Organ ini mungkin hanya tampak oleh mata telanjang sebagai tombol kecil. Namun faktanya, organ ini berukuran lebih besar dari yang Anda kira.
Melansir Cleveland Clinic, seluruh klitoris, dari bagian kelenjar hingga crura, panjangnya sekitar 3,5—4,5 inci (kurang lebih 9—11 cm) serta lebarnya sekitar 2,5 inci (6,35 cm).
Bagian kelenjar (glans) yang umumnya terlihat di bagian luar berdiameter sekitar 3/4—1 inci atau sekitar 2—2,5 cm.
3. Klitoris bisa ereksi
Klitori juga bisa ereksi karena terdiri dari jaringan halus yang sensitif terhadap rangsangan dan dipenuhi oleh darah layaknya penis pada pria.
Seperti pada penis, ereksi yang terjadi akan membuat organ ini membengkak dan lebih besar, meski tak akan terlalu kentara.
Bagian intim tersebut pun memiliki saraf yang lebih banyak daripada bagian tubuh mana pun, termasuk penis. Ada sekitar 8.000 saraf pada organ ini.
4. Terlalu banyak rangsangan membuat klitoris sakit

Bagian kelenjar pada clitoris dipenuhi ujung saraf yang membuatnya sangat sensitif. Terkadang, terlalu banyak rangsangan atau tekanan pada bagian kelenjar ini dapat membuat klitoris sakit.
Bukan cuma itu, pembengkakan yang terjadi pada clitoris akibat rangsangan juga bisa menambah tekanan pada dinding vagina.
Jadi terkadang, meski terasa nikmat, pembengkakan ini mungkin membuat Anda merasa sedikit tidak nyaman.
5. Klitoris sakit bisa terjadi karena berbagai penyebab
Organ berbentuk tombol ini memang bisa terasa sakit jika mendapat rangsangan berlebihan. Akan tetapi, klitoris yang sakit juga bisa terjadi karena kondisi medis lain yang memengaruhinya.
Misalnya, cedera, infeksi, atau beberapa penyakit pada wanita lainnya, seperti lichen sclerosus, perlengketan klitoris, serta kanker vulva.
Selain itu, clitoris juga bisa terasa gatal yang umum terjadi karena reaksi alergi. Misalnya akibat produk kewanitaan yang mengandung zat berbahaya atau terhadap kondom pasangan Anda.
6. Klitoris bisa mengecil
Terkadang, beberapa wanita lansia berpikir bahwa organ teratas vulva ini menghilang seiring usia. Faktanya, clitoris tidak menghilang, tetapi dapat menjadi lebih kecil dari waktu ke waktu.
Melansir Sutter Health, mengecilnya organ ini terjadi setelah berkurangnya kadar hormon wanita (estrogen dan progesteron) akibat menopause.
Ini adalah hal normal yang terkait dengan penuaan. Kondisi ini disebut juga dengan atrofi urogenital.
Itulah beberapa hal seputar clitoris pada wanita. Jika Anda mengalami keluhan terkait organ reproduksi ini, konsultasikan kepada dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar