Bila testosteron adalah hormon pria, estrogen identik dengan hormon reproduksi wanita. Hal itu tidaklah salah karena estrogen berperan penting dalam seksualitas dan reproduksi wanita.
Namun, fungsi hormon estrogen tidak hanya itu. Berikut penjelasan lengkap seputar hormon estrogen yang perlu Anda ketahui.
Fungsi hormon estrogen
Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam perkembangan seksual dan reproduksi wanita termasuk siklus haid sampai menopause.
Namun selain mengatur hal tersebut, estrogen memiliki banyak fungsi. Berikut fungsi hormon estrogen pada wanita.
1. Memperkuat tulang dan gigi
Mengutip dari Healthy Women, estrogen membantu mencegah pengeroposan tulang dan gigi.
Cara kerjanya, yaitu hormon ini bekerja sama dengan kalsium dan vitamin D untuk menguatkan tulang dan gigi.
Sampai usia 30 tahun, tubuh lebih banyak bekerja untuk membentuk dan menguatkan tulang secara teratur.
Ketika kadar hormon ini menurun atau setelah menopause, tubuh lebih sering mengalami keretakan dan pengeroposan tulang.
Maka dari itu, wanita saat menopause kehilangan 20% massa tulang.
2. Menjaga vagina dan saluran kemih
Tidak hanya memperkuat tulang, hormon estrogen juga berperan penting dalam menjaga kesehatan vagina dan saluran kemih.
Hormon yang satu ini menjaga vagina tidak kering, membuat dinding vagina tebal, dan meningkatkan gairah seksual.
Ketika kadar estrogen rendah, vagina wanita akan lebih kering dan membuat nyeri saat berhubungan seksual.
Lalu, bagaimana dengan saluran kemih? Saat kadar hormon ini menurun, lapisan uretra yang membawa urine dari saluran kemih ke luar tubuh mengalami penipisan.
Hal tersebut memicu wanita mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Maka dari itu, estrogen berfungsi agar lapisan uretra tetap tebal dan mengurangi risiko ISK.
3. Memulai siklus menstruasi
Mengutip dari Hormone, estrogen berperan penting dalam siklus menstruasi wanita selama masa pubertas.
Hormon ini berpengaruh pada tumbuhnya payudara, rambut kemaluan, dan rambut ketiak.
Ketika beranjak usia subur, sekitar 15—49 tahun, produksi hormon wanita akan meningkat saat masa menstruasi.
Pada masa itu, estrogen menebalkan lapisan rahim dan mematangkan sel telur sehingga siap melakukan pembuahan.
Namun, ketika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan keluar dan menjadi proses menstruasi. Pada saat itulah estrogen akan menurun ke angka normal.
4. Menjaga kehamilan
Saat Anda sedang masuk fase kehamilan, produksi hormon estrogen akan meningkat dari biasanya.
Pada fase ini, estrogen memiliki peran cukup penting untuk menunjang kesehatan ibu dan janin, yaitu:
- membuat rahim lebih kuat,
- meningkatkan perkembangan organ janin,
- menyebarkan nutrisi ke janin, dan
- memicu gejala kehamilan (mual dan payudara bengkak).
Setelah melahirkan dan masuk fase menyusui, kadar estrogen pada ibu hamil akan kembali normal.
Kadar estrogen pada wanita harus seimbang, tidak boleh kurang atau lebih. Kelebihan hormon estrogen bisa memicu beberapa kondisi, salah satunya gairah seksual yang rendah.
Sementara itu, bila kekurangan hormon estrogen, wanita berisiko mengalami obesitas dan osteoporosis.
5. Menjaga kesehatan jantung
Mengutip dari Cleveland Clinic, estrogen sangat berperan dalam setiap jaringan dan organ wanita, termasuk jantung dan pembuluh darah.
Berikut beberapa manfaat hormon estrogen untuk kesehatan jantung.
- Meningkatkan kolesterol baik atau HDL.
- Menurunkan kolesterol jahat atau LDL.
- Memacu pembentukan gumpalan darah yang membuat aliran darah meningkat.
- Menyerap radikal bebas.
- Memengaruhi sistem kardiovaskular.
- Melindungi dari penyakit jantung.
Masih mengutip dari situs Cleveland Clinic, wanita bisa mengalami penyakit jantung 10 tahun lebih lambat daripada pria.
Meski begitu, saat usia wanita sudah masuk 65 tahun, risiko terkena penyakit jantung sama dengan pria. Ini karena penurunan kadar estrogen saat menopause.
Saat kadar estrogen turun, kadar kolesterol jahat atau LDL meningkat dan HDL menurun.
Kondisi tersebut menyebabkan penumpukan lemak dan kolesterol di pembuluh darah arteri yang memicu serangan jantung.
6. Menurunkan risiko kanker
Kadar estrogen dalam tubuh bermanfaat untuk menurunkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, kolorektal (usus besar dan rektum), serta ovarium.
