Kalau mendengar istilah ejakulasi dini, apa yang ada di pikiran Anda? Mungkin hal pertama yang Anda pikirkan adalah masalah kejantanan pria di ranjang. Namun, jangan salah. Bukan cuma lelaki yang bisa mengalami ejakulasi dini. Ternyata, penelitian membuktikan bahwa permasalahan serupa bisa dialami wanita. Ingin tahu penyebab dan ciri-ciri ejakulasi dini wanita? Simak jawabannya berikut ini.
Apa itu ejakulasi dini pada wanita?
Ejakulasi dini pada wanita adalah kondisi di mana seorang wanita mencapai orgasme lebih cepat dari yang diinginkan atau diantisipasi selama aktivitas seksual.
Wanita yang mengalami orgasme dini bisa mencapai klimaks dalam hitungan detik saja, bahkan kurang dari sepuluh detik.
Berbeda dengan ejakulasi dini pada pria, orgasme dini pada wanita lebih jarang dibahas.
Seperti yang dilansir dari jurnal Smyrna Tıp Dergisi, sebagian besar wanita yang mengalami kondisi ini biasanya terus mendapat rangsangan dan tetap melanjutkan aktivitas berhubungan hingga mengalami orgasme berkali-kali.
Akan tetapi, ejakulasi dini pada wanita tetap dapat menjadi masalah jika menyebabkan ketidakpuasan dalam hubungan intim.
Meski demikian, tak seperti disfungsi seksual wanita, orgasme dini biasanya tak menandakan adanya penyakit kronis.
Ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita yaitu biasanya terjadi pada mereka yang memang sedang merasa begitu bergairah, sangat puas terhadap hubungannya dengan pasangan, atau sudah lama tidak bercinta.
Selain itu, saraf-saraf klitoris dan vagina yang peka bisa membuat seseorang klimaks lebih cepat. Maka dari itu, orgasme dini seharusnya tidak jadi masalah yang serius.
Ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita
Tubuh dan pengalaman setiap wanita berbeda-beda. Maka dari itu, tidak ada patokan waktu yang tepat untuk menentukan kapan Anda seharusnya mencapai orgasme.
Bahkan wanita yang belum tentu selalu orgasme pada waktu yang sama setiap kali bercinta. Banyak juga wanita yang tidak orgasme sama sekali ketika berhubungan intim, dan hal ini wajar.
Namun, ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita bisa melibatkan tanda-tanda fisik dan emosional yang terjadi saat orgasme tercapai lebih cepat dari yang diinginkan atau diantisipasi.
Berikut adalah ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita.
- Orgasme terlalu cepat. Wanita mencapai orgasme sangat cepat setelah stimulasi seksual dimulai, bahkan sebelum merasa siap.
- Kehilangan kendali. Sulit mengontrol atau memperlambat respons seksual.
- Ketidakpuasan seksual. Merasa tidak sepenuhnya puas karena orgasme terjadi terlalu cepat.
- Kecemasan atau frustrasi. Timbul perasaan cemas atau frustrasi terkait performa seksual.
- Gangguan dalam hubungan. Kondisi ini dapat memengaruhi hubungan dengan pasangan, terutama terkait kepuasan seksual.
Penyebab ejakulasi dini pada wanita
Selain ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita, penyebabnya juga bisa bervariasi dan sering kali melibatkan kombinasi faktor fisik, psikologis, dan emosional.
Berikut beberapa penyebab utama orgasme dini pada wanita.
1. Faktor psikologis
Ada beberapa faktor psikologis yang bisa memengaruhi respons wanita saat berhubungan intim hingga menyebabkan ejakulasi dini, yang meliputi berikut ini.
- Kecemasan dan stres. Rasa cemas tentang performa seksual atau stres dalam kehidupan sehari-hari dapat mempercepat respons seksual, termasuk orgasme.
- Trauma seksual. Pengalaman negatif terkait seks di masa lalu, seperti trauma atau pelecehan seksual, dapat memengaruhi bagaimana tubuh merespons rangsangan seksual.
- Perasaan bersalah atau malu. Perasaan ini dapat muncul dari norma budaya atau agama yang memandang seks sebagai sesuatu yang tabu, membuat wanita merasa tertekan atau terburu-buru saat berhubungan seksual.
2. Sensitivitas tinggi
Beberapa wanita mungkin memiliki sensitivitas fisik yang lebih tinggi di area genital, sehingga rangsangan kecil atau pendek dapat memicu orgasme dengan cepat.
Selain itu, perubahan hormon, seperti yang terjadi selama siklus menstruasi atau menopause, juga dapat memengaruhi respons seksual dan kecepatan mencapai orgasme.
3. Kebiasaan Seksual
Jika wanita terbiasa dengan stimulasi seksual yang cepat, misalnya melalui masturbasi atau hubungan seksual yang selalu singkat, tubuhnya bisa terbiasa mencapai orgasme lebih cepat.
Pada beberapa wanita, kurang foreplay atau kurangnya variasi dalam pola hubungan seksual juga dapat mempercepat orgasme karena tubuh tidak sepenuhnya rileks.
4. Faktor emosional
Hubungan emosional yang kuat atau intensitas emosi, biasanya berupa rasa cinta, saat berhubungan dengan pasangan dapat mempercepat respons seksual, termasuk ejakulasi dini pada wanita.
Hal ini mungkin bisa menjadi hal yang menyenangkan karena ejakulasi timbul bersamaan dengan perasaan bahagia karena bisa bercinta dengan orang tersayang.
Namun, terkadang ada juga wanita yang mengalami orgasme lebih cepat karena merasa tergesa-gesa atau kurang nyaman akibat berhubungan tanpa komunikasi yang baik mengenai preferensi dan kebutuhan seksual.
5. Pengaruh obat atau stimulan
Obat atau stimulan tertentu dapat meningkatkan sensitivitas tubuh, sehingga memicu orgasme lebih cepat dari yang diinginkan. Berikut beberapa jenis obat atau stimulannya.
- Obat perangsang seksual atau obat hormonal yang meningkatkan libido. Misalnya, obat yang mengandung hormon seperti testosteron, atau obat peningkat gairah seksual seperti flibanserin (Addyi).
- Krim perangsang yang meningkatkan aliran darah ke klitoris.
- Stimulan yang dapat meningkatkan aktivitas saraf dan stimulasi sensorik, termasuk mempercepat respons seksual. Contohnya, amfetamin atau obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan perhatian, seperti Adderall.
- Antidepresan yang tidak sesuai dengan tubuh atau menyebabkan perubahan mendadak dalam kimia otak.
- Terapi penggantian hormon yang bisa menyebabkan perubahan dalam sensitivitas seksual, seperti penggunaan hormon estrogen atau progesteron.
- Obat rekreasional yang dapat meningkatkan gairah seksual dan kepekaan terhadap rangsangan, seperti kokain atau MDMA.
- Obat pereda nyeri yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan perubahan dalam kepekaan seksual, seperti opioid.
Diagnosis ejakulasi dini pada wanita
Diagnosis orgasme dini pada wanita tidak selalu mudah karena belum ada definisi yang sepenuhnya disepakati untuk kondisi ini.
Namun, proses diagnosis umumnya melibatkan penilaian yang menyeluruh oleh dokter berdasarkan ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita serta riwayat kesehatan, faktor-faktor psikologis, dan fisik.
Pemeriksaan juga meliputi tanya jawab tentang riwayat seksual, termasuk kapan masalah ini mulai terjadi, seberapa sering, dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kepuasan seksual.
Terkadang dokter menggunakan kuesioner atau skala penilaian untuk membantu mengukur kepuasan seksual dan tingkat masalah orgasme dini, seperti:
- Female Sexual Function Index (FSFI), atau
- Golombok Rust Inventory of Sexual Satisfaction (GRISS).
Cara mengatasi ejakulasi dini pada wanita
Mengatasi orgasme dini pada wanita dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada penyebab dan faktor yang terlibat. Berikut cara-cara mengatasi masalah kesehatan wanita ini.
1. Latihan kontrol dan kesadaran diri
Berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan.
- Latihan pernafasan dan relaksasi. Melatih pernapasan yang dalam dan tenang selama aktivitas seksual dapat membantu mengurangi ketegangan dan memperlambat respons seksual.
- Fokus pada sensasi tubuh. Lebih memperhatikan sensasi fisik dan emosi yang dirasakan selama hubungan seksual, membantu menunda orgasme.
2. Komunikasi dengan pasangan
Diskusikan dengan pasangan tentang ritme atau pola yang diinginkan untuk memperpanjang hubungan intim.
Mengurangi intensitas stimulasi atau memperpanjang foreplay dapat menjadi pilihan untuk membantu menunda orgasme.
3. Teknik stop-start
Teknik “stop-start” dapat dilakukan untuk mencegah orgasme terjadi terlalu cepat, baik pada pria maupun wanita.
Caranya, hentikan stimulasi untuk sementara waktu saat muncul ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita, lalu lanjutkan setelah keinginan orgasme berkurang. Ini membantu melatih kontrol atas respons tubuh.
4. Perubahan dalam pola seksual
Mengubah posisi atau jenis stimulasi dapat membantu memperlambat rangsangan dan memberikan kontrol lebih besar terhadap orgasme.
Selain itu, bantu dengan menghabiskan lebih banyak waktu dengan foreplay untuk membangun kenyamanan dan memperlambat orgasme.
5. Terapi seksual atau konseling
Untuk membantu meredakan ciri-ciri ejakulasi dini wanita, beberapa terapi atau konseling juga bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut.
- Konsultasi dengan terapis seksual. Terapis dapat membantu mengatasi masalah psikologis, seperti kecemasan atau stres pada wanita, yang mungkin memicu orgasme dini.
- Terapi perilaku kognitif. Teknik ini dapat membantu mengubah pola pikir dan respons terhadap rangsangan seksual serta mengurangi kecemasan terkait performa.
6. Penggunaan produk atau obat-obatan
Jika ada faktor hormonal atau medis yang memengaruhi, dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang tepat, seperti terapi hormon.
Beberapa pelumas atau krim yang dijual bebas juga bisa mengurangi sensitivitas di area genital, sehingga membantu memperlambat orgasme.
7. Latihan otot panggul (Kegel)
Melatih otot-otot dasar panggul dengan senam Kegel dapat membantu meningkatkan kontrol selama hubungan intim dan mencegah ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita.
Hasil dari senam Kegel biasanya tidak langsung terlihat. Dengan latihan yang konsisten, banyak wanita yang mengalami peningkatan dalam kontrol orgasme dan kepuasan seksual dalam beberapa minggu hingga bulan.
Cara-cara di atas bisa dilakukan masing-masing atau digabungkan agar lebih efektif untuk mengatasi ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita, tergantung pada faktor penyebabnya.
Kesimpulan
- Sama seperti pria, wanita juga bisa mengalami ejakulasi dini. Ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita ditandai dengan orgasme terlalu cepat, ketidakpuasan seksual, hingga gangguan hubungan dengan pasangan.
- Penyebab ejakulasi dini pada wanita bisa berupa faktor psikologis atau emosional, sensitivitas tinggi, kebiasaan seksual, dan pengaruh obat atau stimulan.
- Untuk mengatasi ciri-ciri ejakulasi dini pada wanita, cara yang bisa dilakukan meliputi latihan kontrol dan kesadaran diri, komunikasi dengan pasangan, teknik stop-start, perubahan pola seksual, terapi seksual dan konseling, penggunaan produk dan obat-obatan, serta senam Kegel.
[embed-health-tool-ovulation]