Pada beberapa kondisi, vagina bisa mengalami lecet. Meski luka lecet tampak ringan, vagina bisa terasa sakit hingga membuat Anda tidak nyaman beraktivitas.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Pada beberapa kondisi, vagina bisa mengalami lecet. Meski luka lecet tampak ringan, vagina bisa terasa sakit hingga membuat Anda tidak nyaman beraktivitas.
Membiarkan lukanya terbuka tanpa perawatan khusus pun bisa mengakibatkan infeksi pada vagina karena memudahkan bakteri masuk dan meradang.
Nah, apa penyebab lecet pada vagina dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut untuk mendapatkan jawabannya.
Luka lecet bisa terjadi di bagian dalam vagina atau pada kulit luarnya (area vulva). Jenis luka pada vagina ini umumnya ringan dan tidak menimbulkan masalah yang serius.
Meski begitu, munculnya luka bisa membuat vagina terasa perih atau sensasi seperti terbakar, termasuk saat buang air kecil, hingga menimbulkan perdarahan ringan.
Adapun bentuk iritasi pada vagina ini bisa terjadi karena berbagai penyebab. Berikut adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan luka lecet pada vagina Anda.
Terkadang, vagina bisa lecet setelah beraktivitas seksual. Ini termasuk fingering maupun penetrasi secara seksual.
Kondisi ini umum terjadi jika penetrasi atau dorongan benda apa pun yang masuk ke vagina begitu kuat atau kasar hingga bisa membuat area kewanitaan ini terluka.
Meski begitu, ada beberapa faktor yang bisa membuat luka lecet pada miss V lebih mungkin terjadi akibat aktivitas seksual, seperti berikut ini.
Biasanya, menghilangkan atau melakukan hair removal treatment pada bulu kemaluan juga berisiko melukai area vagina.
Menurut studi JAMA Dermatology, sekitar 25% orang mengalami luka setelah mencukur bulu kemaluannya.
Berbagai cara apa pun untuk menghilangkan bulu kemaluan berisiko menyebabkan luka. Ini termasuk waxing atau bercukur menggunakan pisau cukur dengan cara yang kurang tepat.
Misalnya, mencukur dalam posisi tiduran atau menggunakan pisau cukur yang tidak bersih. Adapun kondisi ini tidak hanya berisiko menimbulkan lecet, tetapi juga infeksi pada vagina Anda.
Biasanya, orang yang melahirkan secara normal memiliki luka pada vaginanya. Ini bisa terjadi di bagian dalam vagina, vulva, labia, hingga perineum (area kulit antara vagina dan anus).
Bahkan, melansir Jean Hailes, lebih dari 85% wanita akan mengalami beberapa luka selama persalinan normal, tetapi jumlah kasusnya menurun pada proses kelahiran berikutnya.
Adapun luka lecet hingga robekan pada vagina pascapersalinan lebih mungkin terjadi pada kondisi tertentu.
Misalnya, melahirkan bayi yang besar, penggunaan forsep selama persalinan, atau mengejan lebih cepat sebelum pembukaan lengkap (ketika kulit meregang dan menipis).
Vagina yang lecet umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari atau sekitar seminggu.
Meski begitu, bukan berarti luka goresan pada vagina ini bisa Anda biarkan begitu saja. Pasalnya, luka yang ringan seperti lecet sekali pun berisiko mengalami infeksi jika dibiarkan.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika ini terjadi? Berikut adalah perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi vagina lecet.
Untuk mengurangi rasa sakit pada vagina akibat luka, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang bebas dibeli di apotik.
Jika dibutuhkan, obat pereda nyeri yang lebih kuat mungkin akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi vagina lecet Anda.
Vagina yang lecet memang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kondisi, luka vagina bisa saja menimbulkan masalah atau penyakit pada wanita lainnya. Misalnya, seperti di bawah ini.
Bila Anda menemui hal tersebut dan telah berupaya meredakan luka pada vagina, segera konsultasikan pada dokter. Dokter akan memberikan pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Misalnya, jika luka sudah terinfeksi, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik atau obat-obatan lainnya khusus untuk vagina.
Tanyakan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai jenis pengobatan yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar