses pencernaan. Ketika asam lambung naik, makanan kembali terdorong ke kerongkongan.

    Hal ini akan menyebabkan sensasi perut panas pada bagian atas atau sering dikenal dengan heartburn.

    Anda dapat mengelola GERD dengan menghindari makanan pedas, makanan porsi besar, dan makanan tinggi lemak. 

    8. Sindrom iritasi usus

    usus buntu apendisitis kronis

    Sindrom iritasi usus besar alias irritable bowel syndrome (IBS) yaitu sekumpulan gangguan yang terjadi pada usus besar.

    Hal ini dapat menyebabkan serangan kram perut, kembung, diare, serta sembelit. Kondisi ini sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki.

    Anda dapat mengendalikan gejala dari kondisi ini dengan menghindari makanan tertentu yang dapat memicu sakit perut.

    Makanan ini mungkin termasuk keju, makanan manis yang tinggi gula, dan makanan olahan. Anda harus makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan minum banyak air. Olahraga teratur juga amat dianjurkan.

    9. Penyakit Crohn penyebab sakit perut

    Penyakit Crohn menimbulkan peradangan pada lapisan saluran pencernaan, alhasil timbullah gejala berupa sakit perut, diare berat, penurunan berat badan, dan kelelahan.

    Penyakit Crohn terasa menyakitkan dan dapat melemahkan tubuh. Bahkan, kadang-kadang penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

    Pengobatan biasanya berfokus pada mengurangi peradangan dan mengendalikan gejala, sering kali melalui obat-obatan anti-inflamasi, imunosupresan, atau biologis.

    10. Intoleransi makanan

    Tubuh yang tidak mampu mencerna jenis makanan tertentu bisa menjadi salah satu penyebab sakit perut. Kondisi ini juga sering disebut sebagai intoleransi makanan.

    Salah satu intoleransi makanan yang sering terjadi yaitu intoleransi laktosa.

    Pada jenis intoleransi satu ini, perut tidak mampu mencerna laktosa, sejenis gula yang sering ditemukan dalam susu dan produknya.

    Saat Anda mengonsumsi makanan ini, bakteri di usus mengeluarkan lebih banyak gas. Penumpukan gas inilah yang akhirnya menekan perut sehingga menimbulkan rasa nyeri.

    11. Batu empedu atau batu ginjal

    Batu ginjal dan batu empedu bukanlah kondisi yang sama, tapi keduanya dapat menyebabkan sakit perut.

    Batu empedu yaitu endapan keras yang terbentuk pada empedu, sedangkan batu ginjal yaitu batu kalsifikasi keras yang terbentuk di ginjal.

    Kedua kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang parah. Untuk menangani kondisi ini, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk melarutkan batu-batu ini.

    Bila obat tidak bekerja,batu akan dikeluarkan dari tubuh melalui operasi.

    Apa saja penyebab sakit perut?

    Berikut ini beberapa penyebab umum sakit perut.
    • Sembelit.
    • Diare.
    • Gastroenteritis atau flu perut.
    • Radang usus buntu atau apendisitis.
    • Infeksi saluran kencing penyebab sakit perut.
    • Konsumsi makanan berlemak.
    • Gastroesophageal reflux disease.
    • Sindrom iritasi usus.
    • Penyakit Crohn.
    • Intoleransi makanan.
    • Batu empedu atau batu ginjal.

    Apa yang harus dilakukan saat mengalami sakit perut?

    Ketika merasakan sakit perut, Anda harus memeriksa dan melihat apakah Anda merasakan gejala lain juga.

    Agar lebih pasti, periksakan kondisi Anda kepada dokter untuk mengetahui penyakitnya.

    Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu penyumbatan dalam sistem pencernaan dan menyebabkan sakit perut yang menyakitkan.

    Deteksi dini pada kondisi apa pun akan membantu tubuh Anda merespons pengobatan dengan lebih baik.

    Selain itu, Anda bisa membantu cegah munculnya sakit perut dengan:

    • makan dengan porsi secukupnya dan makan secara perlahan tanpa terburu-buru,
    • makan di jam-jam yang teratur,
    • menghindari stres, dan
    • menghindari makanan yang dapat memicu sakit perut, seperti gorengan, makanan pedas, atau makanan berlemak.

    Bila Anda masih memiliki pertanyaan seputar penyebab nyeri perut, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan