Leher rahim atau serviks merupakan salah satu organ penting dalam sistem reproduksi wanita. Namun, bagian ini rentan mengalami penyakit, salah satunya servisitis atau peradangan pada leher rahim. Simak gejala, penyebab, dan cara mengobati servisitis berikut ini.
Apa itu servisitis?
Servisitis (cervicitis) adalah istilah medis yang mengacu pada peradangan atau inflamasi pada serviks atau leher rahim.
Ketika jaringan leher rahim meradang, jaringan tersebut menjadi bengkak dan lebih mudah berdarah. Hal ini menyebabkan munculnya gejala, seperti keputihan mirip nanah, perdarahan vagina, atau nyeri saat berhubungan seksual.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual. Namun, servisitis juga bisa terjadi jika Anda mengalami iritasi pada serviks.
Servisitis dapat terjadi secara akut atau kronis. Kondisi akut menimbulkan gejala yang tiba-tiba dan cukup parah, sedangkan pada kronis, gejala bisa terjadi selama beberapa bulan atau lebih.
Servisitis termasuk kondisi yang tidak sulit untuk diobati. Namun jika tidak diobati dengan tepat waktu, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan serviks yang akan berujung pada kondisi kronis lain.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Servisitis adalah kondisi yang bisa terjadi pada wanita dari segala usia. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita yang aktif secara seksual usia 15 sampai 24 tahun.
Dikutip dari Cleveland Clinic, diperkirakan lebih dari setengah jumlah wanita pernah mengalami servisitis sekali seumur hidup.
Tanda dan gejala servisitis

Servisitis atau radang serviks umumnya tidak menimbulkan gejala. Satu-satunya cara untuk memastikan Anda memiliki servisitis adalah dengan pemeriksaan panggul.
Meski begitu, ada beberapa tanda dan gejala servisitis yang bisa Anda perhatikan sejak dini, yaitu:
- keputihan yang tidak normal, misalnya berwarna kuning, putih, atau abu-abu dan berbau tidak sedap,
- nyeri saat buang air kecil,
- gatal pada vagina,
- perdarahan atau bercak di antara siklus haid atau setelah berhubungan seksual, dan
- nyeri saat berhubungan seksual.
Perlu Anda ketahui, tidak semua orang mengalami gejala servisitis atau menyadari bahwa mereka mengidapnya. Oleh sebab itu, pemeriksaan ginekologi rutin penting dilakukan untuk mendeteksi kondisi ini.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda mengalami sesuatu yang tidak biasa, sebaiknya periksakan diri kepada dokter, terutama bila Anda pernah mengalami penyakit menular seksual.
Anda juga harus segera melakukan pemeriksaan medis jika mengalami kondisi berikut ini.
- Vagina mengeluarkan bau atau cairan dengan warna yang tidak biasa.
- Vagina mengalami perdarahan yang tidak disebabkan oleh menstruasi.
- Nyeri selama hubungan seksual.
Penyebab servisitis
Penyebab servisitis bermacam-macam, baik karena infeksi serviks maupun noninfeksi. Simak selengkapnya berikut ini.
- Infeksi menular seksual. Dalam banyak kasus, peradangan pada serviks disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang menyebar melalui kontak seksual, seperti gonore, klamidia, trikomoniasis, atau herpes genital.
- Reaksi alergi. Servisitis juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi karena lateks dalam kondom, atau spermisida kontrasepsi. Reaksi terhadap produk kebersihan wanita, seperti douche atau deodoran wanita juga dapat menyebabkan peradangan pada serviks.
- Pertumbuhan bakteri berlebihan di vagina. Pertumbuhan bakteri berlebih pada organ intim (vaginosis bakterialis) dapat menyebabkan peradangan leher rahim.
- Trauma atau cedera fisik. Trauma atau cedera karena hubungan seksual yang kasar atau penggunaan alat medis seperti pesarium vagina atau tampon juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Faktor risiko servisitis
Mengutip Mayo Clinic, beberapa faktor berikut diketahui bisa meningkatkan risiko Anda mengalami servisitis.
