Kondisi dinding rahim tipis juga berkaitan dengan salah satu masalah kesehatan wanita. Perlu Anda ketahui bahwa kondisi dinding rahim dapat memengaruhi kesuburan serta kesempatan terjadinya kehamilan.
Apa saja gejala, penyebab, serta pengobatan dinding rahim yang tipis? Berikut penjelasan lengkapnya yang harus wanita ketahui.
Apa itu dinding rahim tipis?
Endometrium adalah lapisan dalam rahim (dinding rahim) yang bisa mengalami perubahan sepanjang siklus menstruasi sebagai bentuk respons dari hormon.
Mengutip dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, hormon estrogen berperan membuat lapisan rahim tumbuh dan menebal sebagai persiapan pembentukan rahim untuk kehamilan.
Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron menurun. Penurunan kadar hormon ini yang menjadi penyebab menstruasi serta peluruhan lapisan dinding rahim.
Tak hanya penebalan dinding rahim, wanita juga bisa mengalami kondisi endometrium terlalu tipis.
Sebenarnya, belum ada kesepakatan yang jelas berapa ketebalan endometrium yang dinyatakan terlalu tipis ataupun terlalu tebal karena setiap dokter mempunyai pendapat berbeda.
Akan tetapi, perlu Anda ketahui pula bahwa endometrium tergolong tipis apabila ketebalannya kurang dari 7 mm.
Kondisi ini juga bisa mengakibatkan masalah kesuburan serta penurunan kesempatan terjadinya kehamilan karena membuat sel telur sulit menempel dan tidak berkembang.
Apa tanda dan gejala dinding rahim tipis?
Dinding rahim tipis bisa menjadi tanda atau gejala penurunan kesuburan secara umum sehingga mengurangi kemungkinan kehamilan.
Berikut adalah beberapa gejala menipisnya dinding rahim yang berkaitan dengan infertilitas.
- Siklus menstruasi tidak teratur.
- Nyeri perut atau kram yang tidak biasa saat haid.
- Perdarahan menstruasi terlalu sedikit.
- Susah hamil.
Apa penyebab dinding rahim tipis?
Ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab endometrium tipis, seperti peradangan, pengobatan tertentu, hingga struktur dari lapisan rahim.
1. Endometritis
Peradangan seperti endometritis bisa menjadi penyebab menipisnya dinding rahim. Ini biasanya terjadi karena infeksi dari area vagina hingga leher rahim.
Apabila tidak melakukan perawatan, infeksi akut dan kronis bisa mengakibatkan kerusakan lapisan basal endometrium.
2. Gangguan hormon
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dapat menjadi penyebab dinding rahim tipis.
Ini termasuk saat kadar hormon estrogen terlalu rendah dalam tubuh. Hal ini karena kedua jenis hormon tersebut, terutama estrogen, mengontrol pertumbuhan lapisan rahim.
3. Perawatan kesuburan
Pengujian cadangan ovarium adalah bagian dasar dari perawatan kesuburan. Hal ini pun menjadi tahapan yang cukup penting sebelum melakukan program hamil seperti bayi tabung.
Namun, respons ovarium yang buruk setelah perawatan juga bsia menjadi penyebab endometrium tipis.
Selain tindakan pengujian cadangan ovarium ini, konsumsi obat kesuburan yang berulang kemungkinan bisa memberikan efek pada ketebalan dinding rahim.
Penyebab lainnya
Bagaimana dokter mendiagnosis dinding rahim tipis?
Berbeda dengan kondisi kesehatan yang gejala atau tandanya terlihat langsung, dokter perlu melakukan pemeriksaan serta tes untuk mendiagnosis dinding rahim tipis.
1. USG transvaginal
Kondisi endometrium tipis berkaitan dengan gangguan menstruasi hingga masalah kesuburan. Maka dari itu, kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Prosedur USG transvaginal berfungsi untuk mengukur ketebalan dinding rahim dengan menggunakan alat kecil pada bagian vagina yang bisa memperlihatkan gambar organ panggul.
2. Histeroskopi
Jika perlu melakukan diagnosis mendalam, dokter akan menggunakan histeroskop untuk melakukan pemeriksaan dan melihat ke dalam rahim.
Prosedur histeroskopi ini kemungkinan dapat melihat kelainan dalam rongga endometrium sekaligus mengambil biopsi.
Bagaimana cara mengobati dinding rahim tipis?
Dokter akan melakukan pengobatan atau perawatan dinding rahim tipis sesuai dengan penyebabnya.
Salah satunya yaitu terapi hormon. Terapi hormon dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Di samping itu, kemungkinan dokter juga akan melakukan terapi penggantian hormon.
Pada terapi penggantian hormon, dokter mengombinasikan estrogen dan progesteron guna menyeimbangkan kadar estrogen.
Setelah itu, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan atau pemberian suplemen yang dapat meningkatkan aliran darah.