Serviks merupakan salah satu bagian penting dalam sistem reproduksi wanita. Namun, bagian ini rentan mengalami penyakit, seperti servisitis. Servisitis termasuk penyakit yang umum dialami oleh wanita dan biasanya mudah diobati. Akan tetapi, jika tidak mendapat penanganan, penyakit ini bisa menimbulkan kondisi kronis dengan gejala yang mengganggu.
Apa itu servisitis?
Servisitis adalah istilah medis yang mengacu pada peradangan atau inflamasi pada serviks atau leher rahim. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi, baik akibat bakteri, virus, maupun jamur.
Servisitis dapat terjadi secara akut atau kronis. Kondisi akut menimbulkan gejala yang tiba-tiba dan cukup parah, sedangkan pada kronis, gejala bisa terjadi selama beberapa bulan atau lebih.
Servisitis termasuk kondisi yang tidak sulit untuk diobati. Namun jika tidak diobati dengan tepat waktu, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan serviks yang akan berujung pada kondisi kronis lain.
Adapun jika tidak mendapat penanganan, penyakit ini bisa mengurangi kekebalan rahim dan vagina serta meningkatkan risiko penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, dan HIV.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Apa tanda dan gejala servisitis?
Servisitis atau radang serviks umumnya tidak menimbulkan gejala dan hanya diketahui pada saat pemeriksaan.
Namun, terkadang kondisi ini juga bisa ditandai dengan beberapa gejala yang mirip dengan vaginitis.
Gejala radang serviks dapat bervariasi. Beberapa gejala atau ciri-ciri radang serviks yang mungkin terjadi meliputi berikut ini.
- Keputihan yang tidak normal, misalnya berwarna kuning, hijau, atau berbau tidak sedap.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Gatal pada vagina.
- Perdarahan atau bercak di antara siklus haid.
- Nyeri atau ketidaknyamanan pada area panggul atau perut bagian bawah.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Sensasi terbakar atau gatal pada area genital.
Jika servisitis disebabkan oleh gonore atau klamidia dan menyebar ke tuba falopi, pasien juga dapat merasakan sakit di bagian panggul.
Sementera itu, herpes simplex virus pada kondisi servisitis hanya menyebabkan peradangan di kulit luar daerah vagina, tetapi tidak dapat menyebabkan infeksi pada kelenjar serviks.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda mengalami sesuatu yang tidak biasa, maka sebaiknya periksakan diri ke dokter, terutama bila Anda pernah mengalami penyakit menular seksual.
Anda juga harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami kondisi berikut ini.
- Vagina mengeluarkan bau atau cairan dengan warna yang tidak biasa.
- Vagina mengalami perdarahan yang tidak disebabkan oleh menstruasi.
- Nyeri selama hubungan seksual.
Apa penyebab servisitis?
Serviks merupakan bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina.
Penyebab servisitis atau radang serviks umumnya, yaitu bagian serviks yang terpapar oleh penyakit menular seksual, seperti berikut ini.
- Penyakit yang disebabkan oleh parasit seperti gonore, klamidia atau infeksi trikomoniasis.
- Infeksi virus seperti virus herpes simpleks atau HPV yang menyebabkan herpes genital.
- Infeksi Staphylococcus dan Streptococcus.
- Genitalium mikoplasma.
Namun, servisitis juga bisa disebabkan oleh iritasi pada serviks yang dapat dipicu oleh hal-hal berikut ini.
- Iritasi kimia akibat spermisida atau vaginal douche, atau lateks yang digunakan dalam kondom.
- Reaksi terhadap diafragma, penutup serviks, tampon, atau alat pencegah kehamilan yang dimasukkan.
- Terapi radiasi atau penyakit inflamasi sistemik.
Apa faktor yang meningkatkan risiko servisitis?
Beberapa faktor diketahui bisa meningkatkan risiko Anda mengalami servisitis, yang meliputi berikut ini.
- Sering berhubungan seks yang tidak aman.
- Berhubungan seksual di usia yang terlalu dini.
- Memiliki penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
- Memiliki peradangan pada saluran serviks.
- Mengalami vaginosis bakterialis.
- Memiliki sistem kekebalan vagina bawaan, karena sakit atau pengobatan medis lainnya.
Bagaimana dokter mendiagnosis servisitis?
Untuk mendeteksi servisitis, umumnya diperlukan pemeriksaan fisik, yang meliputi berikut ini.
- Pemeriksaan panggul untuk melihat adanya pembengkakan atau nyeri. Dokter mungkin juga akan memasukan spekulum ke dalam vagina untuk memeriksa dinding vagina dan serviks.
- Pap smear untuk mendeteksi infeksi dengan mengambil sampel cairan dari vagina dan serviks menggunakan kapas kecil atau kuas, yang kemudian diperiksa di laboratorium.
- Sampel urine untuk mendeteksi infeksi dengan memeriksanya di laboratorium.
Apa saja pengobatan untuk servisitis?
Servisitis yang disebabkan oleh reaksi alergi umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Pengobatan servisitis biasanya hanya dilakukan jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi, dengan pemberian obat-obatan berikut ini.
1. Obat antibiotik
Radang serviks yang disebabkan oleh klamidia, gonore, atau infeksi trikomoniasis membutuhkan antibiotik. Obat antibiotik dapat membunuh semua bakteri yang berbahaya.
Namun, obat ini juga bisa merusak bakteri yang bermanfaat dalam vagina dan rahim, juga mengurangi kekebalan vagina.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya tidak menggunakan antibiotik terlalu banyak.
2. Obat antivirus
Obat antivirus dapat membantu mengobati jika penyebabnya adalah virus.
Namun, obat ini tidak dapat menyembuhkan infeksi virus. Obat ini hanya bekerja untuk mengontrol dan mengurangi gejala yang timbul.
3. Terapi hormon
Terapi hormon mungkin perlu dilakukan untuk mengatasi servisitis jika Anda sudah mengalami menopause.
Untuk melakukan terapi ini, dokter biasanya akan memberikan hormon estrogen atau progesteron tambahan.