- Sering berhubungan seks yang tidak aman, misalnya tanpa menggunakan kondom.
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual.
- Berhubungan seksual di usia yang terlalu dini.
- Memiliki riwayat penyakit menular seksual.
Diagnosis servisitis
Karena servisitis sering kali tidak menimbulkan gejala, dokter biasanya memerlukan pemeriksaan fisik untuk memastikan kondisi ini.
Berikut pemeriksaan yang mungkin dilakukan dokter untuk mendiagnosis peradangan leher rahim.
- Pemeriksaan panggul. Dokter akan memeriksa organ panggul Anda untuk mencari area yang mengalami pembengkakan atau nyeri. Dokter mungkin akan memasukkan spekulum ke dalam pagina untuk melihat jaringan dinding atas, bawah, dan samping vagina atau leher rahim.
- Pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel ini mirip seperti pemeriksaan Pap smear, di mana dokter akan menggunakan kapas atau sikat kecil untuk mengambil sampel jaringan serviks dan vagina untuk diuji di laboratorium.
Pengobatan servisitis

Servisitis yang disebabkan oleh reaksi alergi umumnya tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan biasanya hanya dilakukan jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi.
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi peradangan serviks.
1. Obat antibiotik
Radang serviks yang disebabkan oleh klamidia, gonore, atau infeksi trikomoniasis membutuhkan antibiotik.
Mengutip Cleveland Clinic, dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik sesuai dengan penyebab servisitis. Contohnya, jika peradangan leher rahim disebabkan oleh klamidia, dokter mungkin akan meresepkan obat doxycycline.
Sementara itu, apabila disebabkan oleh penyakit gonore, dokter akan memberikan ceftriaxone, sedangkan obat metronidazole biasanya efektif untuk menangani bakteri akibat trikomoniasis atau bakterial vaginosis.
2. Obat antivirus
Selain pemberian antibiotik, dokter mungkin akan memberikan obat antivirus jika kondisi ini disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Namun, obat ini tidak dapat menyembuhkan infeksi virus. Obat ini hanya bekerja untuk mengontrol dan mengurangi gejala yang timbul..
Perawatan rumahan untuk servisitis
Selain pemeriksaan medis, Anda bisa membantu penyembuhan peradangan serviks ini dengan pengobatan mandiri di rumah.
Berikut adalah gaya hidup dan perawatan rumahan yang dapat membantu pemulihan.
- Lakukan pemeriksaan ulang untuk memantau perkembangan gejala dan kondisi kesehatan.
- Minum obat sesuai dengan anjuran dari dokter dan hindari menghentikan obat secara tiba-tiba, tanpa berdiskusi dengan dokter atau ahli medis.
- Jagalah area kewanitaan Anda agar tetap bersih, tapi jangan menggunakan sabun yang bisa menyebabkan iritasi.
- Gunakan kondom untuk mencegah penyebaran infeksi seksual seperti gonore, klamidia, infeksi trikomoniasis, herpes simpleks, HIV, dan HPV.
- Untuk mencegah penyebaran infeksi bakteri, hindari melakukan hubungan seks dengan pasangan hingga pengobatan selesai.
Servisitis sering kali tidak disadari oleh beberapa wanita dan baru terdeteksi ketika melakukan pemeriksaan.
Oleh sebab itu, jika Anda merasakan gejala kondisi ini, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Kesimpulan
- Servisitis merupakan istilah medis yang merujuk pada peradangan leher rahim (serviks). Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual.
- Gejalanya antara lain keputihan yang tidak normal, nyeri saat buang air kecil, gatal pada vagina, perdarahan atau bercak di antara siklus haid, serta nyeri saat berhubungan seksual.
- Pengobatan kondisi ini biasanya disesuaikan dengan penyebabnya, seperti pemberian antibiotik atau antivirus.
[embed-health-tool-ovulation]