Mengutip dari Cleveland Clinic, wanita yang menjalani terapi hormon dengan menambah jumlah estrogen dalam tubuh memiliki risiko penurunan kanker usus besar.
Namun, pemakaian terapi penggantian hormon masih menimbulkan kontroversi. Berikut persentase pengaruh terapi hormon dan kanker.
- Peningkatan kasus kanker payudara sebanyak 26%.
- Menurunan kasus kanker usus besar sebesar 37%.
- Tidak berpengaruh pada kanker endometrium.
Penting untuk Anda mendiskusikan terapi ini dengan dokter. Nantinya, dokter akan memberikan penanganan yang tepat dengan masalah kesehatan Anda.
Adakah fungsi estrogen pada pria?
Estrogen tidak hanya dimiliki wanita, tetapi juga pria dengan kadar yang jauh lebih rendah.
Asian Journal of Andrology menerbitkan jurnal yang meneliti hormon estrogen pada pria yang berpengaruh pada perkembangan seksualnya.
Jenis estrogen yang ada pada pria adalah estradiol. Tugas dari hormon ini adalah membantu testosteron dalam menjaga keseimbangan libido, fungsi ereksi, dan spermatogenesis (pembentukan sel sperma).
Cara kerja hormon estrogen
Ovarium, yang memproduksi sel telur, menjadi sumber terbentuknya hormon ini.
Tidak hanya itu, kelenjar adrenal yang terletak pada bagian atas ginjal juga berperan dalam membentuk estrogen.
Melansir dari Hormone, tubuh memproduksi tiga tipe hormon estrogen, yaitu sebagai berikut.
- Estradiol: jenis estrogen setelah wanita melahirkan anak.
- Estriol: estrogen selama kehamilan.
- Estrone: hormon estrogen setelah menopause.
Setiap wanita bisa mengalami peningkatan dan penurunan kadar hormon ini. Biasanya, estrogen meningkat jelang menstruasi dan selama kehamilan.
Setelah itu, hormon akan mengalami penurunan secara alami setelah menstruasi dan melahirkan.
Tingkat estrogen juga menurun saat wanita mengalami menopause atau berhenti menstruasi.
Bagaimana jika wanita kekurangan hormon estrogen?
Berikut ini adalah beberapa dampak yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami
kekurangan hormon estrogen.
- Gangguan menstruasi.
- Gejala menopause dini.
- Meningkatkan risiko osteoporosis.
- Meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Gangguan mood.
- Gangguan keseimbangan energi.
Cara meningkatkan hormon estrogen
Ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi estrogen pada wanita, yaitu dengan mengganti pola makan dan bantuan medis.
1. Mengonsumsi kacang kedelai
Bila ingin menambah kadar estrogen tanpa melakukan bantuan medis, Anda bisa mencoba dengan mengubah pola makan lebih sehat.
Salah satu makanan yang bisa meningkatkan hormon estrogen adalah kacang kedelai.
Toxicology Research melakukan penelitian mengenai pengaruh kacang kedelai terhadap hormon ini.
Hasilnya, kacang kedelai merupakan sumber dari fitoestrogen yang mengikat reseptor estrogen sehingga hormon bisa meningkat.
Kacang kedelai juga bisa mengurangi risiko kanker payudara pada wanita. Jenis makanan yang mengandung kacang kedelai di antaranya tahu, tempe, edamame, dan susu kedelai.
2. Makan buah kering
Selain kacang kedelai, buah kering termasuk makanan yang mengandung hormon estrogen.
Penelitian dari Mini Reviews In Medicinal Chemistry menemukan fakta bahwa buah kering seperti kurma, plum, dan aprikot mengandung fitoestrogen yang tinggi.
Fitoestrogen adalah kelompok tanaman, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah, yang memiliki sifat menyerupai hormon estrogen.
3. Mengonsumsi biji wijen
Bahan yang satu ini sering menjadi pelengkap dalam masakan untuk memberi rasa gurih dan pedas yang tidak terlalu menyengat.
Biji wijen termasuk kelompok fitoestrogen, yaitu tanaman yang memiliki sifat menyerupai hormon estrogen.
Penelitian dari The Journal Of Nutrition menunjukkan fakta menarik bahwa konsumsi bubuk biji wijen bisa memengaruhi kadar estrogen wanita pascamenopause.
Wanita pascamenopause menjadi responden penelitian ini. Peneliti meminta mereka untuk mengonsumsi 50 gram bubuk biji wijen setiap hari selama 5 minggu.
Hasilnya, kadar estrogen dan kolesterol baik dalam darah meningkat.
4. Terapi hormon
Ini adalah terapi untuk menambahkan estrogen dalam tubuh. Terapi hormon bisa Anda gunakan untuk mengurangi gejala menopause dan membantu mencegah osteoporosis.
Meski begitu, tidak semua wanita membutuhkan terapi hormon untuk menambahkan estrogen.
Konsultasikan dengan dokter bila ingin melakukan terapi ini. Tanyakan mengenai risiko kesehatan bila menjalani terapi hormon.
[embed-health-tool-ovulation]